Sembilan

1.3K 41 0
                                    

8 September 2014

Rena

Semenjak kejadian itu. Gue sakit, gue gak masuk sekolah. Hati gue masih gak sanggup untuk menerima apa yang gue dengar kemarin.

"Rena sayang, kamu gak sekolah?"tanya bunda ketika dia masuk kekamarku dan duduk dipinggiran ranjang.

"Gak bund, kepala aku sakit. Kayak mau pecah gitu"balasku serak. Ya, sejujurnya bukan kepala gue yang sakit. Tapi hati dan perasaan gue.

"Yaudah, nanti bunda telpon teman kelas kamu. Supaya kamu dizinin karena sakit"kata bunda lembut. Dan pergi saat gue menganggukkan kepala.

"Kamu istirahat aja yah sayang. Jangan pikirin yang lain-lain dulu. Bunda akan telpon dokter"kata bunda lagi dan kemudian menutup pintu kamar. Setelah beberapa menit. Kak Reno datang dengan wajah yang pucat.

"Astaga kak, kakak kenapa? Kok pucat gitu?"tanyaku dan langsung memegang keningnya untuk mengetahui apakah kak Reno demam atau tidak

"Yang seharusnya tanya itu gue. Lo kenapa? Kok bisa sakit? Tadi pagi perasaan gue gak enak. Ternyata lo lagi sakit"kata kak Reno dengan lembut dan duduk disampingku

"Cuman demam kok kak, palingan kalau gue istirahat nanti juga mendingan"kataku meyakinkan

"Gue gak percaya sama lo Rena, gue tau lo, tau apa yang lo rasakan. Nanti gue tanya bunda untuk izinin gue. Gue mau jaga saudara kembar gue."

"Kak Reno gak usah repot-repot, gue gak papa kok. Kak Reno kesekolah aja gih. Kan ada Bi Inah yang jagain gue"

"Bagaimana gue bisa sekolah kalau kembaran gue sakit. Nanti kalau gue sekolah, perasaan gue gak tenang. Udah tenang aja. Gue kebawah dulu tanya bunda, nanti kalau gue datang. Lo harus cerita ke gue"kata kak Reno, dan kemudian pergi dari kamar gue.

Guepun mengangguk dan mengambil novel yang akan gue baca. Setelah beberapa menit kak Reno datang dan seorang dokter, gue yakin itu mungkin dokter Alex. Dokter keluarga gue sekaligus sahabat Ayah.

"Rena, kamu kenapa? Kok mimisan gitu?"kata Dokter Alex kaget saat ada cairan merah yang turun dari hidungku. Dan saat itu kak Reno langsung lari ke dekatku dan membantuku membersihkan darah yang ada dihidungku

"Ya ampun Rena, lo gak papa? Muka lo pucat banget. Kita Ke rumah sakit sekarang"kata Kak Reno panik. Kembaran gue yang ini paling menyayangi gue labig dari apapun. Dia akan lebih mementingkan gue daripada hal lainnya

"Aku gak papa kok Dok, tadi kepala aku tiba-tiba sakit banget"kataku saat melihat dokter Alex memeriksaku dan kemudian melirik kak Reno dengan wajahnya yang khawatir

"Kak, gue gak papa kok. Kakak bisa bantuin gue ke kamar mandi? Gue mau bersihin bekas darah ini"kataku ke kak Reno setelah dokter Alex selesai memeriksaku

"Yaudah, dokter keluar dulu yah. Mau bicara sama ayah dan bunda kamu. Kamu banyak-banyak istirahat yah Rena, dan kamu Reno, kamu harus jagain Rena"kata Dokter Alex tersenyum dan kemudian pegi keluar menemui Ayah dan Bunda.

"Kalau lo sakit jangan bohong Rena, gue gak suka itu. Seharusnya kalau lo sakit, bilang ke gue. Gue akan merawat lo kok. Gue yang akan jagain lo 24 jam"guepun tertawa kecil, dulu waktu gue sakit. Kak Reno yang jagain gue 24 jam. Dia malahan rela tidak tidur berjam-jam untuk gue. Untung fisik kak Reno gak gampang sakit. Jadi biarpun dia begadang. Dia tetap bisa. Gak kayak gue. Fisik gue agak lemah. Tapi tidak lemah-lemah banget sih. Buktinya gue bisa berolahraga kan?

Setelah kak Reno membantuku kembali ke kamar dan menidurkanku kemudian menyelimutiku.

"Lo gak boleh sakit ya Rena, gue juga sakit kalau kembaran gue juga sakit. Lo harus jaga pola makan lo, jangan terlalu berlebihan kalau berolahraga. Dan jangan terlalu banyak pikiran. Gue gak mau lo sakit. Kalau lo sakit nanti gue sama siapa pergi sekolahnya" kata kak Reno panjang lebar

"Hehehe, iya kakakku yang paling baik seduniaaaa. Aku bakalan jaga kesehatan kok. Tapi kan kalau aku sakit ada kak Reno yang jagain aku"kataku lalu tersenyum. Hatiku tiba-tiba adem banget kalau lihat kak Reno tersenyum kearahku. Apalagi dengan senyuman khasnya. Masalah yang ku hadapi tiba-tiba aja terlupakan.

