"Mari duduk." Ucapnya.Aku menjadi sedikit gugup berhadapan dengan seorang anak pemilik perusahaan ini. Apalagi dia baru disini, sekitar baru 2 hari ia menduduki jabatan nya karena ia baru lulus dari s3 nya di Universitas Harvard, Amerika.
'Betapa enaknya jadi anak orang kaya, baru lulus langsung megang perusahaan.' Batinku"Asterry Zianna?"
"Eh, yes Sir, ada yang bisa saya bantu?"
"Tentu Anna. Pulang kantor ini saya ingin kamu ikut saya sebentar, jika kamu tidak keberatan. Tapi saya tekan kan kamu harus mau." Ucapnya.
'Enak banget ya ini orang maksa maksa gue. Mentang mentang orang kaya.'
"Maaf Sir, kalau boleh tau kemana?" Jawabku.
"Nanti kamu akan tau. Tapi tenang saja saya tidak berniat untuk melakukan hal negatif."
"Hmm, apa ada urusan nya dengan perusahaan Sir?"
"Tidak Anna, tapi saya ingin menunjukan sesuatu padamu." Ucapnya penuh teka-teki.
"Hmm baiklah Sir, tapi usahakan agak tidak pulang terlalu larut, maaf saya tidak biasa." Jawabku sopan.
"Of course, no problem Anna. Sure, you can go back to your office. Silahkan."
"Baik Sir, saya permisi."
**
"Na, ayo pulang. Ngantuk gue." Tiba tiba sherin menghampiriku.
Aku melihat jam yang bertaut ditanganku. Pukul 5 sore, sudah waktunya pulang. Dan aku harus menepati janji ku dengan bos ku itu.
"Rin, lo duluan aja ya, gue selesain ini dikit lagi nih." Jawabku asal.
"Emang lo lagi revisi apaan sih? Tumben banget lama? Oh iya tadi diruangan arsen lo diapain?" Tanya nya dengan raut muka kepo.
"Eh nggak kok dia cuma nanya laporan keuangan waktu itu aja, mungkin dia keliru, dia kan baru dua hari disini." Ucapku.
"Ohh cuma itu, yaudah deh kalo gitu gue pulang duluan nggak apa apa kan Na? Lo nggak marah kan?"
"Hahaha ya enggak lah, Rin. Yaudah sana, kasian sherinku ngantuk yaa?"
"Ihhh elo nih! Iya iya gue ngantuk nih. Semaleman gue begadang. Nonton film hehe." Jawab sherin.
"Ih kebiasaan lo! Yauda sana, daahhh."
"Oke , bye Na"
**
Kini aku sudah berada di dalam mobil mewah yang biasa aku temukan di film film. Mclaren P1 , ya mobil mewah ini milik arsen."Sudah siap?" Tanya nya.
"Sudah, Sir."
"Anna, di luar kantor kamu harus panggil saya Arsen."
"Tapi itu tidak sopan, Sir."
"Hftt Anna, tidak ada pembantahan."
"Baik Sir, eh maaf, Arsen."
Lalu kami pergi meninggalkan basement tempat terparkirnya mobil mewah ini. Aku sama sekali belum tau akan dibawa kemana oleh nya. Tetapi, anehnya aku merasa tidak cemas dan takut. Aku hanya takut akan wajahnya yang sangat dingin itu. Kurasa ia tidak pernah tersenyum selama hidup nya. Ah lupakan.
Tak beberapa saat kemudian, kami sampai disebuah restoran yang terletak tak jauh dari kantor. Entah memang tak jauh, atau karena kecepatan mobil super ini yang membuat kami cepat sampai?
Tanpa basa-basi Arsen menyuruhku turun, dan kami masuk ke restoran ini. Restoran yang cukup menenangkan hati. Kami memilih tempat di tepi danau. Danau buatan yang sangat bersih, terdapat banyak ikan ikan kecil di dalam nya, serta pemandangan bunga bunga cantik di sekitar danau. Sungguh indah, bahkan aku pernah kesini padahal ini terletak di kota tempatku lahir. Hftt..Setelah memesan makanan, kami mulai mengobrol. Aku baru tahu, ternyata Arsen tidak sedingin yang orang kira. Ternyata kalau sedang tidak pada jam kantor, ia terlihat tipe orang yang sangat asyik.
"Kamu tau? Pertama kali aku melihatmu di toko buku itu." Ucapnya.
"Kamu juga suka ke toko buku itu?"
"Tentu Anna, aku sangat suka membaca. Seperti majalah sport, buku astrofisika, sejarah dunia, bahkan novel dan juga komik." Jawabnya.
"Wow, ternyata kamu begitu luas ya. Ku kira kamu hanya sebatas kerja, kerja, dan kerja."
"Hahaha, semua orang selalu menilaiku begitu, padahal aku tidak seburuk itu kan, Anna?"
"Hahaha, tentu Arsen. Itu artinya kita punya hobi yang sama."
"Ya, Anna. Kapan kamu akan berkunjung kesana lagi? Kita bisa pergi bersama."
"Hmm boleh Arsen, nanti mungkin minggu."
Tiba tiba makanan pesanan kami datang. Kangkung cah gomeh, capcay saus tiram, udang telur asin, ikan teri dan tempe balado , serta sambal dan nasi. Aku terkekeh ternyata seorang Arsen yang pernah lama tinggal di Amerika begitu mencintai masakan indo. Ia bilang , ia sangat suka masakan di restoran ini karena menawarkan menu yang sangat sederhana beserta tempat yang sangat nyaman.
Ia juga bercerita dulu ketika di Amerika, ia bahkan rela mencari restoran yang menyediakan masakan tempat kelahiran nya. Atau bahkan ia sering meminta ibunya untuk mengirimi nya rempah rempah dari indonesia yang akan dia masak dengan daging atau ayam disana. Arsen, kau sungguh diluar dugaan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Asterry Zianna
RomanceLepaskanlah ia yang telah membuatmu berantakan. Tinggalkan lah ia yang telah membuang mu jatuh terlalu dalam. Cukuplah sudah kau berjuang dan bertahan. Meskipun ia telah memberimu banyak kesan.