Sebuah botol air mineral menggelinding di dekat kaki Meira. Refleks, Meira memungutnya.
"Ah, minumku!" seseorang berteriak ketika Meira memungut botol air mineral itu. Seketika, Meira tertegun. Ia merasa familiar dengan suara orang tersebut.
"Terima kasih!" ujarnya, ketika Meira berdiri. Di detik itu juga, keduanya terpaku dan saling menatap. Terkejut dengan kehadiran masing – masing.
"Mei...ra,".
"Jun," suara Meira terdengar lirih. "De Jun,".
"Iya, ini gue, Mei," ujar lelaki yang Meira panggil dengan 'Jun' ini. Kemudian, laki – laki itu terkekeh. Wajahnya sungguh menarik ketika ia sedang tertawa.
"Lo... apa kabar?" tanya Meira, dengan nada penuh kerinduan.
Bersamaan dengan itu, sebuah kereta api jarak jauh melintas dengan kencang. Membantu Meira untuk menenggelamkan berbagai suara di sekitarnya, dan fokus terhadap laki – laki yang ada di hadapannya.
"Gue kangen lo, Jun," ucap Meira, di sela – sela suara kereta api yang melaju kencang.
"Apa, Mei?" tanya Xiaojun, yang biasa Meira panggil dengan 'De Jun' atau 'Jun' saja. Dulu.
"Lo apa kabar, Jun?" tanya Meira, kali ini dengan perasaan yang lebih lapang.
--------------------------------------
another random idea that pooped in my mind, when im commuting by train. its funny when i thought that i will meet someone that i've been longing in station, among people who everyday also commuting by train
so, lets see how far this will go
please leave your support by giving voments in this story. thank you very much!
ps: hey, the one who i choose as the model for kun (in bystander), how is it going in there? still alive?
KAMU SEDANG MEMBACA
Stasiun | Xiaojun
Fanfictionkarena stasiun adalah tempat untuk bertemu, dan tempat untuk berpisah . . . . . - au - random update - non baku 20201013 #1 on stasiun 20220611 #1 on stasiun