"Yaudah, kamu istirahat aja. Nanti kakak bawain makanan dan obat" kata kak Reno lembut lalu mencium keningku kemudian pergi keluar. Mungkin lebih baik gue pakai aku-kamu ke kak Reno daripada gue-elo. Gak tau kenapa gue pengen aja pakai kata-kata aku-kamu ke kak Reno

Kok kak Reno lama banget sih ambil makanannya. Mungkin dia makan juga kali yah. Yaudah deh, gue tidur dulu. Lagian sehabis mimisan tadi kepala gue sakit banget. Setelah memejamkan mata, guepun terbang ke alam mimpi..

----------------

"Rena, ayo bangun. Kamu harus makan. Nanti makanannya keburu dingin nih"setelah mendengar suara kak Reno dengan perasaan yang berat gue membuka mata gue.

"Ini udah jam berapa kak?" Tanyaku parau.

"Udah jam 12 siang, kamu minum dulu gih. Sudah itu langsung makan."

"Makasih kak, tapi aku mau disuapin sama kakak"rengekku

"Hmm, yaudah deh. Kamu duduk dulu. Kakak suapin kamu"kata kak Reno tersenyum

"Kamu emangnya kenapa sih? Waktu pulang dari bioskop minggu lalu. Kamu udah sering melamun gitu. Emang kamu kenapa?"tanya kak Reno setelah menyuapiku beberapa sendok

"Menurut kakak, kakak harus ngapain kalau orang yang kakak sayang tidak penah lihat kakak, bahkan bicara sama kakak aja jarang banget. Apa kakak akan melepaskannya atau memperjuangkannya?"tanyaku. Mungkin saatnya gue ceritain aja ke kak Reno, mungkin setelah cerita ke kak Reno, hati dan perasaan gue makin membaik.

"Kalau menurut kakak sih, yah kakak perjuangkan. Kakak akan berjuang sampau dia melihat kakak, sampai dia sayang sama kakak seperti kakak sayang sama dia. Eh kok kamu tanya-tanya tentang begituan sih? Kamu lagi galau?"tanya kak Reno tepat sasaran

"Kalau Rena bilang iya, kakak gak akan marah?"tanyaku hati-hati

"Ya ampun Rena, kalau kamu galau. Cerita ke kakak, sempat kakak bisa bantu kamu. Daripada kamu mendem sendirian. Kan bikin sakit"

"Maafin Rena kak, Rena gak bermaksud tidak mau cerita ke kakak. Cuman Rena mau selesain masalag Rena sendiri"balasku menunduk.

"Rena, kalau kamu mendam. Gak akan bisa selesain masalah. Mending kamu cerita ke kakak. Kamu emangnya galau kenapa?"

"Aku... akuu.... aku suka sama seseorang kak. Bukan suka, mungkin aku udah mulai sayang sama dia. Tapi dia mungkin tidak tau. Lagian aku juga diam-diam sayang sama dia. Tapi dia udah punya pacar kak. Kemarin dia nembak pacarnya diruang musik. Aku lihat sendiri kak. Kakak taukan gimana rasanya kalau orang yang kita sayang ternyata udah jadi milik orang lain?"air mataku sudah tidak tertahankan lagi. Gue udah gak sanggup nahan rasa ini sendiri, kak Reno kemudian memeluk gue, menenangkan gue. Mungkin kak Reno tau apa yang gue rasain..

"Rena, kalau kamu gak sanggup melihatnya. Jangan dilihat. Kalau kamu tidak sanggup mendengarnya, jangan didengar. Kakak tau perasaan kamu saat ini. Kakak juga gak larang kamu untuk berhenti menyerah mempertahankan dia. Tapi kalau menurut kamu udah gak sanggup lagi. Kamu jangan paksakan. Sebaiknya kamu menyerah dan mencoba lagi semuanya dari awal. Kakak akan dukung apa yang kamu pilih. Kamu jangan nangis lagi yah sayang. Kakak gak mau lihat kamu menangis lagi seperti ini. Kakak sayang sama kamu, kamu jangan nangis yah"kata kak Reno dengan lembut dan menghapus air mataku..

Gue gak bisa bilang apa-apa lagi, mulut gue gak bisa keluarkan suara. Kak Reno hanya diam dan memelukku. Saat setelah minum obat. Mata gue terasa berat. Dan guepun tertidur dipangkuan kak Reno.

----------------

Rena sakit :( ini semua garagara Bian Abrega :( gak peka banget sih sama Rena, kan Renanya jadi sakit gitu..

Tunggu kelanjutan ceritanya..

Votecommen ditunggu :3 lovyuuuu ❤❤

Don't Leave Me Alone [PENDING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang