Si Licik Bertemu Si Cerdik

9.8K 756 12
                                    


"Tentu saja, aku bisa lebih seksi lagi jika kamu mau" jawab Disty sambil mengedipkan matanya, bartender tadi meletakan 2 jus jeruk di depan Alvin dan Disty

Disty meraih jus jeruknya, begitu juga dengan Alvin, Disty menatap minumannya sambil tersenyum tipis, melihat ekspresi puas yang tergambar di wajah Alvin

Disty sangat yakin, Alvin memasukan sesuatu ke dalam minumannya, Disty pun menghadap Alvin dan pura-pura tersandung sehingga minumannya menumpahi kemeja Alvin, Alvin menatap kejadian itu kaget

"Ya ampun, maafkan aku" pinta Disty dengan menampilkan raut wajah yang bersalah, sementara meskipun kesal karena rencananya gagal, Alvin berusaha tetap tersenyum

"Tidak masalah, sepertinya aku harus ke toilet sebentar" pamit Alvin sambil menahan kekesalan

Alvin beranjak pergi, kini giliran Disty yang tersenyum penuh kemenangan, Disty langsung menatap ke arah bartender lagi

"Tolong jus jeruk 1 gelas lagi, tanpa campuran, jika kamu berani mencampurinya dengan sesuatu lagi, aku pastikan kamu tidak bisa keluar dari diskotik ini dengan keadaan selamat" ancam Disty pelan membuat bartender itu mengangguk ketakutan

bartender itu mulai membuat jus jeruk lagi, sementara Disty memasukan obat tidur ke minuman Alvin, setelah itu ia mengetik sms singkat pada seseorang, bartender tadi meletakan minuman Disty bersamaan dengan kemunculan Alvin, Disty meraih gelasnya

"Mari kita bersulang" ajak Disty, Alvin meraih minumannya, keduanya bersulang dan meminum minuman mereka sampai habis

Tidak lama setelah itu Alvin merasa sangat mengantuk

"Alvin kamu kenapa?" tanya Disty pura-pura cemas, tapi Alvin langsung terduduk tertidur membuat Disty tersenyum penuh kemenangan

"Aku tidak akan menjadi agen rahasia yang hebat jika aku sebodoh itu" ujar Disty pelan

Tidak lama kemudian seorang pria gemulai datang menghampiri Disty

"Adisty Romanelia" sapa pria gemulai itu senang langsung memeluk Disty sejenak

"Aku tidak menyangka kamu masih mengingatku, padahal aku sudah keluar dari agen rahasia 4 tahun yang lalu" ujar pria itu sambil melepaskan pelukan

"Tidak mungkin aku melupakan orang sepertimu Mike, orang yang selalu menyelamatkan ku dari pria-pria buaya darat" ujar Disty membuat Mike terkekeh pelan

selama sama-sama menjadi agen rahasia, Disty memang selalu mengakui bahwa Mike adalah kkasihnya, sehingga para pria yang mencoba mendekatinya mundur teratur

"Adisty, ingat jika kita hanya berdua panggil aku Mika, bukan Mike" pinta Mike genit membuat Disty  tertawa pelan, tidak ada yang pernah tau selain dirinya kalau Mike adalah pria gay

"Baiklah" jawab Disty menyerah, Mike langsung melirik Alvin yang masih terduduk tidur, Mike langsung terpesona melihat ketampanan Alvin

"Apa pria tampan ini yang kamu maksudkan? Dia bukan kekasihmu?" tanya Mike tidak percaya, Disty tersenyum geli

"Jika dia kekasihku, apa mungkin aku mau memberikannya pada mu?" tanya Disty membuat Mike menggeleng

"Jadi apa yang harus aku kerjakan, apakah foto bugil bersama sudah cukup?" tanya Mike, Disty tersenyum penuh arti pada Mike

"Sebenarnya itu sudah cukup, tapi jika kamu ingin melakukan hal yang lebih jauh, aku tidak keberatan, kamu bisa melakukan apa saja sesukamu" jelas Disty membuat Mike terbelalak tidak percaya

"Kamu serius? Aku boleh melakukan hal yang lebih jauh pada pria ini?" tanya Mike kegirangan

"Tentu saja, dan jika kamu memang menyentuhnya lebih jauh, usahakan ada videonya" pinta Disty membuat Mike heran

"Mungkin jika aku tidak mengenalmu dengan baik, aku sudah pasti menganggapmu orang yang kejam, tapi karena kamu sudah memberikan pria tampan seperti ini untukku, aku menganggapmu orang yang sangat baik" puji Mike membuat Disty tertawa pelan

"Usahakan kamu sudah pergi meninggalkannya sebelum dia bangun besok" pinta Disty, Mike menatap Disty penuh tanya

