Episode 11 - Kembali Utuh

2.6K 193 27
                                    

Dirga berlari keluar hotel dengan pikiran yang kacau, marah, kesal , dan sedih berkecamuk. Tak tahu arah kemana ia mencoba berlari mengikuti nalurinya.

Yanjie dan Hyunbin mencoba mengejar Dirga, kebetulan pandangannya mulai terputus dari punggung Dirga karena sekelompok besar yang sepertinya mahasiswa sedang melakukan aksi demo unjuk rasa penglengseran Gubernur Riau , Ridwan Effendi.

Demo mulai rusuh, karena segenap mahasiswa melakukan perlawanan terhadap petugas keamanan. Yanjie yang sempat trauma akibat kerusuhan 98 , seketika mengingat kembali moment paling tragis dalam hidupnya itu. Dia mulai mengingat bagaimana Susan yang meninggal terinjak-injak dalam kerumunan.

"Jieee.. Jiee.. Yanjieeee !" Lamunan Yanjie memudar ketika ia melirik ke belakang mencari sumber suara . Terlihat Hyunbin memanggil-manggil namanya sambil terdorong-dorong dalam kerumunan. Hyunbin terjatuh dan terinjak-injak , demonstran semakin rusuh dan anarkis.

Yanjie berlari menuju ke arah Hyunbin, beberapa orang yang menghalangi dipukul olehnya.

"Ge, kau tak apa-apa?" Hyunbin sedikit ketakutan. Yanjie menarik Hyunbin dan menjuhi dari kerumunan.

---------

Dirga mulai sadar saat beberapa mahasiswa menariknya maju ( mungkin mereka mengira Dirga termasuk salah satu dari mereka ) . Dirga mulai panik , trauma nya mulai hadir.

Seorang wanita tiba-tiba datang menolong Dirga, gayanya seperti agen FBI, dengan mudah wanita itu membawa Dirga dan menjauh dari kerusuhan itu. Dirga yang masih shock tak berkutik, kejadian itu terasa berlangsung amat cepat.
.
.
.
.
.
.
.

Dirga tersadar , ia sudah berada di rumah sakit.

"Aku dimana?" Tanyanya lirih menerewang atap dan sekeliling .

"Jian kau sudah bangun? Syukurlah...." Tiba-tiba seorang pria paruh baya menghampiri Dirga.

"Eh .. om Tian ?" Dirga menatap Tian, disebelahnya ada seorang wanita yang menolongnya tadi. Estelle. "Ahh.. tante tadi yang menolongku ?" Estelle tersenyum simpul dan mengangguk, lalu ia meninggalkan mereka berdua. "Eh .. tante !"

Tian memeluk erat Dirga. Seketika Dirga terkejut, dengan cepat ia mendorong Tian menjauh.

'Apa-apaan om ini? Jangan-jangan benar ini om-om ada maunya '
"AKU BUKAN BOCAH YANG SEPERTI OM PIKIRKAN !" Bentak Dirga.

'Apa ini karma karena aku suka berpura-pura menyukai om om?' batinnya takut, 'Ya Tuhan ..ampuni aku , aku berjanji tak akan genit lagi ama om-om ..aku janji' batinnya.

Tian tersenyum, ia mengerti apa yang dipikirkan Dirga.

"JANGANG MENDEKAT ! " Dirga mencari tombol untuk memanggil suster. Tian merebutnya, membuat Dirga semakin takut.

"Aku merindukanmu Jian!" Ujar Tian lembut.

Dirga tercengang, "SIAPA KAU?" 'Mengaompa ia memanggilku Jian? Jangan-jangan ia stalker . Apa Salah satu Fanboy Huang Junjian?'

"Huang Weitian .. !"

Dirga semakin shock, ia mengorek kupingnya beranggapan ia salah dengar.

"Kau tidak salah dengar Jian .. Kau tidak mengingatku? Aku Huang Weitian .. oh tidak .. aku ayahmu .. "

"Hah? " Dirga semakin bingung , ada perasaan senang ketika mendengar pamannya masih hidup.

"Pa...man ??? Paman Tian?" Tanyanya tak percaya, "Ta...tapi paman sudah.."

"Tidaakk .." Tian memeluk Dirga, "Papa merindukanmu Jian.." Tian mulai mengeluarkan air mata.

Dirga terdiam dengan mata melotot , ia masih tak mengerti dengan ucapan pria yang sedang memeluknya itu, "Pa.. pa? Apa maksudnya?" Dirga mencoba melepaskan diri, namun Tian memeluknya lebih erat.

304th Study Room  (The Lost Story)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang