Sepulang Rafqis dari rumah Ghea. Ia meninggalkan Shireena tanpa penjelasan. Tidak ada niattannya membicarakan perihal kapan dan bagaimana mereka sudah saling mengenal. Bahkan sudah memiliki ikatan pernikahan.Lamaran itu sebenarnya bukanlah untuk Rafqis melainkan Marco. Dan semua termasuk dalam rencana Rafqis. Bila Shireena bisa pergi diam-diam mengirimkan Demian ke daerah terpencil maka Rafqis juga bisa membuat kejutan yang sama.
Pelajaran buat Shireena. Rafqis bisa saja selangkah lebih maju. Dia bukan tidak tahu dimana Shireena tinggal. Dia tahu. Hanya membiarkan saja, mungkin Shireena membutuhkan waktu menyendiri tapi menurut Rafqis sudah kelewattan karena Shireena berencana menceraikannya.
Tidak! Rafqis tidak bisa melepaskan Shireena begitu saja. Mungkin Shireena sudah banyak berkorban demi keselamatan dirinya itu sebabnya Rafqis enggan melepaskan. Mau sepintar apapun Shireena berencana Rafqis juga mampu mematahkannya.
Mempunyai banyak kenala serta kolega bisnis membuat Rafqis banyak bersyukur. Pernikahannya hanya di langsung di dalam ruang rawat persakittan tapi Rafqis sudah menyebarkan bahwa dirinya sudah berstatuskan suami. Waktu itu Shireena tidak menginginkan pesta pernikahan, hanya membuang-buang uang saja.
Rafqis menuruti tapi bukan Rafqis namanya kalau tidaj bisa mengatur semuanya secara diam. Shireena yang melakukan sebuah rencana Rafqis juga mengetahui, namun ia memilih diam berpura-pura tidak mengetahui demi tau langkah besar apa yang Shireena ambil.
Tak tinggal diam untuk rencana terakhir–––menceraikan Rafqis, Marco mengambil alih dalam menikahi Ghea. Demi memuluskan permintaan Rafqis. Marco mengorbankan perasaannya.
Acara ta'aruf itu adalah rancangan Rafqis dan sebentar lagi acara pernikahan Marco dengan wanita berniqab. Marco sempat mengeluh pada Rafqis apakah ia akan mampu mendidik Ghea tapi sepertinya Ghea yang akan mendidiknya.
Antara rencana mendekati bencana. Marco yang diam, dingin, jarang senyum mendapatkan wanita selembut Ghea. Ini di luar nalar. Menurutnya begitu.
"Sudah puas..?" Marco menanyai Rafqis yang memainkan ponsel pintarnya.
"Tentu. Istri saya harus kembali. Sudah lama ia tidak mengurus saya"
"Yakin dia bakalan balik? Atau kau punya rencana lain lagi?" Mata itu menatap lurus jalanan kota di sore hari.
"Insya Allah. Shireena pasti kembali, rumahnya adalah yang kita tinggali bukan di kontrakan Herry"
"Kau sadar tidak sudah melukai hatinya?"
"Lalu apa menurutmu saya harus diam ketika istri saya merencanakan perceraian? Sementara dia sudah bertaruh nyawa untu saya"
Marco diam., tentu saja tidak. Marco yang minim agama pantang mempermainkan janji lebih lagi janji pada Allah. "Soal pernikahanku?"
Rafqis menengok ke samping, menepuk pundak Marco pelan., "tetap di lanjutkan"
Hampir saja Marco memanjangkan mulutnya untuk prrotes tapi ia lelaki bukan wanita yang suka perajuk. Rafqis sudah seperti saudaranya, jadi ia rela menikah dengan cara yang Rafqis usulkan.
Di bawah radio mobil Herry, Rafqis menyuruh orang menempelkan chip recorder dibarengi dengan GPS. Dia cukup jelas mendengarkan semuanya. Dan di dalam rumah kontrakan Herry sudah dipasangkan cctv kecil berupa kancing baju di tempelkan di lampu tidur.
Saat Shireena pergi pengajian dari kejauhan Rafqis memantau, lalu masuk ke rumah dengan membobol engsel pintu menggunakan laser hingga tidak akan membekas kerusakan.
Shireena yang datang, sembunyi, melihat dirinya Rafqis juga menyadari. Insting suami itu ada, dan bukan hanya milik istri saja. Suami juga punya.
Shireena yang tengah menangis di atas kasur hingga hijabnya basah saja Rafqis tahu. Dia CEO––– pemilik hotel JW. Marriot bukan Rafqis yang hanya bisa duduk diam di kursi roda atas perintah Shireena.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cantik - Rahasia Di BALIK NIQAB || Edisi Revisi📝
SpiritualAllah telah mengetuk pintu hatiku. Aku bersyukur masih di beri kesempatan untuk bertaubat dengan-Nya. Terimakasih telah memberikan perantara yang membuatku kembali pada-Mu. Semua hal itu baik, bila sudah menjadi keputusan-Mu semuanya tetaplah baik...