one

3.3K 414 62
                                    

Jika biasanya orang lain akan berkata 'awali pagi dengan senyuman' itu tidak akan berlaku pada Jennie, pagi ini gadis itu tengah sibuk mengomeli orang disebrang sana.

Bagaimana Ia tidak kesal? Orang disebrang sana kemarin telah berjanji akan menjemputnya, namun hari ini dengan mudah Ia membatalkan semuanya dengan alasan 'aku ada urusan'

Bullshit!

Ia benar benar membenci orang seperti itu, tak bertanggung jawab. Benar benar sialan.

"Terserah! Aku benar benar membencimu! Jangan menghubungiku lagi!"

"Jennie-ya aku kan sudah meminta maaf, aku mengaku bersalah"

"Ya, seperti itulah dirimu. Mudah membuat janji dan mengingkarinya, lalu dengan maaf kau kira akan menyelesaikan masalah? Hari ini aku harus berangkat dengan siapa?" rengek Jennie.

"Kau pesan taxi online saja ya? Mau tidak?"

"Bukankah kau yang melarangku menggunakan itu? Kau sendiri yang mengatakan jika taxi online tidak akan"

"Aku lupa, tapi hanya cara itu"

"Aku akan pergi bersama Mino sunbaenim, kebetulan Ia bertanya padaku tadi malam"

"Tidak! Jangan bersamanya, lebih baik kau dengan Lisa dibanding dengan Mino hyung"

"Kau banyak bicara, aku tutup"

Tut

"Menyebalkan" gerutu Jennie.

Setelah Ia mendengar klakson mobil berbunyi Ia segera keluar dari rumah nya. Meski Ia akui Mino itu berkulit hitam, namun Ia juga tampan dan bertanggung jawab tentunya.

"Sebelumnya terima kasih untuk tumpangannya Sunbae" ucap Jennie tersenyum.

"Tidak perlu seformal itu denganku, jangan memanggilku sunbae cukup panggil aku oppa" ucap Mino.

"Eung? Baiklah" ucap Jennie menunduk, mencoba menenangkan debaran jantung nya yang menggila.

"Lucu" satu kata berhasil membuat pipi Jennie memerah sempurna.

Tangan Mino terulur untuk mengusap surai kecoklatan Jennie, membuat telinga gadis itu ikut memerah.

"Eung, oppa s-sebaiknya kita berangkat" ucap Jennie.

Bodoh.

Ia merutuki dirinya sendiri yang dengan mudah blushing didepan Mino.

"Kau sudah sarapan?" tanya Mino.

Sebenarnya Mino enggan bertanya seperti itu, namun untuk memecahkan keheningan didalam mobil Ia harus berkicau terlebih dahulu.

"Belum" jawab Jennie terus terang.

"Mau sarapan bersama?"

"Memangnya tidak keberatan?" tanya Jennie ragu.

"Tidak, kebetulan aku juga belum sarapan" jawab Mino lembut.

· We Just Friends ·

Dentingan sendok yang beradu dengan piring sepertinya menjadi suara dominan dikantin kampus ini. Mereka lebih menikmati makanan masing masing dibanding berbicara.

Jennie terlihat menghabiskan makanannya terlebih dahulu, Ia beralih pada minumannya.

"Eung, Jen di samping bibirmu ada cream" ucap Mino.

Jennie terlihat meraba raba, namun Ia tak mendapatkan jejak cream yang Mino maksud.

Tangan Mino beralih menghapus cream itu, lalu mengecap tangannya sendiri.

Jennie mematung, apakah dirinya baru saja mengalami indirect kiss?

Wow.

Bruk

Tubuh Mino terhempas ke lantai kantin, diikuti darah yang keluar dari ujung bibirnya. Pria itu menghajar Mino hingga Ia dihajar kembali.

Kini jelas, pipi pria yang menghajar Mino mulai membiru dan ujung bibirnya juga mengeluarkan darah.

"Kurang ajar Kau Song Mino!" teriak pria itu, Taeyong.

"Hentikan! Sudah" ucap Jennie.

Tangan gadis itu ditarik entah kemana, pria Lee itu terlalu marah. Bisa dilihat dari urat tangannya yang menonjol.

Taeyong mendorong pelan tubuh Jennie ke dinding Koridor kampus yang sepi lalu mengkungkung tubuh Jennie dengan tangannya. Menatap tajam mata Jennie seolah Ia akan membunuh gadis itu.

Pria Lee itu memukul dinding disebelah tubuh Jennie, menyandarkan dagu nya pada ceruk leher gadis itu. Bahkan Jennie bisa merasakan jika nafas Taeyong memburu, Ia tak boleh blushing kali ini.

"Mengapa diam saja saat dia tidak secara langsung menciummu?" tanya Taeyong lirih.

"Aku benar benar tidak menduganya" jawab Jennie.

Kini tangan Taeyong beralih pada pinggang gadis itu, mencoba menenangkan dirinya setelah Ia menghajar Mino.

Jennie menerima perlakuan Taeyong, Ia suka dengan perlakuan Taeyong.

Taeyong menatap Jennie kembali, namun beda dari tatapan sebelumnya. Kali ini Taeyong menatap Jennie lembut lalu mendaratkan bibir tipisnya pada bibir Jennie, hanya menempel.

Lalu Ia menarik kembali bibirnya, lalu mengusap bibir Jennie dengan ibu jarinya.

"Jangan dekati pria itu lagi" ucap Taeyong lembut lalu memeluk gadis itu.

Jadi Tuan Lee yang terhormat, ini yang anda namakan teman?


· We Just Friends ·

©gshanhs,2019

tbc




We Just Friends ft Jenyong ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang