Throwback in 3 years ago?

25 12 1
                                    



**

        Bayangan itu muncul lagi. Ia terlihat sama. Tampan, seperti biasa nya. Ia berbalik dan melihat ku. Lalu sekilas memelukku dalam-dalam. Seakan-akan tak ingin kehilangan ku. Namun, tiba-tiba ia melepaskan pelukan hangatnya dan pergi tanpa sepatah kata pun. Dan tiba-tiba suara kencang memenuhi telingaku. Ya, apalagi kalau bukan alarm ku. Eitss, kenapa ada nama dia di hp ku yang bersamaan dengan dering nya. Anna bodoh, Arsen menelponmu!

"Hallo." Suaraku serak khas bangun tidur.

"Anna, bangun lah. Tidak baik tidur terlalu lama." Kata nya di seberang sana.

"Huhh Arsen ada apa kau menelpon ku pagi pagi seperti ini?"

"Anna, lihat jam berapa ini! Sudah siang Anna."

Pukul 12.39 pm.

"Astaga, kenapa aku tidur selama itu!"

"Hmm. Anna apa kau terlalu lelah karena semalam aku mengajakmu jalan?"

"Tidak Arsen, mungkin tidur ku kali ini terlalu nyenyak."

"Oh iya aku lupa mengucapkan ini."

"Apa?"

"Selamat siang Anna-ku. Hmm tadi nya aku ingin mengucapkan nya pagi. Seperti pasangan pada umumnya."

"Hahahaha lucu sekali kau Arsen. Tolong jangan membuatku seperti ini. Aku malu."

"Hahahaha Anna kau menyebalkan."

"Kenapa begitu? Aku tidak melakukan apapun! Huh."

"Hahahaha kau terlihat menyebalkan saat cemberut seperti itu."

"Arsen kau tidak tahu aku cemberut atau tidak sekarang!"

"Jelas aku tau sweety!"

"Arsen.... ah sudahlah. Aku ingin mandi dulu ya."

"Baiklah, sampai ketemu lagi."

"Iya , bye."

Arsen. Reyfal. Ah mereka benar benar memenuhi fikiran ku. Menyebalkan sekali. Arsen, ntah mengapa aku merasa senang jika ia ada di fikiranku. Tapi Reyfal? Apa harus kau selalu muncul di fikiran ku, Rey? Walaupun sesak, tetapi jujur aku merindukanmu Rey.

Kisah kita. Kenangan kita. Ketika aku sudah terlalu dalam jatuh pada mu, dan sedalam itu pula kau menyakitiku. Rey, kau dimana? Aku merindukanmu. Merindukan senyuman mu. Apapun yang ada di dirimu, belum ku temukan pada orang lain. Apa pun kekurangan mu, aku tidak pernah melihatmu dari sisi itu. Aku begitu bahagia memilikimu. Aku begitu nyaman berada di dekatmu. Aku merasa tidak akan ada lagi yang memisahkan kita. Dulu. Ya, dulu sebelum kau mengkhianati ku. Sebelum semua nya seperti sekarang.

Kini, kita seperti dua orang yang dingin. Saling pura pura tidak mengenal dan berusaha tidak peduli. Padahal kita tau persis bagaimana kita masing masing. Bagaimana aku, kamu. Bagaimana perasaan ini. Bagaimana kehidupan mu dan kehidupan ku setelah itu.

Ah, Anna. Kau begitu bodoh jika masih menyimpan perasaan itu terlalu utuh hanya untuk seorang pengkhianat. Perasaan mu yang begitu tulus tidak pantas untuk kau beri kepada nya. Lihat lah sekelilingmu. Bangkit lah Anna. Sadar lah, bahwa ada yang setia menantikanmu.

**

'Rin, ketemuan yuk. Gue bete nih.'

Sent.

'Okey, Caffe Starlight yee.'

'Okey. Sampe ketemu disana, Bye.'

'Eh tumben banget lo ngajak ketemu.'

Asterry ZiannaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang