"JUN! KAMU TUH KENAPA SIH?!" teriak Ahra sembari mulai menangis akibat perasaan yang tercampur aduk antara sedih, takut, dan kecewa.
Gadis itu benar-benar tidak percaya dengan apa yang baru saja Dejun lakukan. Pria itu memotong jari kelingkingnya dan kini darahnya sudah mulai mengalir kemana-mana.
Gila.
Dengan santai Dejun lalu beralih mendekati gadis itu, sebelum akhirnya memasukkan sisa bagian jari kelingkingnya yang belum terpotong itu masuk ke dalam mulut Ahra. "Gigit."
"Gamau..." rengek Ahra dengan penuh air mata.
"AKU BILANG GIGIT!" bentak Dejun sembari menjambak keras rambut gadis itu.
Ahra tidak mau.
Gadis itu hanya tinggal diam menangis di hadapan Dejun, sehingga mau tidak mau Dejun pun harus kembali menampar pipi gadis itu lagi dengan berkali-kali lipat lebih keras dibanding yang sebelumnya.
"A-Aw...." tangis Ahra kesakitan.
Kini pipi Ahra sudah mulai berdarah akibat tamparan keras dari Dejun, dan satu-satunya hal yang dapat gadis itu lakukan saat ini hanyalah beralih mengikuti perintah Dejun.
"Gigit."
Sambil menangis Ahra pun segera menggigit ujung jari Dejun, membiarkan darahnya semakin deras memenuhi mulutnya.
"A-Ah.." desah Dejun kesakitan sebelum akhirnya beralih mengeluarkan jarinya dari mulut Ahra dan mulai mencekik leher gadis itu dengan tangan yang satunya. "Telan."
"H-Ha?"
"Telan!" bentak Dejun lagi sembari terus mencekik leher Ahra semakin keras.
"I-Iya..." balas Ahra lalu beralih menelan seluruh darah dari jari Dejun dengan terpaksa.
Kini Ahra sudah tidak dapat menangis lagi. Gadis itu benar-benar terkejut dengan apa yang baru saja terjadi hingga tidak tau lagi harus bagaimana menghadapai pria itu.
"Aku mau pulang..." mohon Ahra.
Dan Dejun pun segera tertawa. "Pulang? Ra, ini rumah baru kita."
KAMU SEDANG MEMBACA
[2] Please, listen to me.. | XIAOJUN ✔️
Fanfiction[BUKU KEDUA] [2019] tolong baca buku pertama terlebih dahulu :)