Episode 4 - Penyesalan

2.8K 211 19
                                    

Desyca termenung di lobi hotel dengan setumpuk catatannya di meja , ia terus saja mengingat kejadian tadi sore teringat percakapannya berdua dengan Tante Mira.

Flashback

"Apa Dirga tahu Tan? " Tanya Desyca dengan berurai air mata.

Tante Mira menggeleng tersenyum simpul, " Jangan kasih tahu Jian ya Des ! Ngomong-ngomong apa Jian eh maksudnya Dirga yang memberitahumu tentang tante?"

Desyca menggeleng, "Gak sengaja Desyca mendengar percakapan Dirga dengan Mas Bejo, kenapa Dirga gak boleh tahu Tan ? Dia kan anak Tante."

Mira menggeleng, "Nggak Des , Tante pun gak berharap Jian menganggap Tante ibunya. Tante ini ibu yang jahat, gak pantas mendapat cinta Jian ".

"Kalo tante tahu sakit, kenapa gak melakukan pengobatan? Tadi dokter bilang sepertinya tante tidak melakukan pengobatan sama sekali." Jelas Desyca penasaran .

"Tante mau menerima penyakit ini Des , mungkin ini adalah hukuman buat Tante yang sudah jahat kepada jian dan ayahnya ."

"Tante memang ibu yang buruk buat Jian . Saat tante tahu Tante hanya anak angkat orang tua tante, tante frustasi tanpa arah dan bertemu dengan ayahnya Jian, saat itu tante masih seusiamu. Ayah Jian sangat mencintai tante begitu pun tante kepadanya, hingga akhirnya tante mengandung ."

Desyca terbelalak kaget mendengar cerita Tante Mira ,"Apaa mungkin itu.."

Tante Mira mengangguk, "Iya, Tante mengandung Jian, makanya di umur masih muda begini tante sudah mempunyai anak sebesar kamu, tapi kala itu tante tidak sedih karena ayah Jian langsung melamar tante hingga akhirnya tante terpaksa berhenti sekolah. Saat itu kami masih sangat muda di mata kami cinta adalah segala-galanya,tapi semua berbeda ketika kami sudah menjalin rumah tangga. Ayah Dirga yang masih berstatus mahasiswa terpaksa berhenti kuliah dan mencari pekerjaan seadanya untuk menghidupi kami. Kami selalu kekurangan dan itu yang membuatku tak tahan lagi. Gaya hidupku yang selalu penuh dengan kemewahan dan hedonis hilang begitu saja bahkan hidup kami sangat sulit. "

Desyca diam mendengarkannya dengan seksama.

"Dan saat itu kondisiku sedang labil karena hamil, aku selalu mengeluh kepada suamiku tentang ini dan itu. Dan aku pun lepas kendali aku menjadi seseorang yang temperamental bahkan jika kesal aku sering memukul atau melempar barang kepada suamiku. Hingga akhirnya suamiku jengah meninggalkan aku yang sedang hamil besar," Tante Mira mulai menitikkan air matanya .

"Aku frustasi, bahkan hampir gila. Aku marah, kesal , sedih .. tapi aku bingung harus melampiaskan kepada siapa, aku mulai merasa jijik dengan anak yang ku kandung karena kemarahanku pada suamiku. Beberapa kali aku mencoba membunuh bayi dalam kandunganku bahkan terpikir untuk membunuh diriku sendiri. Tapi orangtuaku kembali berhasil menghalangi niatanku itu ."

"Akhirnya aku melahirkan Jian, aku tak sanggup menerima Jian . Hatiku sakit .. tentu saja aku menyayanginya tapi aku marah ..marah karena ada darah lelaki itu dalam Jian. Saat usia Jian 1 tahun lelaki itu kembali, kembali dengan membawa harta yang melimpah. Awalnya aku tak mau menerimanya kembali, tetapi ia memohon padaku untuk menerimanya kembali ."

"Kami berkumpul kembali, aku sangat bahagia ... Tapi kebahagiaan itu hanya berlangsung selama 3 tahun . Tiba-tiba seorang wanita datang mengaku bahwa ia adalah pacar suamiku, dia bilang suamiku membawa kabur hartanya. Di situ aku sangat shock. Lagi-lagi aku seperti orang gila, aku menyiksa suamiku dan anakku Jian. Setahun kemudian suamiku pergi lagi tanpa ada kabar sedikitpun .. lagi-lagi aku melampiaskan kemarahanku pada Jian. Aku akuu ... Hiksss " kini derai air matanya semakin deras hingga sulit berkata-kata, Desyca memeluknya dengan erat.

"Aku hampir saja membunuh anakku , akhirnya aku memutuskan untuk pergi dari kehidupan Jian, aku meninggalkannya kepada keluarga Jian yang sekarang ".

304th Study Room  (The Lost Story)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang