Bookstore

33 13 1
                                    


**

Aku seperti berada dalam dekapan nya. Peluk nya begitu hangat, nyaman. Usapan tangannya dipucuk kepalaku begitu sukses membuatku selalu merasa aman. Seakan akan semua masalah ku tidak ada apa apa nya. Semua terkalahkan dengan sentuhan nya. Sentuhan yang bisa membuatku akan sulit melupakannya. Ya akan sulit.

"Anna, bangun sayang!!"

Tiba tiba ada seorang wanita paruh baya yang ada di samping tempat tidurku, ya itu adalah mama.

"Aduh, mah. Ini kan minggu, Anna tidur agak lama boleh kan ma?"

"Anna, mama mau pamit sama kamu. Mama harus terbang ke Bali pagi ini." Ucap Mama.

"Loh kok mendadak sih mah?" Aku langsung bangun dari tidur malasku.

"Iya sayang, Mama ada workshop disana, sekalian mau liat Caffe peninggalan papa. Mumpung Mama ada kerjaan di Bali, jadi sekalian aja."

"Anna nggak boleh ikut,ma?"

"Kamu dirumah aja sayang, Mama 3 hari kayaknya di Bali. Banyak pameran disana yang harus mama turun sendiri."

"Ohh, yaudah deh ma. Mama di anter Mang ujang?"

"Iya sayang, Mang ujang udah siapin mobil dirumah. Kamu baik baik ya selama Mama pergi. Jangan keluyuran kemana mana, kabarin Mama terus kalo ada apa apa."

"Iyaa ma. Siap deh. Tapi pulang bawa oleh oleh ya."

"Iya gampang itu. Yauda mama jalan dulu ya. Sarapan kamu udah disiapin di bawah ya. Loveyou Anna sayang."

"Bye, ma. Mee too."

Ya, Mama adalah seorang wanita tangguh yang terus bekerja keras demi kehidupan yang harus kami tempuh selepas Papa pergi meninggalkan kami saat perjalanan ke Bandung ketika ada kerjaan yang harus ia selesaikan di kantor cabang nya. Sewaktu itu aku sedang ada acara sekolah. Dimana anak SD seusia ku waktu itu begitu menikmati acara tour sekolah ke kebun binatang. Seketika itu mama langsung menjemputku dan salah satu guruku tiba tiba memelukku dan langsung menggandengku menemui Mama. Ketika itu aku baru berusia 8 tahun, tepat nya kelas 3 SD. Aku sedikit bingung ketika Mama datang. Setahuku, teman-teman ku tidak ada yang membawa orang tua. Aku langsung menghampiri Mama dan pulang bersama nya. Seperjalanan Mama terlihat begitu sedih, lemah, lesuh, seperti bukan Mama yang biasa. Saat itu banyak sekali orang orang yang datang kerumahku, disanalah tempat Papa tergeletak diam dan pucat. Dan saat itu juga aku diberi tahu Mama bahwa Papa sudah meninggalkan kami untuk selamanya. Selama nya Anna.

Air mataku turun seketika mengingat kejadian 15 tahun yang lalu. Aku benar benar kehilangan lelaki yang sangat ku cintai. Cinta pertamaku, Papa. Lelaki yang tiada henti nya membuat ku tertawa, lelaki yang selalu senang melihatku bahagia, dan rapuh saat melihat sedihku. Pah, kehilangan mu sungguh membuatku kuat. Kuat dalam menjalani dan menghadapi hidup ini berdua dengan Mama. Kami sangat merindukan mu, Pah. Bagaimana jika Papa tahu ada yang menyakitiku 3 tahun lalu Pah? Disaat cintaku tumbuh setelah aku bertemu nya. Dan saat itu pula aku ditinggalkan nya. Jika Papa masih ada, mungkin ia akan menjadi obat sedihku selama 3 tahun ini. Yang bisa membuatku bangkit kembali. Papa pasti akan selalu membantuku berdiri.

Tiba-tiba lamunan ku tersentak karena adanya dering chat di hp ku.

'Anna'

Kalo dilihat dari profile nya sih ini beneran foto dia. Darimana dia tau nomor whatsapp ku?

'Arsen?'

'Ya, ini aku.'

'Ada apa Arsen?'

'Tidak ada.'

'Hmm.. kamu tahu darimana nomorku?'

'Aku merindukanmu.'

'Ehmm.. apa?'

'Aku kangen kamu, Anna.'

'Senin kita bertemu lagi Arsen.'

'Anna, aku sudah didepan gerbang rumahmu. Bolehkah aku masuk?'

'APA!? Dari mana kamu tahu alamatku?'

'Biarkan aku masuk dulu Anna.'

'Baiklah, tunggu sebentar.'

Misterius. Arsen benar benar penuh dengan teka-teki.

"Apa kamu dirumah sendirian? Orang tua mu mana?" Katanya.

Kini kami duduk di ruang tamu rumahku.

"Mama lagi ke Bali ngurus bisnis disana, Papa udah lama meninggal, sewaktu aku SD."

"Eh, maaf Anna. Aku tidak bermaksud membuatmu sedih."

"Tidak apa Arsen. Sekarang jawab pertanyaan ku. Dari mana kamu tahu nomor ku dan alamatku?"

"Itu tidak penting Anna. Yang penting aku sudah disini menemani mu saat ini."

"Arsen.."

"Anna, ayo kita ke toko buku."

"Sekarang?"

"Haruskan kamu mengeluarkan pertanyaan bodoh itu? Iya sekarang Anna."

"Hmm boleh juga. Baik lah aku siap siap dulu."

**

Arsen POV

Dia sangat cantik. Cantik dan sempurna bagiku. Pertama kali aku bertemu dengan nya disini. Saat dia sedang mengambil buku di salah satu rak yang agak tinggi. Dan aku membantunya. Aku sangat bangga karena tubuhku begitu proposional. Tinggi dan tegap. Sehingga aku bisa membantu nya. Tetapi mungkin ia tidak ingat. Tetapi saat itu ia bersama seorang laki-laki. Yang ku lihat ia sibuk dengan ponselnya sampai perempuannya sedang kesusahan saja ia tidak peduli. Hahaha sangat aneh.

Aneh. Kini. Aku bertemu lagi dengan nya. Bahkan ia salah satu bawahan di kantor ku. Aku begitu tertarik dari saat pertama kali kami bertemu. Bahkan saat ia meninggalkan toko buku itu aku berharap akan bertemu dengan nya lagi suatu saat nanti. Tapi nihil , beberapa kali aku ke toko buku itu, ia tidak ada. Aku benar benar tidak pernah melihat dan bertemu nya lagi. Hingga kini, aku menemukan nya. Bahkan sekarang ia ada disampingku. Anna, semoga kita bisa terus bersama. Karena, aku mulai mencintaimu diam diam.

**

"Arsen, apakah kau sudah menemukan buku yang kau cari?"

"Sudah Anna, bagaimana denganmu?"

"Ini , aku sudah menemukannya."

"Baiklah, ayo."

Arsen menyebalkan. Untuk membayar saja kami harus berdebat dulu didepan kasirnya. Huh, ia tidak mau aku mengeluarkan uang sedikit pun. Arsen kau sangat baik ternyata, hmm.




***

Asterry ZiannaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang