"Aku menunggu di luar, katakan saja jika kalian sudah selesai" ujar Disty sambil beranjak keluar membuat Alvin mengerutkan kening bingung
"Boys, nikmati pria tampan itu sepuas kalian, tapi tentunya setelah aku puas" ujar Mike membuat Alvin terbelalak kaget
"Apa?!" teriak Alvin tidak percaya
Disty yang sudah berada di luar tersenyum sinis saat mendengar teriakan histeris dari Alvin
Di lain tempat Arfa dan Rein saling bertatapan tajam
"Apa benar kamu yang sudah membunuh Sastia?" tanya Arfa tajam membuat Rein tersenyum pelan
"Jadi kamu lebih percaya saudara tirimu itu ketimbang saudara kembarmu ini?" tanya Rein santai
"Tentu saja aku leih percaya dengan orang yang memiliki wajah yang sama dengan ku, tapi aku ingin tau kebenaran di balik kematian Sastia dan Ayah, Apa kamu tau alasan kenapa Alvin membunuh Sastia dan ayah?" tanya Arfa membuat Rein tersenyum pelan
"Sastia, Alvin membunuhnya untuk membuat kamu rapuh, tapi kamu tidak pernah tau kan kalau Sastia sudah jatuh hati pada Alvin?" tanya Rein membuat Arfa terbelalak kaget
"Apa?" teriak Arfa tidak percaya
"Kamu tidak pernah tau setiap malam Alvin selalu menyelinap ke kamar Sastia dan mereka melakukan hubungan intim" jelas Rein lagi membuat Arfa benar-benar kaget
"Puncaknya Alvin meminta Sastia untuk meracunimu, tapi Sastia menolak dan malah mengaku hamil, Alvin marah dan membunun Sastia, dan aku terlambat menolong nyawa Sastia" ujar Rein
"Sedangkan ayah, Alvin membunuh ayah karena ayah menolak mengganti isi surat wasiat itu" ujar Rein
"Jadi selama ini kamu selalu mengawasi kami?" tanya Arfa tidak percaya, Rein tersenyum kecut
"Aku hanya ingin memastikan bahwa mama baik-baik saja saat berada di rumah itu" ujar Rein membuat Arfa tertegun, tidak menyangka jika Rein begitu menyayangi mama mereka
***
Mike keluar dari kamar itu dengan wajah puas
"Sudah selesai?" tanya Disty membuat Mike terkekeh
"Ternyata menjadi pemerkosa itu seperti ini ya rasanya" ujar Mike sambil duduk di samping Disty
"Apa mereka sudah selesai juga?" tanya Disty membuat Mike terkekeh
"Ck! Aku tidak menyangka kamu sekejam ini, pasangan yang benar-benar cocok untuk black man" ujar Mike membuat Disty tersenyum samar
"Masuk lah, mereka sudah selesai" ujar Mike membuat Disty berdiri dan melangkah masuk, ke 10 rekan Mike langsung keluar
Disty tersenyum sinis melihat keadaan Alvin yang benar-benar menyedihkan, Alvin menatap Disty dengan sisa kesadaran dan tenaga yang ia punya
"Bunuh saja aku" pinta Alvin penuh harap, setelah diperkosa 11 pria gay membuat Alvin berharap mati saja
Disty tersenyum sinis"Maaf, aku tidak sebaik itu, aku tidak akan membiarkan kamu mati dengan mudah, setidaknya kamu harus tetap hidup, hidup dalam kehancuran" ujar Disty sambil mengacungkan pistol ke arah Alvin
Sebuah pelukan dari belakang mengagetkan Disty, Disty menoleh dan mendapati Rein berdiri memeluknya dari belakang, Rein tersenyum manis sambil memegang tangan Disty yang tengah memegang pistol
"Jika ingin menjadi pembunuh, kita akan bersama-sama menjadi pembunuh my secret agen" ujar Rein langsung mencium bibir Disty lembut, tangan Rein menekan tangan Disty sehingga pelatuk tertekan dan menimbulkan suara letusan berkali-kali
"Ck! Kenapa adegan mengerikan ini malah terlihat sangat romantis ya" gerutu Mike jengkel yang mengintip dari luar
***
Mike masuk ke kamar Disty dengan tatapan bingung
"Setelah adegan penembakan romantis 2 hari yang lalu aku tidak bisa menghubungimu, sehingga aku nekat datang kemari karena khawatir, dan ternyata kekhawatiranku terbukti, sekarang aku melihatmu terbaring lemah dan pucat di atas tempat tidur, demammu separah ini Dis?" tanya Mike membuat Disty bangun untuk duduk dengan wajah meringis
"Jika kamu masih sakit tidak usah di paksakan" ujar Mike sambil duduk di samping Disty yang bersandar di kepala ranjang, Mike meraba kening Disty sambil mengerutkan kening bingung
"Tapi kok badan kamu tidak panas" ujar Mike bingung
"Memangnya yang bilang aku demam siapa?" tanya Disty membuat Mike makin bingung
"Kalau bukan karena demam, apa yang terjadi sehingga kamu sampai lemas dan pucat seperti ini?" tanya Mike penasaran
"Apa si black man hot itu mengurungmu selama 2 hari ini dan menyerangmu habis-habisan?" tanya Mike membuat tanpa sadar kedua pipi Disty merona, membuat Mike ternganga kaget
"Really!?" tanya Mike memastikan membuat Disty mendengus malu
"Apa aku harus menjawabmu?" tanya Disty jengkel membuat Mike tertawa terbahak-bahak
"Tidak, tidak perlu, aku sudah membayangkan sendiri betapa liar dan ganasnya si black man itu, aku yakin dia membiarkanmu beristirahat hanya ketika kalian kelaparan" ujar Mike membuat Disty makin malu
"Ah, pantas saja ketika aku berpapasan dengannya di luar tadi wajahnya terlihat begitu puas, tentu saja puas jika yang diinginkan sudah berhasil di dapatkan, ck! Membuat iri saja" ujar Mike
"Tapi jika kamu sudah bosan berikan pada ku saja ya" ujar Mike membuat giliran Disty yang tertawa pelan
"Kamu mau mati?" tanya Rein yang entah sejak kapan berada di ruangan itu membuat Mike dan Disty kaget
Rein menatap Mike tajam membuat Mike bergidik ngeri
Tbc
KAMU SEDANG MEMBACA
Blood In Love (My Psychopat)
RomanceBagaimana jadinya jika keselamatan seorang pria yang penuh rahasia harus dilindungi seorang wanita "Arfa, kemarilah sayang" pinta Hanah riang, Arfa kemudian duduk di samping ibunya, berhadapan langsung dengan Disty "Arfa, ini pak Roman, sahabat baik...