"Kenapa?" tanya Mike heran

"Tentu saja dia akan membunuhmu jika tau kamu memperkosanya" jelas Disty sambil tertawa geli, Mike mencibir kesal

"Bukankah kamu akan membunuhnya sebelum dia membunuhku?" tanya Mike

"Aku tidak bisa melakukan itu sekarang, tapi aku bisa melakukan itu nanti jika benar-benar di perlukan" ujar Disty sambil beranjak pergi

Mike hanya bisa menggeleng tidak percaya, Mike sangat tau bahwa dulunya Disty tidak sekejam itu, tapi melihat sendiri kejadian ibunya di bunuh di depan mata Disty, membuat Disty berubah menjadi kejam

Marie yang mengamati dari kejauhan segera menelpon Hanah lagi

"Nona Disty pulang sendirian, dan ada pria asing yang membawa tuan Alvin yang sepertinya pingsan, jadi siapa yang harus saya ikuti, nona Disty atau tuan Alvin?" tanya Marie

"Tentu saja calon menantuku, Disty" jawab Hanah tegas

Sementara itu Arfa dan Ania sudah tiba di rumah Arfa, Ania tampak takjub berada di rumah mewah milik Arfa, beberapa pelayan lama kaget melihat wajah Ania

"Anggap saja ini rumahmu sendiri, jika ada yang kamu inginkan, jangan pernah sungkan meminta tolong pada pelayan disini" jelas Arfa membuat Ania mengangguk pelan

Arfa kemudian beranjak pergi meninggalkan Ania, Ania terpaku menatap punggun Arfa, baru kali ini Ania merasa di perlakukan secara hormat oleh seorang pria, dan entah kenapa Ania semakin merasa iri pada wanita yang akan menjadi istri Arfa, Alvin tidak pernah memperlakukannya selembut itu

***

Alvin membuka matanya perlahan dan menyerngit bingung menyadari dirinya berada di ruangan kamar yang asing, tampak seperti kamar hotel

Alvin bangun dari tidurnya dan tersadar bahwa dirinya bugil di balik selimut, Alvin berusaha mengingat apa yang terjadi, terakhir yang diingatnya adalah ia menari gila-gilaan bersama Disty di lantai dansa

Alvin menoleh ke tempat tidur di sebelahnya, terlihat seperti sudah di tiduri seseorang

Alvin kemudian mengamati sekeliling kamarnya, untuk mencari orang yang bersamanya semalaman, tatapan Alvin terhenti pada cermin di hadapan tempat tidur, di cermin itu tertulis sebuah kalimat memakai lipstik

"Sayang maafkan aku harus duluan pulang, tapi semalam kamu benar-benar luar biasa, Disty" Alvin tersenyum penuh kemenangan setelah membaca tulisan itu

Alvin bangga karena sudah berhasil meniduri Disty, tanpa menyadari bahwa Mike lah yang menulis kalimat tersebut menggunakan nama Disty

"Ah sayang sekali aku tidak sempat merekam kehangatan semalam, tapi tentu saja banyak kesempatan lain kali" ujar Alvin senang sambil beranjak dari ranjangnya dan menuju kamar mandi

Di lain tempat di rumah Hanah, Hanah sedang memasak sarapan pagi di temani Disty

"Meskipun kita memiliki banyak pembantu, tapi terkadang untuk menjaga keharmonisan rumah tangga, sesekali kita harus memasak untuk suami, itu akan membuat mereka makin mencintai dan menghargai kita" jelas Hanah semangat, Disty hanya bisa mengangguk pelan

"Apa kamu bisa memasak?" tanya Hanah, Disty menggeleng pelan, selama ini yang Disty tau hanya bagaimana cara memegang senjata dan menembak buronan, Disty tidak pernah tertarik untuk belajar cara memasak, Hanah tersenyum pelan

"Jangan khawatir, mama akan mengajarimu memasak dengan baik" ujar Hanah semangat, Disty mengangguk pelan, Hanah mengambil tomat dan mengirisnya

"Untuk sekarang kamu boleh menjadi penonton" ujar Hanah, Disty lagi-lagi hanya bisa mengangguk pelan

Disty menghela nafas lelah, tidak menyangka akan menjadi seorang istri bisa serepot itu, jika Disty bisa memilih, Disty lebih memilih untuk mengejar 1000 buronan dan menembak mereka satu persatu dari pada harus menyia-nyiakan waktu memasak di dapur

karena merasa ada yang mengamati Disty menoleh ke arah pintu dan tatapannya langsung beradu pandang dengan Arfa yang tengah berdiri di ambang pintu

Arfa menatapnya dengan tatapan meremehkan, Disty langsung memamerkan senyuman manisnya dan mengedipkan matanya menggoda, membuat Arfa langsung memalingkan muka dan berjalan menjauh

Tbc

Blood In Love (My Psychopat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang