Suasana kampus sangat ramai seperti biasanya. Mahasiswa terlihat ada yang keluar dan ada yang memasuki ruangan. Keseruan selalu bermunculan di setiap waktu, yaitu adanya para anak muda yang saling bercerita tentang keseharian dan melakukan kegiatan bersama-sama. Tak lama kemudian terlihat Yusuf keluar dari kelas, nampaknya Yusuf sedang mencari seseorang, sesekali ia bertanya kepada teman di sekitar namun ia tak menerima jawaban yang sesuai dengan harapannya.
"Nyari siapa, Suf?" tanya salah satu teman sekelasnya yang sedang sibuk menempel pengumuman lomba di mading kampus.
"Ada liat Iko?"
"Iko, ya? Waduh ga tau nih, soalnya Iko sejak masuk kelas pertama tadi udah duluan keluar, katanya sih mau nemuin seseorang."
"Nemuin seseorang?" tanya Yusuf kepada temannya itu.
"Iya, ya udah aku ke sana dulu yaaa. Mau nempel pengumuman lagi."
"Oh, iya, makasih." Yusuf mempersilakan temannya untuk kembali melanjutkan kesibukan, "mana coba nih si Iko?"
Beberapa saat kemudian terlihat Iko melangkahkan kaki ke arah Yusuf dengan tatapan gembiranya, setelah Yusuf mengetahui bahwa Iko akan mendekatinya, Yusuf pun memasang wajah datar melihat sang sahabat yang dicari akhirnya menampakkan diri.
"Dari mana aja lu, Ko?"
"Kangen ya, Suf? Aww baper deh gue jadinya." Ledek Iko.
"Kagaaakkkk! Idih kagak banget." Tolak Yusuf dengan suara canda yang sedikit keras.
"Kata mereka lu nyariin gua, ada apa emang?"
"Tuh, lu liat." Yusuf menunjuk ke arah kertas yang tertempel di mading kampus kemudian mengajak Iko untuk membacanya.
"Lombanya minggu depan?" teriak Iko.
"Santai aja dong, Ko. Ngomongnya ga usah kenceng-kenceng!!!! Ya iya, lombanya minggu depan, kita jadi ikut ga?"
"Ya jadi dong, ini yang kita tunggu, ga sabar gue buat pertandingan basket ini, kita harus menang, Suf."
"Ya udah, sekarang kita kasih tau teman-teman tim di kelas, biar bisa latihan seminggu ini, ingat yaaa doa dan usaha." Yusuf menepuk pundak Iko beberapa kali kemudian kembali ke dalam kelasnya.
***
Dua hari setelah pemberitahuan lomba disebar, akhirnya Yusuf dan Iko berhasil membentuk tim dari kelasnya, Yusuf mengajak semua anggota untuk ikut latihan di saat jam perkuliahan telah selesai.
Lapangan basket yang berada di tengah-tengah gedung membuat mereka mudah diperhatikan oleh banyak orang. Sesekali sekelompok perempuan meneriaki nama Yusuf dan Iko untuk memberikan semangat.
Sejak mereka masuk kuliah, Yusuf dan Iko telah menjadi idola di kampus. Saat Iko mengambil kesempatan itu untuk dekat dengan perempuan-perempuannya, namun Yusuf memilih untuk tidak memberi harapan kepada siapa pun.
"Semangat Ikooo!"
"Semangat Yusuf!"
Satu per satu suara terdengar.
"Eh, Suf. Liat deh di belakang lu, ada Dena." Bisik Iko yang sesekali memainkan bola basket sebelum latihan dimulai.
"Kenapa emangnya?" tanya Yusuf setelah mengetahui bahwa ada seorang perempuan yang tengah duduk di belakang sambil memerhatikannya.
Dena Marina; Si Cantik jurusan psikologi yang sudah lama menyimpan rasa kepada Yusuf. Rambutnya yang selalu dikuncir satu serta kameja khasnya yang penuh kerapian. Ia teramat sangat menyukai Yusuf. Semua berawal karena dulu Yusuf pernah membantunya saat hampir pingsan di lapangan. Sejak itu hati Dena berbisik akan makna cinta. Gedung perkuliahan yang terletak sangat jauh dengan Yusuf tak membuatnya enggan memerhatikan Yusuf di waktu luang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Fii Amanillah (Telah Terbit)
SpiritualGee, gadis kelahiran Jakarta itu adalah satu-satunya anak perempuan dalam keluarganya. Orangtuanya melarang keras dirinya berpacaran, namun ia melakukan itu secara diam-diam. Hingga pada akhirnya semua telah hancur, begitu juga dengan hatinya. Itula...