Tiga Belas

989 39 11
                                    

17 September 2014

Rena

Gue melangkahkan kaki ke sekolah, seperti biasa gue disapa sama masyarakat sekolah. Sekarang gue bareng Nanda mungkin selama satu bulan kedepan dia bakal tinggal dirumah gue.

"Rena, kok lo lambat banget jalannya? Lo sakit?"Tanya Nanda saat dia menyadari gue gak disampingnya

"gak kok, cuman pengen lambat jalan aja."

"jangan sedih dong Ren, nanti gue juga ikutan sedih"

"iyaa Nanda sayaang. Gue gak sedih kok. Yaudah, kita kekelas"kataku dan langsung lari sambil menarik tangannya.

Sesampainya di kelas

"astaga Rena, lo tadi kesambet yah? Larinya cepat banget. Gue susah nyamainnya tau gak. Bikin lelah aja"kata Nanda sambil narik nafas yang tidak beraturan

"hehehe, tadi lo bilangnya gue lambat. Eh kalau gue cepat lo juga protes. Gimana sih"

"gak gitu juga kali Ren, untung nyawa gue banyak. Kalau gak. Mungkin gue udah jadi hantu kali yah."

"ada-ada aja bercanda lo Nan, yuk masuk"kataku sambil melangkahkan kaki ke dalam kelas. Saat teman-teman kelas gue natap gue. Gue langsung tersnyum dan sapa mereka

"selamaat pagi temaaan-temaannn"teriakku heboh

"pagi juga Rena"jawab mereka hampir bersamaan

"Renaaaa, lo gak papa? Lo sakit? Tapi gak panas kok"kata Rizka saat dia menghampiriku dan memegang kepalaku

"hha? Emangnya gue kenapa?"kataku polos

"Rena.. Renaaa... lo gak sadar apa, teman-teman liatin lo gara-gara tadi senyum gak jelas gitu"kata Chaca dan gue hanya tersenyum sambil memperlihatkan deretan gigi rapi gue

" serba salah deh gue, gue sedih kalian marah-marah. Sekarang gue senang malah diprotes. Gak benar banget sih hidup gue"

"lebay lo Ren, sok unyu banget sih"kata Sintia dan gue hanya tertawa mendengar kata unyu

"yaudah kali yah. Kalau Rena mau bahagia kan itu bagus dong. Daripada sedih, lo cantik kalau senyum kok Ren. Jangan sedih lagi yah"kata Manda

"aduh Mandaku sayang sudah besar yah. Bijak banget kata-katanya"Tanya Rizka dengan tampang datarnya

"haha, lo lucu Riz kalau tampang lo gitu. Lo kalah unyu dari Rena"kata Sintia dan kita hanya tertawa

"sudah-sudah, ini masih pagi kali. Udah bunyi bel tuh. Kembali kehabibat kalian gih"kataku

"lo tega banget sih Ren, gak habitat juga kali"kata Manda

"tau tuh, jangan-jangan lo lagi jatuh cinta yah? Dari tadi gak jelas banget"kata Sintia

"kalian apaan sih, jangan bahas itu. Bosen gue dengarnya"kataku kemudian duduk dan saat itu juga guru Sejarah datang.

--------------------------

Aduh, bel kapan berbunyi sih? Gue kebelet nih. Atau gue langsung keluar aja kali ya. Kan udah mau istirahat juga.

"teman-teman, gue ke toilet dulu yah. Nanti pas istirahat kalian langsung ke kantin aja. Ntar gue nyusul"kataku dan langsung pergi meminta izin ke keluar.

Saat gue berjalan dikoridor, gue gak sengaja lewat didepan kelas kak Reno. Dan kayaknya kak Reno lagi ada pratikum gitu. dan akhirnya gue melewati kelas kak Rega. Gue melihat kedalam dan kayaknya dia gak ada dikelas. Gue sudah melihat sekeliling dan tidak menemukan kak Rega. Akhirnya gue meneruskan langkah menuju toilet. Tapi saat gue melewati ruang perpustakaan, tangan gue ditarik dan gue langsung kaget

"eh, apa-apaan nih? Kok tangan gue ditarik. Lepasin.. sakit tau"kataku sedikit kesal. Ini orang atau apa sih. Sakit banget tarikannya. Gue belum melihat siapa dia tapi gue udah marah-marah sendiri dan memegang tangan gue yang sakit.

"maaf kalau tarikan gue terlalu keras. Maaf juga sudah membuat tangan lo sakit"katanya

Deg.

Deg.

Deg.

"Kayaknya gue kenal sama nih suara, tapi gak mungkin dia. Gak mungkin.. pasti gue kangen banget sama dia sampai-sampai suaranya aja gue dengar. Tapi kayaknya gue gak mimpi. Gue beneran dengar suara dia. Atau jangan-jangan.."kataku dalam hati

Saat gue mengangkat kepala.

Deg.

Deg.

Ternyata..

-----------------------------

Ada yang tau gak siapa yang dilihat Rena? Penasaran? Votecomment yah. Ntar gue post lagi deh kalau ada yang tau

Makasih udah mau baca :*

Don't Leave Me Alone [PENDING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang