sepatu 🍁

41 4 0
                                    

"hossh hossh." nafas Qiana memburu karena berlari agar cepat sampai kekelasnya.

"yaampun na lo dari mana aja ini udah jam pulang loh. Lo dikamar mandi tidur ya?" cecar anggie heran melihat sahabatnya ini terlalu lama dikamar mandi, sampai sampai bu nova yang tadi mengajar sudah keluar kelas karena memang ini sudah jam pulang sekolah.

"aduuh gue duduk dulu deh engap ini gue abis lari." Qiana duduk dibangkunya sambil menarik nafas dalam dalam dan menghembuskannya berusaha menghilangkan detak jantungnya yang berpacu kencang akibat berlari.

"emang lo lari dikerjar apa?  Gue kira lo lari karena ditoilet ada hantuu." anggie mencoba menakut nakuti Qiana.

"bukan hantu, ini lebih dari itu."

" yaa tarus lo kenapa sampe lari lari kayak tadi huh?  Btw lo pake sepatu cuma sebelah na, yang satu kemana?" tanya anggie sambil memperhatikan kebawah melihat kaki Qiana yang hanya memakai satu sepatu saja.

"hmm itu hmm gimana ya jelasinnya."bingung Qiana sambil menggigit kuku jarinya.

"jangan bilang sepatu lo yang satunya gak ada karena lo abis nimpuk orang? " anggie mulai curiga karena waktu sd Qiana pernah hanya memakai satu sepatu setelah ia cerita sepatunya hilang buat nimpuk orang.

Qiana nyengir tidak berdosa memperlihatkan gigi putihnya dan mengangguk.

"WHATT!! KOK BISA? "

"ya abisnya gue kesel liat kak arga berantem sama kakel gue gak tau namanya siapa.  Karena gue bingung misahin mereka jadilah gue lempar sepatu gue ke arah mereka eh gak sengaja malah kena kepala kak arga." jelas Qiana ia masih merasa bodoh telah melakukan hal konyol seperti tadi.

"WHATT!! lo nimpuk kak arga?  Serius?  Wah parah lo. Tapi kak arga gak pingsan kan lo timpuk pake sepatu?  Gak kenapa napakan dia?"

"issh lo tuh bukanya khawatirin gue malah khawatirin kak arga. Gimana sih lo sahabat gue bukan? " omel Qiana kesal.

"hehe kan lo baek baek aja didepan gue jadi gue udah gak khawatir lagi na. Terus nih ya kak arga tau gak kalo lo yang udah nimpuk dia pake sepatu? " tanya anggie penasaran.

"gue gak tau. Begitu gue lempar sepatunya dan pas banget kena kepala kak arga gue langsung kabur lari ke sini gue takut banget sumpah." cemas Qiana tangannya meresam dasi karena merasa takut.

"padahal semalem lo abis ditolongin kak arga lo na bukanya bilang makasih kek atau baik baikin dia malah lo timpuk kepalanya gak tau diri lo ihh."

"ya terus gue harus gimana? "tanya Qiana.

"lo harus minta maaf ke dia lah." saran anggie membuat Qiana sempat berfikir.

"tapi gue takut gimana kalo dia maki maki gue terus marah marah gitu."

"percaya sama gue kak arga gak mungkin marah marah apalagi maki maki lo tau sendiri dia kan irit ngomong. Paling paling nanti lo dicuekin atau didiemin." jelas anggie sambil tertawa membayangkan bagaimana ekspresi Qiana jika meminta maaf pada arga.

"hmm gapapa deh didiemin yang penting gue harus minta maaf ke dia. Gue harus SEMANGAT. " ucap Qiana semangat seraya mengepalkan tangannya diudara.

"naah gitu dong baru sahabat gue."

"yaudah yuk pulang."

"lo pulang mau pake sepatu sebelah doang?" tanya anggie.

"terus mau gimana lagi. Nanti gue ke halte terus langsung masuk ke angkot deh biar gak malu malu banget."

"oke deh yuk kedepan bareng, gue udah dijemput mamah gue nih."

Mereka berdua keluar kelas dengan Qiana yang berjalan menggunakan sebelah sepatunya agak malu sih karena disekolah masih ada beberapa siswa yang mengikuti eskul dan memeprhatikan Qiana.

FREEZETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang