Rak lo apa kabar sekarang? Ngapain aja lo selama liburan?Berkali-kali aku menulis kata-kata itu tapi sebelum mengirimnya selalu aku hapus lagi.
Udah lebih dari sebulan aku ga berkomunikasi sama Raka, terkadang aku berpikir.
"Buat apa ya gue marah sama Raka, mungkin kalo gue biasa aja, gue bakal baik-baik aja sama dia"
Tapi rasa gengsiku jauh lebih besar dibanding rasa kangenku. Sehingga aku mulai mencari kesibukan lain agar ga teringat terus sama Raka. Mulai dari olahraga sampe bermain game kesukaanku dan ga terasa 2 bulan berlalu begitu cepat.
****
(Hari senin, hari pertama masuk sekolah)Hari ini aku bangun subuh dan langsung menyiapkan semua keperluan untuk hari pertama sekolah. Setelah sarapan, jam 06.15 aku berangkat ke sekolah baruku.
Sesampainya disana, sekolahku udah dipenuhi banyak orang. Bahkan banyak orang tua murid yang masih berdiri di depan gerbang sekolah. Aku langsung berjalan ke lapangan, disana semua anak-anak udah berbaris sesuai kelasnya masing-masing.
Saat aku berjalan ke barisan kelasku, aku melihat Raka sedang berbaris. Ia melirik ke arahku dan langsung menghampiriku.
"Woy put apa kabar lo? Lo kelas apa?" tanya Raka.
"7C"
"Ya elah put masih aja ngambek, udah kali"
"Engga" aku langsung berjalan meninggalkan Raka.
Sebenernya aku seneng karena Raka menyapaku, ingin rasanya memeluknya tapi karena gengsi, aku berusaha buat ga memperlihatkan kalo aku kangen padanya.
Setelah masuk ke barisan, aku mendengarkan pidato dari kepala sekolah dan kegiatan MOS resmi dibuka. Sampai jam 9 pagi barulah kita meninggalkan lapangan dan berjalan ke kelas masing-masing.
Ternyata jarak kelasku dan kelas Raka cukup jauh. Aku di kelas 7C sedangkan Raka di kelas 7H, sehingga aku menjadi jarang bertemu Raka saat di sekolah.
•••
Kegiatan MOS berlalu begitu saja dan sekarang aku udah resmi menjadi anak SMP. Dengan bangga untuk pertama kalinya aku memakai seragam SMP.
Sepulang sekolah aku pergi ke SDku untuk bertemu wali kelasku. Disana udah berkumpul beberapa temen SDku juga. Mereka juga dengan bangga memakai seragam SMPnya.
Kita menunggu temen-temen yang lainnya datang di kantin sekolah. Selang beberapa menit aku melihat Raka datang. Entah kenapa aku menjadi salah tingkah saat melihat Raka berjalan ke arahku dan menyapa satu persatu temenku.
Saat tangannya berada di depanku, aku langsung menggenggamnya. Raka cukup lama memegang tanganku.
"Sombong banget sih put sekarang, ga kangen apa sama gue?" ucap Raka.
"Apaan sih" jawabku sambil melepaskan tangannya.
Setelah itu kita masuk ke dalam sekolah dan menemui guruku.
"Siang pak" kataku sambil mengetuk pintu kelas.
"Eh kalian, ini nih udah tradisi pasti kalo baru pada lulus sering main kesini. Nanti juga lama-lama pada sibuk sendiri" jawab guruku.
"Engga dong pak, kita ga akan lupa lah sama bapak"
"Liat aja nanti yah" balas guruku sambil tertawa.
Setelah mengobrol banyak hal sama guruku, kita berpamitan dan pergi meninggalkan kelas. Saat aku lagi berjalan di tangga, tiba-tiba aja Raka langsung merangkul pundakku.
"Lo mau kemana lagi put?" tanya Raka.
"Pulang"
"Temenin gue makan dulu yu?"
"Gue bentar lagi dijemput"
"Lo kenapa sih put jadi beda gini?" tanya Raka dengan suara tinggi.
"Gue biasa aja kok"
"Sini dulu dah kita ngobrol"
Lalu aku mengikuti Raka dan duduk di kursi pinggir lapangan.
"Put masasih harus jadi musuhan kaya gini?"
"Engga kok gue biasa aja" jawabku lagi.
"Ya udah kalo gue salah ya gue minta maaf, lagian lo marah cuma karena hal ga jelas"
"Ya udah sekarang kita temenan biasa aja"
"Ya udah deh kalo itu emang mau lo" Raka yang kesal langsung berdiri dari kursi.
Saat Raka akan melangkah, aku berdiri dan langsung memanggilnya.
"Rakaaaaaa" teriakku.
Aku ga peduli dengan keadaan sekitar dan langsung memeluknya. Hanya sebentar memeluknya, aku segera berjalan meninggalkannya. Raka terdiam seperti patung, mungkin ia bingung melihat tindakanku.
Entah mengapa aku berpikir harus melupakan Raka. Karena setiap kali berada di deketnya, aku takut akan baper lagi dan gabisa menahan nafsuku padanya.
Aku berjalan ke toilet di sekolah. Saat di lorong toilet, aku memilih masuk ke bilik paling ujung. Di dalem toilet aku tertawa kecil mengingat di bilik ini aku dan Raka pernah melakukan sesuatu.
"Jadi inget gue dulu pernah ngisepin raka disini, kangen banget gue masa-masa itu" ucapku dalem hati
Tapi semuanya sekarang tinggal kenangan.
***
(Beberapa Bulan Kemudian)Di SMPku terdapat beberapa geng yang udah ada sejak dulu. Sehingga setiap anak-anak kelas 7 selalu diajak bergabung ke geng itu sama kakak kelas. Hal itu bertujuan agar geng tersebut tetap memiliki penerus.
Akhirnya aku memutuskan untuk masuk ke salah satu geng yang ada di sekolahku dan tanpa disengaja Raka juga memilih masuk ke geng yang sama denganku. Tapi kali ini hubunganku dan Raka sangat berbeda, walaupun kita sering bertemu saat lagi nongkrong tapi hanya sebatas bertegur sapa aja dan ga pernah mengobrol lagi.
Sampe lama kelamaan aku mempunyai temen baru dan Raka juga mulai sibuk sama temen-temen barunya. Jadi kita berdua sibuk dengan kehidupan dan temen-temen baru masing-masing.
Hingga aku mulai terbiasa untuk ga memikirkan Raka lagi dan berusaha melupakannya.
Selama kelas 7 aku menjadi jauh sama Raka. Bahkan berakhir dengan ga saling bertegur sapa lagi. Tapi saat aku lagi nongkrong di kantin, aku sering melihat Raka curi-curi pandang ke arahku. Saat mataku melirik ke arahnya, Raka dengan cepat memalingkan wajahnya. Mungkin ia malu karena ketauan lagi memperhatikanku.
Karena gengsiku yang besar ini, aku jadi kehilangan sahabat masa SDku. Yang udah memberikan banyak pengalaman dan kenikmatan untukku.
Lanjut yaaaa part berikutnya...
![](https://img.wattpad.com/cover/125544424-288-k870797.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Pengalaman Pertama - Raka
RomanceCerita pengalamanku bersama Raka. Aku mengenal Raka sejak SD dan ia merupakan sahabat dekatku yang straight. Ia juga merupakan orang pertama yang aku sukai, walaupun aku tau ga akan mendapatkan hatinya. 90% berdasarkan kisah nyata 10% ditambahin / a...