.
.
.
ON!!!
.
.
.
Diumur nya yang ke 5 tahun, keluarga Arthuria merayakannya. Pesta yang anggun dan berkelas. Gaun yang dipakainya sangat cantik dan memberikan pengaruh sebagai dialah yang harus diperhatikan. Banyak tamu yang berdatangan, memberikan salam dan beberapa hadiah yang bernilai mahal diberikan untuknya yang tidak tau Arthuria gunakan.Bisikan heboh diantara para tamu, mengalihkan perhatiannya dan memperlihatkan seorang pemuda mendekatinya. Tinggi dan tampan. Rambutnya yang pirang dan ditata ke belakang. Dan tentunya pakaian yang dikenakan sangat mendukung dirinya hingga lebih tampan. Rapi dan dewasa.
Arthuria merasa aneh.
Tatapan intens dari ruby membuatnya takut. Meskipun begitu, kepalanya mendongak dan membalas menatapnya dengan keberanian yang dimilikinya.
"Untuk bocah yang berulang tahun,"
Kotak kecil yang ada digenggaman besar pemuda itu diberikan padanya. Arthuria mengira-ngira apa isinya. Kedua tangan mungilnya mengambilnya.
"Terima kasih,"
Tidak ada basa-basi lebih setelah itu, dan pemuda yang tidak dikenalnya pergi begitu saja.
.
Diumur nya yang ke 17 tahun, Arthuria mulai mengenal sesuatu secara romantis.
Di sekolah yang ditempatinya menuntut ilmu, Arthuria bertemu pemuda yang ramah padanya. Hangat dan baik. Arthuria merasa senang setiap bersamanya.
Seperti kali ini, dia akan pulang bersama dengan pemuda yang disukainya. Tapi, Arthuria harus menunggu sementara di luar gerbang sekolahnya, pemuda disukainya punya pekerjaan yang harus diselesaikan di klubnya.
"Kau terlihat bahagia,"
Seorang berbicara padanya, kepalanya mendongak dan menatap iris ruby yang intens. Bingung. Apa Arthuria pernah bertemu dengannya?
Penampilannya kasual. Dengan topi kupluk menutupi rambutnya. Tapi, Arthuria masih bisa melihat rambut pirang yang cerah diselanya.
Tak ada balasan lain keluar dari bibirnya saat orang itu, pria pirang itu pergi. Arthuria hanya menatap. Rasanya familiar tapi Arthuria tidak kenal.
.
Diumur 20 tahun, Arthuria merasa putus asa, hancur. Kekasihnya meninggalkannya tanpa penjelasan. Dicampakkan. Setelah 2 tahun bersama, mereka akhirnya berpisah.
Air matanya terus mengalir, hidungnya memerah. Terisak ditengah malam, di jalan yang sunyi. Kakinya membawanya ke bar, klub malam yang jauh dari tempatnya tinggal. Memesan alkohol yang banyak. Memaksa cairan alkohol itu menyengat kepalanya, membakar tenggorokannya. Matanya kosong.
Musik keras di lantai dansa atau pasangan yang mabuk akan nafsu tidak mengganggunya. Kepalanya hanya ingin menghilangkan rasa sakit yang baru dialaminya. Tidak peduli lagi dengan dirinya.
"Kau harusnya tidak terlalu mendalaminya,"
Telinganya mendengar perkataan seseorang. Tapi, Arthuria tidak peduli. Tangannya terus mengangkat gelasnya dan mulutnya menyesap rasa keras alkohol yang disajikan.
"Cinta seperti bunga bermekaran? Tidak, itu perbudakan perasaan. Dan, kau tersiksa tanpa memilikinya,"
Arthuria berhenti meminum alkoholnya. Tapi, tangannya masih menggenggam erat gelasnya, mencoba memahami perkataan orang di sampingnya.
"Cintamu hanya sesuatu yang haus,"
Cemberut mendengarnya, Arthuria melirik orang yang berbicara padanya. Seorang pria yang menyesap alkoholnya dengan sekali teguk. Leher yang menggoda.
KAMU SEDANG MEMBACA
Funny Days
Fanfiction[Disclaimer: FateSeries©TypeMoon] "Kau ratuku! Semua akan ku lakukan demi dirimu. Tidak ada yang boleh memilikimu selain aku!"-Gilgamesh "Aku tidak pernah mengira harus berurusan dengan orang semacam dirimu."-Arthuria Mengenai hubungan sang pengklai...