Lost?

8 5 1
                                    





***

Hari terus berlalu. Ntah mengapa baru di tinggal seminggu oleh nya aku sudah merasa rindu. Ah, rindu memang susah di ajak kompromi. Rindu tidak bisa menjadi teman baik ku. Arsen aku sangat merindukanmu. Sungguh. Aku tidak bohong.

Sudah seminggu ini Arsen keluar kota untuk meninjau langsung salah satu cabang perusahaan Demitris. Tepat nya ia sekarang berada di Bali. Tetapi aneh nya sudah beberapa hari ini ia tidak mengabari ku. Bahkan hanya sekedar mengirim pesan untuk basa-basi atau bercanda seperti biasa nya sudah tidak pernah lagi. Aku sudah beberapa kali mengirimi nya pesan. Bahkan menelpon nya. Tetapi ia benar benar tidak membalas pesan ku atau mengangkat telepon ku. Apakah ia sesibuk itu?

Tetapi apa lah aku. Status kejelasan hubungan ku dengan nya saja tidak ada. Bagaimana mungkin aku bisa menuntut nya untuk terus memberiku kabar. Tetapi hati ku memang sedang gelisah. Arsen tidak memberi ku kabar sama sekali. Sedang apa ia sebenarnya? Bersama siapa ia sekarang? Dan kapan ia akan pulang? Arsen aku harus bagaimana agar aku bisa mendapat sedikit saja kabar dari mu.

**

Arsen POV

Ya tuhan mengapa disaat aku sudah bisa jatuh hati pada seorang perempuan, Engkau mempertemukan aku dengan sosok wanita yang mungkin sulit aku lupakan. Anna , aku rindu padamu. Tetapi aku juga tidak mau menyakitimu.

2 hari yang lalu ketika aku sedang makan siang dengan klien ku. Aku bertemu dengan nya. Sosok wanita yang sempat ingin ku jadikan pendamping hidup kelak. Tetapi ketika itu, saat ia masih SMA ia mengkhianati ku. Aku sudah bersusah payah belajar untuk bisa masuk universitas ternama agar kelak aku bisa membuktikan padanya bahwa aku benar-benar serius padanya. Bukti keseriusan ku dengan cara belajar dan akhirnya aku bisa masuk Harvard University. Dan sekarang aku bisa memimpin perusahaan yang Ayah bangun sejak dulu. Dengan ini, aku tidak ingin mengecewakan keluarga ku dan juga, Alita.

Alita adalah sosok yang sangat ceria, ia terlahir memang sebagai wanita yang cantik, imut, dan periang. Kadang, aku sangat bangga memilikinya. Aku senang ketika aku sedang pusing mengerjakan tugas kuliah, Alita bisa membangkitkan semangatku. Ia tidak pernah lelah memberiku semangat, ia tidak pernah mengecewakan ku. Dan aku berjanji kelak aku akan menikahinya. Ia adalah sumber kebahagiaanku setelah keluargaku. Ia wanita ku. Dulu.

Dulu sekali ketika ia belum memberiku luka sedalam ini. Ketika kami mulai ldr. Ia di jakarta dan aku di Amerika. Aku mendapat sebuah kiriman video yang tak wajar. Video yang menjijikan. Dan aku mendapatkan nya lewat chat Alita. Ntah ia atau siapa yang mengirim nya kepadaku. Aku tidak percaya bahwa wanita di video itu adalah wanita ku. Wanita yang selama ini sangat ku percaya. Aku sangat berharap jika itu bukan Alita.

Tetapi memang takdir berkata lain. Aku benar benar mengalami kekecewaan yang sangat dalam. Aku mulai putus asa. Aku ingin kembali kerumah. Aku ingin untuk tidak melanjutkan kuliah ku. Aku benar benar frustasi ketika itu.

Sampai pada beberapa mata kuliah ku yang mendapat nilai merah. Berlanjut lagi dengan penampilan ku yang biasanya cenderung rapi tetapi berubah drastis seperti lelaki yang kehilangan harapan. Lelaki yang sudah tak peduli akan penampilan dirinya.

Memang benar adanya, bahwa cinta bisa membuat kita tumbuh kembang yang subur dan mekar dengan sempurna. Tetapi cinta juga bisa membuat kita jatuh ke jurang terdalam yang didalam nya berisi berjuta juta jarum dan api.

Cinta bisa membuat kita berlari kencang untuk menggapai masa depan yang cerah , tetapi dengan tega nya cinta juga bisa membuat kita berhenti bahkan berbalik arah seakan kita tidak tertarik pada masa depan.

Maaf Anna, aku tidak memberimu kabar sejenak. Karena ketika nanti aku pulang, aku akan memberimu sebuah kejutan kecil. Kini, aku benar-benar mencintaimu Anna.

***

"Na, ayo makan siang." Ajak Sherin seiring membangunkan lamunanku.

"Kita makan dimana?"

"Di mall samping aja ya."

"Oke, ayo."

Arrggghh mengapa Arsen selalu memenuhi pikiran ku? Bahkan saat sedang makan seperti ini saja , ia yang ku pikirkan bukan makanan nya. Huftt Arsen Arsen Arsen... kau dimana sih?

"Lo kenapa lagi Anna? Doyan banget ngelamun emang."

"Rin, Arsen nggak pernah ngabarin gue lagi."

"Iya mungkin dia sibuk banget Anna."

"Sesibuk itu Rin? Emang ada apa sih di cabang bali?"

"Masa lo nggak tau sih Na? Kemarin ada rapat divisi bahas tentang masalah di Bali. Disana tuh manager properti nya korup. Makanya Pak Arsen mesti turun tangan langsung."

"Sherin kalo itu gue tau, tapi apa harus Arsen nggak ngabarin gue sama sekali?"

"Astaga Anna! Gue nggak ngerti sama jalan pikiran lo. Disana pasti lagi ribet parah Na. Dan Pak Arsen pasti lagi ngurusin masalah itu bener bener. Dia pasti lagi pusing banget. Setelah selesai juga dia pasti ngabarin lo kok."

"Iya sih Rin. Duh gue gatau nih pikiran gue udah nggak konsisten antara hati sama kerjaan."

"Na, lo cinta sama Pak Arsen?

"Kenapa lo tiba tiba ngomong gitu?"

"Ya kalian kan udah beberapa lama ini bareng, makan siang kantor bareng, ke toko buku bareng, dia jemput lo kerja, nganter pulang lagi. Masa iya Pak Arsen belum nyatain apa apa ke lo?"

"Ya seperti apa yang gue ceritain sama lo. Dia belum bilang apa apa ke gue Rin. Gue juga bingung. Sebenernya gue sama dia tuh apa sih. Tapi ya gini Rin, gue kayaknya mulai baper sama dia."

"Anna, ini kan pertama kali nya lagi lo deket sama cowo setelah lo ngalamin kejadian itu. Gue sebagai sahabat lo nggak pengen lo terjebak lagi Na. Lo harus lebih hati-hati. Gue sedih liat lo sedih Na."

"Makasih ya Rin, gue pasti hati-hati kok. Lo emang sahabat terbaik gue. Cuma lo dan keluarga gua yang tau gue dari dulu."

Mungkin Sherin benar. Aku tidak boleh terjebak lagi. Aku benci keadaan dimana aku masih mencintai seseorang tetapi saat itu juga aku malah harus melepaskan nya. Bahkan untuk sahabatku sendiri.



***

Asterry ZiannaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang