Sebuah kafe dengan lampu-lampu hias membuat malam terlihat sangat istemewa untuk Gee dan Iko. Dua buah kursi yang terletak di ujung lantai tiga telah diduduki oleh keduanya. Senyuman manis Gee yang tercipta untuk sang kekasih semakin penuh cinta. Suara musik biola yang mengalun membuat suasana terlihat sangat romantis. Tirai-tirai yang tertiup angin menambah rasa suka akan tempat itu semakin bertambah, nyanyian demi nyanyian berganti dengan riang. Tentang nada cinta yang selalu tercipta bagaikan puisi indah disampaikan dengan bermacam penghayatan sehingga menghadirkan kenyamanan yang berharga pada tiap pengunjung kafe yang berdatangan.
“Gee, kamu semakin cantik.” Puji Iko kepada Gee yang berada di hadapannya.
“Ah kamu.” Balas Gee dengan wajah merah merona.
“Eh aku serius, kamu itu beneran cantik.”
“Em iya iya. Makasih deh.” Jawab Gee masih dengan wajah malu-malu.
“Uh, lucu banget kamu kalau lagi malu.” Goda Iko.
“Mmm apaan sih Ikooo….”
“Tuh, kan, malu lagi hehe.”
“Ihhhh ngeselin, deh.”
“Ohhh. Jadi aku ini ngeselin, Gee?” tanya Iko dengan candanya.
“Banget. Apalagi pas kemarin kamu deket-deket sama cewek lain.” Jawab Gee dengan wajah yang pura-pura kesal.
“Mm aku deket-deket cewek? Kapan dan di mana itu, Gee?”
“Itu sama cewek yang pake baju ungu waktu acara bedah buku di aula.”
“Oh kenapa? Kamu cemburu, ya?” goda Iko kembali dengan tawanya.
“Iya, habisnya kamu deket banget, sih.”
“Tuh, kan, kamu cemburu lagi hahahaha.”
“Kamu mah! Orang lagi serius juga, ah.”
“Udah, jangan jadiin masalah, dia itu cuma temen.”
“Tapi kita dulu juga temen, Ko.”
“Iya, tapi aku udah sama kamu, Gee. Kamu harus yakin dan jangan ga percaya terus sama aku, aku sama dia temen biasa. Beneran deh.”
“Bukannya aku ga percaya, tapi……”
“Udah, Gee, udah. Kita di sini mau senang-senang, ga mau ribut, kan?”
KAMU SEDANG MEMBACA
Fii Amanillah (Telah Terbit)
SpiritualGee, gadis kelahiran Jakarta itu adalah satu-satunya anak perempuan dalam keluarganya. Orangtuanya melarang keras dirinya berpacaran, namun ia melakukan itu secara diam-diam. Hingga pada akhirnya semua telah hancur, begitu juga dengan hatinya. Itula...