Dampak

662 83 49
                                    

hai hai kalongers! 

"Thor, kenapa sih kok jadi kakak-adik?", "Gimana endingnya kalo mereka saudara?", "Oii Thor!", "Thoooorrrrrr woi Thoorrrrrr! Kampret si Author!"

hahahahah mungkin itu kegundahan dan kekesalan kalian sejak awal baca. percayalah, wahai reader budiman, author maha membalikkan hati kayak penggorengan. hihihii

"Kita memang tidak tahu kepada siapa cinta bersinggah nanti, tapi jika mau tentu bisa menghentikan cinta itu sebelum menyakiti banyak hati. Dan mencintai Seohyun sama saja menanam benih ketidaknyamanan pada hubungan keluarga kalian. Bahkan kalau Seohyun mencintaimu pun, bagaimana dengan Yuri dan Juran? Apa mereka bisa terima?"

Yoona terdiam sambil mengetuk-ngetuk gelas berisi cocktail. Masih utuh dan dua balok es pun telah terkikis habis. Entah sampai kapan cairan beralkohol akan didiamkan sembari berbicara perihal hati. Orang bilang soal hati memang tiada habisnya.

"Aku mengerti kegelisahanmu, Yoongie. Hal paling membingungkan sekaligus menyenangkan dari cinta adalah keadaan dan cinta itu sendiri. Tak punya wujud dan rasa salah. Mereka suka bermain hati kemudian pergi tanpa tanggung jawab."

Yoona tertawa hampa untuk menutupi kegundahan. Menimang-nimang sejak kapan sahabatnya berubah profesi menjadi penyair.

"Tawamu tidak menyenangkan. Jangan lakukan lagi!"

"Ssshh, huuhhhh." Napas panjang disertai kerisauan keluar dari paru-paru Yoona. Sejenak dia merasa nyaman usai mengeluarkan sedikit gumpalan yang menyesakkan. "Ngomong-ngomong di mana Fany unnie? Aku seperti menemani bocah."

"Ya, kau harus bersyukur karena Pany belum pulang dari LA. Paling tidak ada yang menemani rusa lajang. Hahahah." Balas Taeyeon kalah pedas. Sedangkan, dia  sudah punya pasangan bahkan bertunangan.

Yoona melirik kesal seraya menyenggol lengan Taeyeon. "Kurang ajar! Jangan lupa siapa yang menjodohkan sekaligus menjadi penengah setiap kali kau berulah! Jika tidak...,"

"Yaahhh, berulah apa?"

"Harus disebutkan? Sulli? Seolhyun? Yeri? Aaahh, lama-lama mirip pedofil."

Bukk!

"Hahahaha. Banyak juga daun mudamu."

Buukkk! Seseorang tak sengaja menabrak dan menjatuhkan minuman saat Yoona memutar posisi duduk membelakangi meja bar.

"Aigoo..., mianhae."

"Ah, tidak. Aku yang salah." sanggah Yoona berdiri. "Yaahh, ternyata kau."

"Song Qian ah, darimana saja? Kenapa baru datang?" sapa Taeyeon melihat wanita yang tak sengaja menumpahkan minuman ke kemeja Yoona.

"Hahahaha. Menjemput mereka." Sahut Victoria seraya menunjuk dua wanita di samping kanan dan kini. "Apa kalian bawa tissue?"

Wanita berambut pirang tak kalah pendek dari Taeyeon lantas mengeluarkan bungkusan kecil dari saku celana dan menyodorkan ke Victoria. Sejenak dia tampak dingin tapi saat memandang Taeyeon dan Yoona, seulas senyum kecil sontak memusnahkan hawa dingin.

"Yoongie ah, mianhae eoh."

"Tak apa, hanya ketidaksengajaan."

"Oh iya kenalkan, Krystal, yang kuceritakan kemarin, Yoong. Hehehe. Dan ini Jessica, kakak Krystal."

"Annyeong, salam kenal."

Yoona tersenyum mengangguk dan mengulurkan tangan, tapi Taeyeon lebih dulu menjabat tangan Krystal dan Jessica sambil terperingis ramah. Atau keramahan yang dibuat-buat mengingat sang kekasih tidak di sini.

Find Half SoulTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang