Episode 9 - Terakhir

2.6K 208 42
                                    


Dirga, Reihan dan Desyca bersiap mengikuti tes terakhir untuk memperebutkan gelar peserta terbaik. Dirga dan Reihan menampikan raut wajah yang serius tidak seperti biasa sementara Desyca gugup setengah mati masih tak menyangka ia dan kehokiannya sampai pada tahap terakhir ini.

Juna dan Bejo , kedua CS itu dengan setia mengantar ketiga teman setimnya untuk memberi support, bersama Pak Zam dan Laoshi tentunya .

Juna tersenyum tipis menerawang ke arah pintu ruangan Desyca dan lainnya sedang berada, dia tersenyum simpul mengingat ini pertama kalinya ia datang sebagai untuk mensupport rekan timnya bukan lagi yang berada di dalam ruangan olimpiade. Bejo menatapnya diam, ia merasa Juna tidak menyesal gagal OSN di tahun terakhir kesempatan mereka mengikuti olimpiade bergengsi ini.

"Mas kayanya seneng ya gak lolos kali ini?" Tanya Bejo sedikit kepo.

"Jo, kalo gue lolos menurut lu Desyca bakal di ruangan itu ga?" Tiba-tiba Juna memberikan pertanyaan yang tidak dimengerti oleh Bejo

"Maksudnya gimana toh mas?"

"Mungkin gue gak bisa melangkahi Dirga untuk fisika ini, tapi gue yakin setidaknya gue mampu berada di ruangan itu." Jawabnya datar, "Lu ngerti kan maksud gue?"

Bejo mengangguk.

"Tapi entah kenapa gue malah seneng." Sambung Juna masih tetap menatap pintu kelas.

"Dan pertama kali nya gue bersyukur di pukulin bokap gue ." Juna menyeringai.

Bejo mengangguk lagi , mulai mengerti arah pembicaraan Juna, intinya Juna bersyukur tidak lolos ujian tulis karena kesempatan Desyca menjadi lebih besar. Juna tidak pernah merencanakan hal ini , tapi takdir yang sudah mengaturnya. Teringat sebuah pepatah yang bilang..

Orang bodoh akan dikalahkan oleh orang pintar
Orang pintar akan dikalahkan oleh orang yang rajin
Tapi orang yang rajin dan pintar sekalipun akan dikalahkan oleh orang yang beruntung .

Keberuntungan memang berdasarkan takdir, tapi takdir hadirpun tidak terjadi begitu saja .

Maka siapakah orang yang beruntung itu ? Ia adalah orang yang selalu memberi energi positif bagi orang lain. Mungkin karena peringai Desyca yang selalu memancarkan energi positif bagi sekelilingnya sehingga takdir menjawab keberuntungan baginya .

3 jam berlalu, Juna dan Bejo masih setia menunggu ke 3 sahabatnya di depan ruangan yang tersedia meja bundar yang dikelilingi kursi, sedangkan Yanjie dan Hyunbin sedang berkunjung ke rumah sakit , dan Pak Zam berkumpul dengan panitia OSN.

-Tet.... Teet....-

Bel berbunyi, tak lama para peserta berhamburan keluar dari ruangan.

Dirga dan Reihan terlihat santai, sedangkan Desyca cemberut dengan wajah yang menekuk.

Juna memperhatikan sekilas tingkah Desyca dari balik PSPnya .

"Hoi...." Dirga melambaikan tangannya ke arah Juna dan Bejo.

"Heum.." Juna hanya mengangguk.

"Nih minum dulu, kalian pasti pada mumet kan ?" Bejo memberikan 3 botol minuman Ion kepada mereka bertiga .

"Wah .. Daddy pengertian sekali !" Dirga menyomot 1 botol minuman itu.

"Ini dari Mas Juna sih." Kata bejo menjelaskan .

"Eh... " Dirga dan Reihan menatap Juna.

"Tumben amat sih Mas Jun pengertian.." Celetuk Reihan.

"Waahh Mas Jun.. tau aja Dirga lagi haus !" Timpal Dirga.

-krik- Juna tak bergeming, dia hanya sibuk menatap PSPnya.

304th Study Room  (The Lost Story)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang