Baekhyun sedang membereskan baju kotor milik suaminya, Park Chanyeol. Saat sibuk memilah-milah, dia merasakan ada kertas lumayan tebal yang berada di dalam saku jas suaminya. Dengan dahi berkerut Baekhyun mengeluarkan kertas itu, yang ternyata adalah tiket pesawat.
"Huh, apakah Park bodoh itu mau melakukan perjalanan bisnis lagi? Astaga, padahal baru saja kemarin dia pulang dari Amerika. Ish. Kapan dia punya waktu untukku. Dasar menyebalkan."
"Kenapa bicara sendiri Bee?"
"Oh astaga, kau mengagetkanku bodoh!"
"Kekeke, maafkan aku sayang. Jadi kenapa kau berbicara sendiri seperti itu hm?"
Baekhyun menunjukkan tiket yang ia temukan.
"Ini, apa maksudnya ini huh? Kau mau pergi lagi begitu? Mau meninggalkanku sendiri lagi begitu?"
Chanyeol terlihat sedikit panik. Kemudian merebut tiket tersebut dari Baekhyun.
"O-oh, kau menemukannya dimana sayang?"
Baekhyun memicingkan matanya curiga.
"Kenapa kau terlihat panik hm? Ada yang kau sembunyikan dariku ya?"
"A-ah, ti-tidak sayang. Hehehe."
Baekhyun tetap memicingkan matanya. Dan Chanyeol semakin terlihat panik.
"Katakan!"
"Chanyeol!"
"Park Chanyeol!"
"Oho, tidak mau bicara hm? Baiklah, nanti malam kau tidur di sofa."
"A-apa Bee? Kenapa begitu?"
"Pilih bicara atau tidur di sofa?"
"Aish, oke aku akan bicara. Jadi... jadi sebenarnya aku ingin mengajakmu berlibur naik kapal pesiar. Hitung-hitung untuk honeymoon kita. Maunya sih ini kubuat kejutan untukmu. Tapi kau terlanjur tahu. Yasudahlah."
"Hah? Berlibur? Kau tidak bercanda kan?"
"Mana mungkin aku bercanda Bee."
"Oh, Chan."
Baekhyun tersenyum manis dan memeluk Chanyeol dengan erat.
"Jadi Tuan Park, malam ini mau berapa ronde?"
Fin.