(13) +18

6.8K 390 42
                                    



Tampak seorang gadis anggun melangkah pelan dengan perasaan kacau, air bening sudah cukup membasahi pipi chubbynya. Ia cukup terkejut mendapti gadis yg sedang berbaring lemah dan masih belum menyadari kedatangan dirinya yg masih berdiri di ambang pintu ruangan rumah sakit.
Kini ia harus melihat kembali orang yg membuatnya tersiksa di landa rindu selama ini..orang yg selama ini berusaha ia lupakan dan ia buang dari masa kininya...namun sepertinya percuma sajah karna perasaan cintanya malah menumbuh.
Dialah Jennie yg tengah menahan tangisnya. Rindu dan benci bercampur jadi satu.
Tak bisa di bohongi bahwa dirinya sangat merindukan sosok gadis yg masih sah jadi istrinya yg tidak bertemu selama dua tahun dan hal yg membuatnya menangis adalah mendapati tubuh istrinya sangat berubah kurus tidak seperti dulu lagi. Ia memikirkan perkataan Irene..apakah benar Jisoo selalu merindukannya? Apa benar dia sakit begini karna merindukannya?
Jika itu benar...betapa jahatnya dirinya yg tidak pernah menemui orang yg masih menjadi istrinya itu. Namun itu ia lakukan hanya tidak ingin terisksa dan hanyut dalam perasaan cinta dan kecewa!!!

Setelah menghapus air mata, Jennie melangkah pelan menghampiri Jisoo dengan perasaan takaruan, jantung degdegan seolah akan bertemu dengan seseorang untuk pertama kali jatuh cinta.

Setelah sampai di pinggir ranjang dengan pelan ia meletekan keranjang buah yg sengaja ia beli tadi untuk Jisoo. Jennie kembali menatap gadis yg masih berbaring dengan menatap ke samping lain lebih tepatnya gadis itu tampak melamun hingga tidak menyadari kedatangannya.
Hati Jennie serasa di iris melihat keadaan istrinya yg tak berdaya.

"J-jichu.."

Mendengar suara pelan, suara yg amat ia rindukan suara orang yg kini telah singgah di hatinya dan berhasil menguasai hatinya, Jisoo segera menoleh....hatinya sangat sakit begitu menatap gadis yg amat ia rindukan selama ini yg tidak pernah menemuinya.
Marah...kecewa...semua Jisoo rasakan saat ini. Ingin marah karna kecewa tidak pernah di kunjungi namun ia tidak kuasa untuk melakukan itu. Tak terasa air mata Jisoo berjatuhan. Jisoo segera berpaling muka ke samping agar istrinya tidak melihat itu semua, ia tidak ingin di bilang lemah atau semacamnya..namun percuma sajah karna istrinya sudah melihat semuanya.

"Jichu..." mendengar suara serak dari istrinya air mata Jisoo makin deras dan belum menoleh padanya

"Untuk apa kau ke mari? Aku yakin hidupmu sekarang sudah bahagia dengan orang lain, maaf karna aku telah menggantungkan statusmu...a-aku..." Jisoo menjeda kalimatnya di sela dengan menghela nafas berat sambil menahan tangisnya.

Jisoo cukup terkejut saat tangannya di genggam perlahan ia menoleh pada gadis yg telah menggenggam tangannya.

"Siapa yg bahagia dengan orang lain, jichu?" Tanya Jennie yg kini sudah duduk di kursi samping ranjang tanpa melepas tangan istrinya

Jisoo kembali mengalihkan tatapannya ke lain arah

"Jika kau sudah bahagia dengan orang lain, aku ikut bahagia...maafkan aku yg sudah membunuh orang tuamu dan sekarang aku menyesal karna memiliki dendam, maafkan aku.." Lirih Jisoo tidak berani menatap wajah Jennie

"Lupakanlah semuanya...itu kejadian dua tahun yg lalu, aku sudah melupakannya dan mencoba menerima kenyataan, itu semua terjadi karna kesalahan mereka juga..aku tau kau dan adikmu orang baik"

Jisoo merasa tenang mendengar ucapan Jennie namun dalam hatinya masih kecewa kenapa Jennie tidak pernah menemuinya hingga ia tersiksa karna merindu..

"Maafkan aku yg tidak pernah menemuimu, aku hanya berusaha melupakanmu tapi... sepertinya aku tidak bisa, aku harap kau masih ingat saat aku pernah mengatakan bahwa aku benar benar mencintaimu, dan cinta itu seakan makin tumbuh padamu! Maafkan aku..sungguh!" Jennie menunduk.

>Because Of Revenge< (Jensoo×Chaelisa)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang