"Lo Siapa nya Aldo?"
Erin berhenti sejenak, kemudian melanjutkan jalannya tanpa menjawab pertanyaan yg ditujukan untuknya.
Sebelum benar-benar keluar, sekilas ia sempat melihat orang yang menanyakan nya tadi. Dan dia adalah orang yang sama dengan orang yang menganggunya makan tadi pagi.
Aldo yang melihat Erin kelur dari kelas nya dengan membawa serta tas marun miliknya, segera menghampiri Erin sembari menyengir
"Baik bat si adek gue" Erin yang mendengar itu hanya memutar kedua bola mata nya malas dan langsung menyeret Aldo ke arah parkiran
Aldo yang ditarik oleh Erin merasa tidak terima "eh anjing, pelan-pelan bangsat! Kaki gue masih sakit" ucapnya sambil berusaha melepaskan tarikan tangan Erin di seragamnya
Seolah tak peduli dengan keluhan Aldo, Erin terus menarik Aldo dengan cepat. Sampai dimobil ia membuka pintu penumpang dan mendorong Aldo masuk dengan kasar
Aldo yang diperlakukan seperti itu hanya bisa menghujat adiknya dalam hati sembari mentap nya kesal
Kemudian Erin juga memasuki mobil nya dengan duduk di bangku kemudi dan segera menjalankan mobil nya menuju rumah.
Baru sekitar 10 menit ia dan Aldo meninggalkan perkarangan sekolah, tetapi kini Aldo sudah tertidur pulas dengan posisi kursi nya yang dimundurkan
Melihat Aldo yang tertidur sangat pulas, membuat tingkat kejahilan Erin muncul. Ia segera menyalakan radio mobilnya dan mencari lagu yang pas, setelah menemukannya ia segera meninggikan volume radionya sampai 37.
Erin ikut menyanyikan lagu yang didengarnya dari radio dengan semangat, sontak itu membuat Aldo kaget dan langsung terbangun dari tidurnya.
"Bangsat" Aldo mengecilkan volume radionya sampai 14 dan langsung menatap Erin tajam, sedangkan yang ditatap tampak tak peduli dan masih terus menyanyikan lagu yang didengarnya dengan penuh emosi serta dengan ekspresinya yang dilebih-lebihkan.
"WAKANDA FOREVER, HEY YO KARDI BI KEMBARAN GUEEE" Teriak Erin kencang dengan tangannya yang masih memegang kemudi
Aldo berdecak kesal dan langsung menutup kedua kupingnya dengan guling kecil yang ia temukan di kursi belakang, dan kembali menutup matanya yang masih dengan ekspresi kesal.
Erin yang sempat melihat itu, tertawa kencang karena merasa berhasil menjahili Aldo.
Tak lama mereka sampai di depan rumah bergaya modern tropis dengan cat putih dan perpaduan kayu coklat.
Erin menatap Aldo sebentar lalu keluar dari mobilnya meninggalkan Aldo yang masih tertidur. Erin berhenti sejenak di depan pagar rumahnya, kemudian ia memencet tombol bergambar gembok dikunci mobilnya dan langsung mengeluarkan bunyi 'Tin' yang berasal dari mobilnya itu.
Sedangkan Aldo yang masih berada di dalam mobil Erin langsung terbangun dan berdiam sejenak untuk mengumpulkan nyawanya.
Setelah sadar sepenuhnya, ia menatap sekeliling. Merasa ia sudah sampai dirumahnya, ia langsung membuka pintu disampingnya, namun pintu itu terkunci.
Sontak ia bingung dan mencoba kembali membuka pintu itu, namun nihil pintu itu tetap tap terbuka. Kemudian ia mencoba membuka pintu kemudi dan hasilnya sama saja tidak bisa terbuka.
Sedangkan Erin yang belum beranjak dari posisi terakhirnya, melihat Aldo yang sudah terbangun dan terlihat panik didalam mobilnya sambil tertawa
KAMU SEDANG MEMBACA
Bad
Teen Fiction"Pake baju yang bener anjing! Jangan sampe gue tonjok ya muka lo" -Ken "KEN BANGSAT!! RAMBUT GUE KENAPA JADI KAYA CABE-CABEAN!!!!" - Erin --- Ken menatap punggung Erin yang melangkah menjauhinya "RIN. KALO GUE CINTA SAMA LO, GIMANA?" Mendengar itu...