Cantik - Episode Empat Belas🍃

72 5 2
                                    

Bismillahirrahmanirrahim, curhat sedikit. Menjadi oenanggung jawab dalam penyampaian ilmu tidaklah mudah. Semua berkembalikan pada niat, kemarin mendengar ceramah Ustd. Oemar Mita, Lc. Dan ini peringatan juga TAMPARAN KERAS sekaligus!

Menghela nafas sejenak!! Menjadi penyebar pusaran kebaikan di bilang susah susah gampang namun berat di tanggung disana--- Kampung Akhirat. Lagi-lagi ada pergejolakan bathin nan hebat untuk saya. Menyusun kata pada setiap alur sesuai alur kitabullah dan sunnah bukanlah perkara mudah! Kudu mengkaji sanad dan shahihnya.

Dan nasehat di dalamnya untuk saya, kamu, anda dan mereka bagi yang membaca untuk tetap meluruskan Niat anggaplah nasehat ini angin lalu kalau memang tidak penting tapi bener-bener bermutu:

"Orang yang pertama kali terancam di Neraka bukanlah Pezina ataupun Peminum (khamar). Melainkan orang yang berilmu dan menyampaikan ilmu atau yang di sebut dengan Ustadz/Ustadzah.

"Orang yang kedua terancam di Neraka adalah orang yang senantiasa datang ke kajian, mengembara dari satu imu ke ilmu yang lain. Kenapa? Karena tidak mengikhlaskan niat berkumpul semata-mata karena Allah, karena mujahid yang salah niat.

"Rasulullah Shallallahu 'alaihi wassalam bersabda, orang yang pertama kali di putuskan nasibnya pada hari kiamat itu ada 3: (1. Mujahid yang salah niat yaitu bukan karena Allah,

2. Orang yang mencari ilmu bukan di niatkan karena Allah tetapi di niatkan untuk mendapatkan status pujian manusia,

3. Orang yang bersedekah di sebabkan karena keinginan mendapatkan pujian manusia)"

Jika seorang Ustadz tidak memiliki tolak ukur untuk masuk surga, lalu bagaimana orang yang mengkaji ilmu, mendapatkan ilmu bila melupakan perkara yang penting yaitu NIAT!

Itu sebab saya mohon maaf bila dalam penulisan, dalam penyampaian kajian ada yang salah, menyinggung, atau bahkan keblinger dimohonkan tegur saya dengan bahasa juga argument yang sangat-sangat baik juga rujukkan.

Kata orang menjadi penulis itu tidak mudah, memang! Apalagi bila tulisan saya menjadi viral (misalnya) dalam artian ini saya tidak begitu berharapa. Sekalipun itu terjadi maka saya harap rasa syukurku lebih besar lagi dan tetap fokus pada pembekalan Akhirat.

Wallahu'alam, aku hanya manusia biasa dan pasti akan kembali kepada-Nya pada suatu masa.

======***======

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

======***======

[Mensiasati]

💦

Menyakiti hati seseorang hukumannya berat, karena taubatmu tidak akan diterima sampai orang itu mau memaafkan

======***======

Marco duduk geram di antara skat pembatas meja panjang berlapiskan kaca hitam. Kepalan tangan di bawah meja Marco tahan agar tak menyambar pipi mulus nan cantik yang tengah tersenyum cantik. Cantik di mata orang, namun di mata Marco menjijikkan.

Sudah tiga puluh menit Marco duduk dan berembuk hampir mematahkan urat lehernya dengan debatan geraman. Untung saja yang di hadapannya adalah wanita, Marco masih mengendalikan naluri kasih sayangnya. Mati-matian mengingat senyum tipis, usapan lembut di atas kepala sembari mengingat wajah berseri sang ibu. Tak lupa pula kalimat istighfar di lantukan dalam hati. Namun tak lupa juga umpatan, makian, kebencian, Marco hadiahkan padanya.

"Aku cuma mau kau membantu memindahkan sebahagian harta Rafqis, mengubah kepemilikkannya atas namaku. Dia tidak akan miskin kalau aku mengambil sedikit, aku janji kalau kau mengabulkan permintaanku, kaupun akan aku beri persenannya" Shireena tersenyum teduh dengan mimik serius yang di jawabi dengan dengusan menjijikkan dari Marco.

"Aku tidak tertarik dengan tawaranmu Shireena. Aku sudah cukup kaya, kau lupa aku ini siapa?"

"Babunya Rafqis, kan?" wanita itu mendengus geli. "Aku bosmu, aku istri dari bosmu, aku berhak atas hartanya, kalau aku ambil itu adalah hakku" berdeham sejenak, Shireena menyandarkan punggung pada kursi kebesaran yang harusnya di duduki Rafqis. "Kau sayang ibumu, kan? Kau juga menyayangi Rafqis. Menurutlah!"

Marco berdecih, surat di atas meja bermaterai enam ribu sudah di baca berulang kali. Tidak ada yang menguntungkan menurutnya. Jika Shireena bisa mengkhianati Rafqis bagaimana dengan perjanjian di atas materai ini? Hubungan sakral saja bisa Shireena dapatkan demi mengelabui Rafqis agar jalan kepemilikan perusahaan yang Shireena mau jatuh padanya, maka tidak mustahil kalau Shireena akan lebih mengambil tindakan lain lagi.

"Kau tidak malu Shireena? Kau sudah membohongi semua orang! Termasuk Tuhan, apa kau tidak takut dengan balasannya?"

"Heiiiiiiiii...," meja digebrak kuat! "Aku tidak membutuhkan ceramahmu! Tanda tangani, turuti dan kau tetap makan gaji, jadi bekerjalah dengan baik! Shireena melempar bolpoint bertinta biru pada Marco. Meninggalkan pria itu dengan amarah, kesensitif'an dirinya dengan membawa-bawa Allah membuat Shireena emosi. Shireena tau apa yang di lakukannya, mau salah atau benar orang tetap akan memandangnya rendah.

"Dengan kau menikahi Rafqis nyatanya tidak mengubah apapun. Kau tetap bagian dari wanita malam, kau menunjukkan derajatmu, anak wanita malam dengan hasil yang haram tidak akan pernah jauh dari hasil perbuatan di masa lalu. Ironis, nista, dan menjijikkan!" Marco berkata pedas. Jari kekar menyatu mengenggam pena, membubuhkan tanda tangan miliknya, tanda menyetujui permintaan Shireena. Memilih keluar dari ruangan menyesakkan, namun sebelum benar-benar pergi Marco berujar, "SAMPAH!" selanjutnya Marco menutup pintu dengan gebrakan yang nyaring membuat recepsionist terkejut tak terhingga.

Lantunan kata itu Shireena dengar sangat jelas di gendang telinganya, mata Shireena terpejam kuat. Buku-buku jarinya mengepal kuat di antara sisi tubuhnya sendiri. Dia sudah terbiasa dengan perkataan sarkasik seperti itu, entah di bar, mall, atau media online. Masa bodoh! Yang terpenting apa yang Shireena inginkan berhasil di dapatkan. Soal tatapan benci, cemooh, sudah biasa bahkan nyaris menjadi makanan sehari-hari. Tapi mengapa hatinya sangat sakit saat Marco yang mengatakannya dengan nada penuh penekanan.

Duri - Riau
02 juli 20
11:58Am

Cantik - Rahasia Di BALIK NIQAB || Edisi Revisi📝Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang