ngekor 🍁

35 3 1
                                    

Sudah satu bulan hubungan arga dan qiana semakin hari mereka semakin dekat dan membuat banyak pasang mata iri dan kagum sekaligus melihat sepasang kekasih ini.

Arga yang dulunya dingin tak tersentuh sekarang mulai berubah menjadi hangat meskipun sikap hangatnya hanya ia tunjukan kepada qiana namun itu merupakan perubahan yang cukup bagus. Sahabat sahabat arga pun senang karena dengan adanya qiana dihidup arga sekarang arga sudah kembali seperti dulu.

Arga selalu berada disamping qiana. Ia benar benar tak bisa jauh dari qiana sampai terkadang qiana juga merasa risih karena diikutin terus dengan arga.

"kamu pulang aja deh ga." ucap qiana lelah berbicara dengan manusia keras kepala macam arga.

"gak. Aku ikut." ucap arga dingin.

"iih ini kan acara cewek ngapain juga kamu ikut, lagian aku sama anggie tuh pingin ngabisin waktu berdua khusus cewek ga masa nanti kamu cowok sendiri disana." jelas qiana panjang lebar.

"siapa bilang aku sendiri aku ajak adit sama vano."

"susah banget sih dibilangin." kesal qiana lalu berjalan mendahului arga.
Qiana menghampiri anggie yang sudah menunggu didepan gerbang.

"haii qi gimana boleh? " tanya anggie setelah qiana sudah berada disampingnya.

"boleh." ucap qiana tak semangat.

"wiss tumben tuh kutub ngebolehin lo keluar."

"tapi dia mau ngikut juga kan kesel gue pingin beduaan sama lo aja nggie itung* ngabisin waktu berdua kita kan udah jarang pergi berdua." ucap qiana.

"hmm yaa gapapa kali qi lagian kalo ada kak arga pasti ada dua curut ngikut jadi tambah rame deh."

Brem

Brem

Suara motor besar membuat kedua cewek itu menoleh ke sumber suara. Itu motor arga and the geng motor arga berhenti tepat di samping qiana.

"ayok." arga melepas helmnya menatap qiana.

"kita berdua mau naik taksi aja kalian kalo mau ikut duluan aja." ucap qiana, lalu menggandeng anggie pergi dari tempat itu.

"dikacangin ga." ucap vino yang berada dibelakang arga.

"ikutin." arga mengenakan helmnya kembali dan menyalakan motornya lalu melesat diikuti dua sahabatnya,  mengejar taksi yang sudah ditumpangi qiana dan sahabatnya.

Qiana dan anggie turun dari taksi. Qiana buru buru menarik tangan anggie segera masuk ke dalan mall.

"pelan pelan dong na." ucap anggie kesal tangannya ditarik tarik emang dia kambing apa maen tarik sembarangan.

"hehe sorry abisnya gue takut arga masih ngikutin kita." ucap qiana.

"yaudah sekarang nyatanya gak ada kan si arga dan duo curut jadi kita bebas sekarang kita happy* aja karna sekarang waktunya..."

"GIRLS DAY. " ucap mereka bersamaan.

30 menit sudah qiana dan anggie mu muter muter mall sekarang mereka sudah menenteng paperbag nya masing masing. Biasa lah cewek kalo udah sampe mall suka gatel pingin belanja wkwk.

"kita beli makan dulu kuy na laper gue kasian dedeknya kelaperan." ajak anggie sambil mengelus perutnya dramatis.

"ayok gue juga udah laper kita makan di sana aja."

Mereka duduk dibangku ujung karna memang sekarang ini pengunjung nya ramai sekali. Pelayan mendatangi mereka berdua dan mencatat pesana mereka.

Qiana mengedarkan pandangannya dan tak disangka ia pandangannya tertuju pada segrombol manusia yang terdiri dari taga orang sedang duduk di bangku tengah qiana sangat hafal betul postur tubuh itu. Ya siapa lagi kalau bukan sang pacar yang posesive  nya itu. Arga. Dan dua sahabatnya tentunya.

"udah gue duga." gumam qiana.

"kenapa qi?" tanya anggie heran melihat sahabatnya bergumam sendiri.

"lihat kebelakang." anggie pun melihat kebelakang dan tatapannya jatuh pada meja tengah yang sedang diduduki 3 orang itu dan yang paling bikin salting vano senyumin anggie buru buru dia langsung menghadap kembali ke qiana.

"OMG!!!  Barusan gue disenyumin kak vano!!" girang anggie sambil memukul mukul meja pelan karena ia masih malu ada banyak pengunjung.

"baperan huh." ejek qiana.

"bodok." balas anggie masih dengan senyuman bahagianya.

"udah dibilangin juga jangan ngikut masih aja ngikut huhh. Dasar posesive." batin qiana. Memandang arga yang juga memandangnya hingga tatapan mereka bertemu namun arga menatap sambil mengunyah kentang dimulutnya.
Buru buru qiana mengalihkan pandangannya.

Ketika qiana menoleh kembali lada arga, sudah ada kentang yang disodorkan arga didepan mulutnya.

Qiana pun langsung melahapnya dan dengan sengaja menggigit jari telunjuk arga.

"awww sayang sakit." teriak arga karena qiana tidak melepaskan gigitannya.

"bodok." setelah qiana melepaskan jari telunjuk arga dari mukutnya.

"untung sayang." gumam arga pelan dan hanya dia saja yang bisa kendengarnya.

"bisa gak sih lo berdua jangan mesra mesraan didepan gue gerah tau gak." ucap vano jengah melihat sepasang kekasih didepannya ini.

"kak vano liatin aku aja biar gak gerah." ucap anggie yang duduk disebelah vano dengan memasang senyum paling manisnya.

"males." ucao vano acuh dengan tetap meminum minumannya dengan santai.

Anggie pun memanyunkan bibirnya. Padahal dia sudah lama memperhatiakan vano tapi tetap saja cowok itu tidak peka.

Melihat sahabatnya diacuhkan oleh vano qiana pun memiliki rencana. Ia berbisik pada arga.  Memberutahukan sebuah rencana agar sahabatnya itu bisa lebih dekat dengan vano sahabat arga. Arga oun menuruti rencana pacar nya itu.

"gue sama qiana cabut." ucap arga.

"mau kemana lo? Gak tau diri lo ga udah gue temenin kesini malah lo ninggalin gue sendiri" protes vano.

"kan ada aku kak." ucap anggie.

"gue kira lo nyamuk abisnya kecil sih gak keliatan." canda vano.

"jahaddd."

***
Akhirnya bisa up lagi. Alhamdulillah part ini selesai juga, semoga ceritanya disukai.

FREEZETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang