8.Please Hug Me

833 96 19
                                    

Main cast

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Main cast

Lucas Wong
Kim Sohyun

FF ini tidak bermaksud untuk menyinggung siapapun, dan FF ini murni dari otak saya. Jadi jika terdapat kesamaan kata-kata mungkin suatu ketidaksengajaan.

.....

“Dia hanya datang dan membawakan buku putrimu yang tertinggal. Tidak ada yang lebih.”

“Apa aku harus mempercayainya? sementara mereka melihat kalian berdua berpegangan tangan?”

“Astaga Sohyun appa. Kau selalu mendengarkan perkataan tentanggamu. Sementara aku disini menjelaskannya mati-matian dan kau tidak bisa mempercayainya. Jika begitu caramu maka hiduplah dengan tetanggamu itu Tuan Kim.”

Wanita sekitaran umur 40an itu bangun dari duduknya. Meninggalkan sang suami yang menatapnya dengan tatapan marah. Pria setengah baya itu menggebrak mejanya secara kasar, amarahnya sudah sampai di ubun-ubun. Dia tidak mengerti mengapa sikap istrinya sangat berbeda setelah wanita itu bertemu dengan sosok pria yang di yakini adalah wali kelas putrinya, Kim Sohyun.

Sohyun membesarkan suara volume earphonenya. Suara gaduh diluar mengganggu berkonsentrasi untuk belajar. Tangannya meremas dengan kuat bulpoin yang dipegangnya, dan menariknya secara kasar sehingga membuat kertas bertinta hitam itu robek.

Suara hening, hanya terdengar suara gesekan ranting sakura yang mulai berguguran. Sohyun menolehkan kepalanya ke samping kanan, baru beberapa hari dia melihat bunga kecil itu tampak mekar. Tapi, hari ini telihat tak seperti biasanya, rapuh.

Tok

Tok

Clek

Seorang wanita setengah baya masuk kedalam kamar sang putri, seketika suara pintu terdengar berderit nyaring.

Sohyun memutar kepalanya kebelakang. Ia tersenyum sumbang saat sang ibu duduk di tempat tidurnya. Wanita setengah baya itu menatap Sohyun dengan tatapan sedih bercampur putus asa. Dirinya sudah dituduh oleh suaminya jika dirinya berselingkuh dengan wali kelas putrinya. Seperti ini, setiap kali wali kelas Sohyun datang, dirinya akan dituduh. Suaminya akan jauh lebih mendengarkan setiap omongan tetangganya daripada harus mendengarnya.

“Tidak apa-apa.” Ucap Sohyun. Dia kembali memfokuskan pada lembaran kertas diatas meja belajarnya. Sohyun mencoba kembali fokus pada pelajarannya, meski kenyataannya dia tidak mampu.
Hatinya terkoyah sakit melihat raut kesedihan sang ibu.

Ibunya harus menerima berbagai macam tuduhan yang dilontarkan sang ayah, apalagi jika ayahnya itu mengucapkan kalimat kotornya.
Sohyun menggigit bibir dalamnya kuat-kuat. Menahan isakan tangisnya. Butiran kristal itu yang sejak tadi ditahannya akhirnya jatuh, membentuk sebuah aliran sungai kecil dipipi chubbynya.

Peek - A - BooTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang