8 - eight

3 1 2
                                    

Sebelumnya...

Kupastikan wajahku sudah merah bahkan biru olehnya. Tak sanggup melawan, sampai akhirnya netraku tak lagi mampu bertahan.

Berbayang bayang, hingga akhirnya kegelapan menyambutku. Menemaniku di hari yang berat ini.

•.•.•.•.•.•

"Uhh.."

Aku mulai membuka mataku, sedikit sedikit telah terlihat sinar. Berkedip kedip menyesuaikan dengan keadaan walaupun terasa sangat berat.

"Ooh?! Suster, dia sudah sadar!"

Huh.. sadar? memangnya aku kenapa? Dan juga kenapa ada dua suster disini, lagipula ini bukan kamar milikku di RSJ.

"Dik? Apa ada yang masih sakit? Pusing gitu misalnya." Tanyanya

"Nggak... Tapi, sekarang aku dimana? Apa yang terjadi?"

"Ini masih di Rumah Sakit, memang bukan kamarmu. Tapi ini kamar khusus untuk perawatan. Ada seseorang yang membawamu, katanya kau pingsan."

Ahh.. begitu. Ternyata aku pingsan, tapi sepertinya aku mengingat sesuatu..

Hoseok? Bukan bukan, aku masih mengingat itu. Hana? apalagi. Jadi siapa?! Aku tak mengenal siapapun lagi selain mereka.

.
.
.


Aahh! iya iya aku baru ingat. Semalam ada preman yang sudah menghajarku sampai pingsan. Huh! padahal hanya tersenggol tetapi sampai marah seperti itu.

Dasar preman br*ngs*k.

"Oh iya dik, kalau udah merasa ngga apa apa lagi. Kamu udah boleh balik ke kamarmu lagi. Kalau ada yang dibutuhkan panggil suster aja ya." Ucapnya lalu ingin beranjak pergi tapi terhenti oleh panggilanku.

"Tunggu suster! Siapa yang membawaku kesini? Hoseok hyung?"

"Hoseok? Bukan, dia masih di rumah sakit bersama kekasihnya yang katanya terkena tabrak lari. Semalam, kau dibawa oleh seseorang yang sangat tertutup. Menggunakan kaus biru dongker gelap. Celana, topi, bahkan masker nya pun berwarna hitam. Kami bahkan sempat curiga sebelumnya."

"Oh, terima kasih suster"

"Sama sama dik, jika kau merasa sudah baikan kau boleh pulang."

Astaga, siapa lagi itu. Padahal aku hanya mengenal Hoseok dan Hana. Orang tua ku? Bahkan aku tidak tau rupa nya bagaimana.

Lagipula sepertinya aku anak yang sangat kotor dimata ibu dan ayahku sehingga mereka tak menganggapku.

Aku segera duduk, karena tak enak jika berbaring terus. Tambah pusing yang ada juga. Lalu aku mencoba berjalan keluar dari sana.

Dan aku baru menyadari bahwa rumah sakit ini sangat luas. Bahkan masih banyak tempat yang belum kuketahui. Tidak buruk juga mungkin?

Aku pun menghelas nafas panjang. Sekilas terbayang akan kejadian kemarin. Semuanya seperti cepat sekali terjadi.

Buktinya, sekarang aku bisa berjalan jalan di rumah sakit ini sekarang. Padahal aku berpikir bahwa nanti aku akan benar benar gila dan kehilangan kewarasanku.

Author POV

Yoongi terus berjalan tanpa tujuan. Ia tau kamar nya berada dimana, tapi ia tak memungkiri bahwa ia khawatir penuh pada temannya itu.

Ahh... apakah Hoseok masih akan menganggapnya teman setelah kejadian semalam?

Sepertinya tidak.

Yoongi juga bisa saja keluar dari rumah sakit, tapi jika ada Hoseok. Tapi, sekarang Hoseok tidak ada.

Dia tak akan mau terlibat masalah jika keluar, yang mungkin akan menambah beban Hoseok nantinya.

Entahlah, dia juga bingung. Sekaligus lelah dengan semua ini.

Mulai dari kecelakaan, sampai orang yang mencurigakan. Tak akan ada ketenangan muncul di hidup Yoongi sekarang.

Mungkin saja ia akan diminta penjelasan? Atau bahkan ditampar Hoseok. Dia akan menerima semua itu jika memang itu konsekuensinya.

