Setelah di hari Senin kemarin Yangyang meminta izin (yang kemudian Meira mendapat info dari Hendery di Rabu sore kalau Yangyang sudah mendapat izin darinya), inbox chat Meira selalu penuh dengan chat dari Yangyang. Menanyakan kabar Meira, mengingatkan Meira untuk makan, mengirimi foto kegiatannya (bahkan foto aneh – aneh tapi lucu yang Meira pun kadang tidak mengerti apa maksudnya), dan mengucapkan selamat pagi diiringi dengan emoticon smiley.
Terhitung sudah seminggu lebih Yangyang seperti itu, dan selama itu pula Meira berusaha memilih antara membuka hatinya atau menutup hatinya, diiringi dengan memikirkan apa yang harus ia lakukan pada Xiaojun (yang masih bertemu dengannya di jam pulang kantor), memikirkan bagaimana jawaban yang harus ia berikan pada Meitan jika Meitan bertanya, dan tentu saja, memikirkan kerjaannya sendiri.
Namun, Jum'at sore itu, ketika Meira baru saja melakukan fingerprint dan bersiap untuk pulang, Meitan menahannya.
***
Meitan bertemu dengan Xiaojun sebagai teman semasa kecil.
Xiaojun adalah sosok kakak laki – laki dan pahlawan bagi diri Meitan kecil. Mereka hidup bertetangga dan bersekolah di sekolah yang sama. Xiaojun kecil sering dititipkan di rumah Meitan karena kedua orangtuanya sibuk bekerja.
Meitan menyadari perasaannya pada Xiaojun sudah berbeda ketika mereka sama – sama SMP. Banyaknya teman – temannya yang menanyakan perihal Xiaojun padanya karena mengira mereka adalah adik – kakak, membuat Meitan heran mengapa banyak temannya yang menyukai Xiaojun, hingga ia sendiri akhirnya jatuh cinta.
Sayangnya, Xiaojun pindah ketika dia SMA. Mereka masih sering berhubungan dengan cara berbalas pesan singkat, dan terkadang Xiaojun menyelipkan cerita mengenai dua teman baiknya di sana – yang satu bernama Hendery, dan yang satunya lagi bernama Meira. Xiaojun bercerita mengenai betapa lucunya Hendery dan Meira ini, terutama Meira. Insting perempuan Meitan berkata bahwa sepertinya Xiaojun dan Meira ada sesuatu, karena Xiaojun terlihat bersemangat ketika bercerita soal Meira. Meitan jadi bertanya – tanya, seperti apa sosok Meira karena sepertinya Xiaojun sangat suka pada Meira.
Ketika akhirnya mereka bertemu kembali di universitas yang sama, Meitan merasakan bahwa Xiaojun berubah. Ketika ditanya, ternyata dugaan Meitan benar, karena Meira. Hendery, yang merupakan keponakan Meira, secara implisit pernah menyatakan kalau dia tidak mau berteman lagi dengan Xiaojun jika Xiaojun berpacaran dengan Meira. Xiaojun, yang tidak mau hubungannya rusak dengan Hendery dan Meira, terpaksa memendam jauh perasaannya itu.
Selama itu pula, Meitan berusaha memberikan dukungan terbaiknya demi membantu Xiaojun melupakan Meira (karena rumornya, Meira sudah punya pacar). Mereka berdua kembali seperti dulu, sampai suatu hari, Meitan menyatakan perasaannya pada Xiaojun, yang diluar dugaan Meitan, perasaannya berbalas.
***
"Kak Meira,".
"Oh, Meitan. Mau fingerprint?".
"Iya, Kak. Sekalian ada yang mau gue obrolin sama Kakak. Mumpung kerjaan kita hari ini longgar, dan bisa pulang cepat,".
"Tapi, kalo lo ngajak ngobrol kan, jadinya ga pulang cepat Mei, hehehe,".
Meitan merangkul lengan Meira. "Gapapa kaan. Kan kita juga udah lama nggak ngobrol," kata Meitan.
"O-Oh, okee. Mau ngobrol di mana?".
Meitan mengajak Meira meminum kopi di daerah Gambir. Pada akhirnya, Meira yang memilih tempatnya karena Meitan mendadak dilema mau mengajak Meira mengobrol di mana, dan Meira memilih Gambir karena masih dekat dengan Stasiun Juanda.
KAMU SEDANG MEMBACA
Stasiun | Xiaojun
Fanfictionkarena stasiun adalah tempat untuk bertemu, dan tempat untuk berpisah . . . . . - au - random update - non baku 20201013 #1 on stasiun 20220611 #1 on stasiun