Chapter 3: Valentine Day

950 84 5
                                    

.
.
.
ON!!!
.
.
.
Bukan hal yang luar biasa memiliki sejumlah fans. Malahan dengan mereka ada membuatnya kadang jengah dan menahan emosi. Perhatian mereka yang sangat berlebihan dan menyedihkan seolah mereka berharap banyak padanya. Rengekan manja yang diteriakkan padanya seolah menyeretnya hingga pusing.

Setidaknya, itulah sebagian kecil pandangan yang diberikan oleh pemuda penuh kuasa terhadap mayoritas penghuni daerahnya,sekolah kejuruan tingkat atas yang dirinya tempati.

Gilgamesh.

Pemuda dengan pesona yang sulit ditolak,wajah rupawan,aura yang tegas,cerdas dengan caranya sendiri,siswa yang penuh kesempurnaan dan juga dikenal dengan kesan liar yang seksi. Seperti itulah pandangan memuja fansnya.

Pagi ini,suhu udara membuatnya lebih malas datang ke sekolahnya. Kota yang ditempatinya memasuki musim dingin dan tak perlu ingatkan dirinya terhadap suasana apa yang akan terjadi.

Enkidu,sahabat hypernya sudah mengingatkannya untuk datang lebih pagi demi menghindari sesuatu yang pasti didapati. Mungkin.

Tentu sebagai pendengar yang baik,dirinya mengikuti apa yang diberitahukan. Meskipun,dirinya tau,

Itu percuma.

Lihat saja ketika dirinya membuka loker sepatunya,yang didapati bukan hanya barangnya,tapi sebuah bingkisan sederhana yang dari bau benda itu,dia sudah dapat menebak siapa pelakunya.

Kheh,seolah dia lebih cerdas darinya.

Batinnya bersorak kecil merasa lucu akan sesuatu. Tidak ingin berdiam terlalu lama,dirinya lekas menuju ke kelasnya yang saat ini sudah memasuki semester terakhir.
.
.
.
.
.
Zamrud itu balas menatap ruby-nya,sesuatu yang seolah sering terjadi diantara dua manik indah tersebut tanpa bisa ditebak.

Kedekatan diantara mereka hanya dibatasi dua langkah pendek dari manik ruby yang sedari tadi menyeringai senang dengan hal yang menarik didapatinya.

"perlu kau tau,Arthuria-"

"!?"

"kau tidak harus melakukan hal ini,"

Apa yang dilontarkan oleh pemilik manik ruby membuat pemilik manik zamrud bingung,bukan dalam kebodohan atau hal lainnya. Melainkan maksud dari dirinya sendiri.

"aku tidak tau maksudmu bagaimana,"

"kau tau aku,Arthuria,"

"aku hanya berpikir untuk membuatmu terkesan,Gil,"

"kau sudah sering membuatku terkesan,sayang"

Bibirnya terbungkam.

Bukan dalam kekalahan yang menjengkelkan dan amarah,tetapi rasa malu yang menggerogoti tenggorokannya hingga wajahnya sedikit memanas mendengar panggilan yang diberikan pemuda sempurna dihadapannya.

"kita sudah sering melakukan hal yang menarik tanpa mengikuti apa yang orang lain lakukan,"

"aku tau itu,hanya untuk sekali saja aku ingin merasa suatu hari terasa penting untuk kita rasakan,"

"apa yang kau katakan,akan ku pastikan itu,Arthuria,"

Gilgamesh berucap,mendekati Arthuria dengan bingkisan yang masih tersimpan dari pagi tadi kini menggantung di tangannya hingga tepat dihadapannya.

"hari dimana akan kau miliki semua,ku buktikan kau sangat ingin hari itu terus ada,akan ku manjakan padamu apapun bagaikan ratu pada saat itu-

Hari dimana kita bersatu nanti,"

Bisikan serta kecupan Gilgamesh di kepalanya seolah memberinya keyakinan dan dapat dipastikan akan terjadi. Hingga saking terlarutnya,kecupan manis dari Gilgamesh dikepalanya membuat Arthuria merasa paling beruntung diantara jejeran gadis yang menantikan dirinya.

Tak perlu khawatir akan fans Gilgamesh,Arthuria tau jika dirinya yang paling bisa diandalkan dan dapat dipercaya.
.
.
.
END
.
.
.
Maaf Gaje.

Funny DaysTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang