8 Mei 2019
"A-Ah...."
Dengan pelan Ahra mencoba membuka kedua matanya sembari terus berharap bahwa semua itu hanyalah mimpi.
Namun sayangnya tidak, karena saat ini Dejun masih berada tepat di hadapannya.
Dejun sedang sibuk melamun menatapi jari kelingkingnya yang kini hanya tinggal setengah.
"Aku bego banget ya, Ra?" ujar Dejun dengan ekspresi sedihnya. "Maaf ya?"
B-Bagaimana bisa Ahra memaafkan Dejun setelah apa yang terjadi hari ini?!
"Kamu marah engga?" tanya Dejun lagi.
Tentu saja Ahra marah... tapi gadis itu benar-benar tidak berani menjawab karena terlalu takut hanya akan semakin memperburuk keadaan.
Sementara itu, Dejun beralih menunduk menatapi lantai dengan sedih. Entahlah.. mungkin sekarang mood-nya sudah berubah dan kini pria itu sedang menyesali perbuatannya.
Lagi pula memangnya siapa yang tidak akan menyesal setelah memotong jari sendiri?
"Aku boleh meluk kamu engga?" ujar Dejun yang lagi-lagi kembali menatapi Ahra dengan ekspresi sedihnya.
"Boleh," ucap gadis itu pelan. "Tapi tangan aku dilepasin dulu. Darah aku engga jalan lancar kalau diiket terus."
Dejun pun segera diam berpikir selama beberapa detik, sebelum akhirnya menghela napas dengan berat.
"Yaudah..." ujar Dejun pasrah lalu beralih membuka tali yang mengikat kedua tangan Ahra pada kursinya.
Dan tepat setelah talinya terbuka, dengan cepat gadis itu pun segera beralih mengangkat kursinya dan memukulkannya tepat pada kepala Dejun dengan begitu keras sampai membuat pria itu tergeletak di lantai. "Mati aja sekalian!"
KAMU SEDANG MEMBACA
[2] Please, listen to me.. | XIAOJUN ✔️
Fanfiction[BUKU KEDUA] [2019] tolong baca buku pertama terlebih dahulu :)