Bahkan jika ia harus keluar dari sini pun tak apa. Ia rela asalkan Hoseok memaafkannya.

Tak terasa dia tiba tiba berada di
... sebuah aula? Ada lapangan basket dan sepak bola disana. Ini tempat yang bisa dibilang luas.

Tapi sayangnya ia tak terbiasa berolahraga. Kecuali bernafas dan memejamkan mata. Dia suka olahraga yang satu itu.

Dari ujung matanya, ia dapat melihat satu bola basket disana. Haruskah ia mencobanya?

Yoongi pun mencoba memantulkan bola itu ke lantai. Lalu berjalan dengan santai, dan saat sampai garis ia melemparnya.

Dung!

Hey..! Jangan katakan ini bakat tersembunyi nya. Karena bola itu masuk ke dalam ring setelah terpantul di papan. Bahkan ini pertama kalinya ia memantulkan sebuah bola basket.

Ingin melempar lagi, tapi malas mengambil bolanya. Aish.. tapi daripada tidak ada kerjaan, lebih baik ia mencoba bermain basket. Tidak buruk bukan?

Ia pun mengulangi hal yang sama. Dan wow! Bola itu masuk untuk kedua kalinya.

Ayolah, ini takdir yang aneh untuk mempertemukannya dengan sebuah permainan basket yang bahkan ia tidak ketahui caranya. Tau sih, tapi itu sedikit sekali.

'Hmm.. apa aku coba lagi?'

Yoongi pun mengambil bola itu lagi dan mengulangi hal yang sama. Tapi bedanya adalah ia agak menjauhkan diri sedikit dari tempat awalnya tadi.

Yeah.. Bola itu masuk lagi.

What the...?! Oke ia tau itu tidak masuk akal jika seandainya ia adalah seseorang yang memiliki kekuatan ajaib. Atau bahkan sihir, apalagi seorang raja di kehidupan terdahulu.

Kurasa ia terlalu banyak membaca dongeng. Lupakan itu.

Akhirnya dia pun berjalan, sambil memantulkan bola basket tersebut ke bagian lapangan yang lain.

Memantulkannya agak lama, lalu meloncat dan seperti yang diduga, bola itu masuk lagi. Apa apaan ini.

Ia pun melempar sembarang ke arah ring. Dan tentu saja tidak masuk, ya jelaslah.

Mulai merasa jenuh, ia pun keluar dari sana. Mencari tempat baru untuk dikunjungi. Apa ia harus menjadi vlogger? Cukup menarik.

Terlihat ada segerombolan manusia berkumpul. Mereka menggunakan pakaian yang sama. Sepertinya sukarelawan, entahlah.

Tiba tiba ada orang yang menabraknya dari arah samping. Dia yang tidak siap pun terjatuh. Ia melihat pakaiannya yang kotor. Orang itu membawa kopi.

Wajah orang itu terkejut, tapi ia masih tetap berdiri disana. Bahkan mulutnya terbuka lebar.

"Ah!! Joesonghamnida (maaf)!" Ucapnya tak lama sambil mengulurkan tangan memberikan bantuan.

"Tak perlu." Balas Yoongi dingin.

Yoongi berdiri lalu melihat name tag yang tergantung di lehernya.

Min Ha Neul

"Aku benar benar minta maaf. Aku akan membantumu membersihkannya." Ucap gadis itu sambil mendekat.

Yoongi yang terkejut pun mundur, "Aku bisa sendiri."

"Ah! Baiklah. Sebelumnya, perkenalkan namaku Min Haneul. Aku datang bersama relawan lainnya. Jika kau butuh sesuatu, kau bisa memanggil kami disana." Balasnya ramah dengan senyum terpatri di wajahnya.

(●'▽'●)ゝ

HalloooOOooO!! 😂
Gimana gimana? Kangen tyduck sama story ini??

Mungkin tulisanku agak beda dari sebelumnya, dimaklumi ya. Udah lama gak nulis hehe.

Yah sebenernya bisa update lebih cepet, tapi bingung mikirin nama. Kegalauan hqq.

But, thanks buat google yang udah membantu banget (ketauan elah)

Thank you buat yang udah baca! Aku selalu menerima kritik dan saran kalian💜

Love Is Tear - MYGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang