"Tentunya harta itu untuk kamu saja, aku hanya menginginkan wanita ini" jelas Rein tegas, Arfa masih berpikir keras
"Tapi" Roman berusaha mengeluarkan bantahan, bagaimanapun yang tengah disandera Rein adalah putrinya, Roman kesulitan untuk bersikap profesional
"Pak Roman tenang saja, jika saya yang menjadi suami dari putri bapak, akan saya pastikan dia tidak pernah dalam bahaya, dan saya juga tidak akan pernah membuatnya bahaya" ujar Rein tegas membuat Roman kehabisan bantahan, jika seorang pria sudah dengan tegas berjanji untuk menjaga putrinya, bagi Roman itu sudah hal yang bagus
"Lamaran yang romantis" komentar Mike yang terpesona dengan ketegasan Rein
Hani menyentuh lengan Arfa, Arfa menoleh kearah mamanya, Hani memancarkan tatapan untuk menguatkannya, Arfa kemudian menghela nafas berat, dan beralih menatap Rein lagi
"Baiklah, asal kamu berjanji untuk selalu menjaganya, jika aku mengetahui kamu menyia-nyiakannya, aku akan merebut gadis ku kembali" ujar Arfa tegas membuat Rein tersenyum pelan
"Akan aku pastikan, itu tidak akan pernah terjadi, dan jangan pernah menyebutnya gadis mu, karena dia adalah wanita ku" ujar Rein tegas
Disty yang mendengarnya ternganga kaget, menatap Arfa dan Rein bergantian, Disty masih tidak menyangka, jika saudara kembar itu tengah memperebutkannya sekarang
"Jadi sekarang kalian bisa pergi" pinta Rein tegas
"Tapi" bantah Roman tidak terima karena putrinya masih berada bersama Rein
pria yang Roman lihat begitu sangat tertarik pada putrinya, bagaimana mungkin Roman bisa membiarkan putrinya berada di sana
tapi para pengawal Rein yang keluar dari sebuah ruangan, segera menghadang mereka, dan mengantar mereka dengan sopan sampai keluar dari rumah mewah itu
Rein meletakan pistolnya di atas meja kemudian menoleh ke arah Disty
"Aku akan melepaskan borgo-borgol itu, asal kamu mau berjanji untuk bersikap baik" ujar Rein membuat Disty mengangguk cepat
bagi Disty itu adalah kesempatannya untuk kabur, tapi sebelum kabur Disty berniat untuk menghajar Rein habis-habisan karena sudah menyekap dan memborgolnya sehingga Disty terlihat seperti wanita lemah
Rein meraih kunci borgol dan mulai membuka borgol yang ada di tangan dan kaki Disty, setelah terbebas tanpa menunggu waktu lama lagi, Disty langsung menonjok wajah Rein , membuat Rein jatuh tersungkur, Rein meringis pelan beranjak berdiri
Disty segera mengambil pistol di atas meja dan mengacunkan pistol tersebut ke arah Rein, Rein menatap Disty jahil
"Kamu ingin membunuh calon suami mu sendiri sayang?" tanya Rein sambil terkekeh geli
Disty menatap Rein tidak suka, dan berusaha fokus untuk menembak tepat sasaran jika Rein mulai melawan, tapi detik berikutnya terlalu cepat bagi Disty, sebelum Disty sempat bertindak Rein sudah menendang pistol itu sehingga terlempar jauh, dan dengan gerakan cepat juga , Rein sudah menjatuhkan tubuh Disty dikasur, Rein menggenggam erat kedua tangan Disty sehingga pergerakan Disty terbatas
"Aku tau kemampuan berkelahi dan menembakmu sangat bagus, tenagamu juga sangat kuat jika harus melawan seorang pria, tapi kamu juga harus tau aku memiliki keahlian bela diri dan menembak yang lebih jauh di atasmu, dan tenagaku juga lebih besar dari kamu, jika kita berkelahi pasti akan jadi pertarungan yang sengit, tapi setelah kita berkelahi, pada akhirnya kita akan berada di ranjang ini" jelas Rein membuat Disty menggeram kesal
bagi Disty, pria seperti Rein memang sangat berbahaya, Rein mendekatkan wajahnya ke wajah Disty, berdasarkan pengalaman tadi Disty langsung memalingkan wajahnya, berusaha menghindari ciuman Rein
Disty tidak mengerti kenapa ia harus merasakan jantungnya berdebar karena perlakuan Rein, Rein terkekeh geli melihat respon penolakan dari Disty, Rein kemudian melepaskan genggamannya dan langsung beranjak berdiri membuat Disty bernafas lega, Disty langsung bergegas duduk
"Aku hanya akan menahannya sekarang karena kita belum menikah, tapi nanti setelah kita menikah, aku tidak akan menahan lagi untuk menyentuhmu, menjadikan kamu milikku seutuhnya" jelas Rein sambil tersenyum menggoda, Disty yang mendengarnya merasakan pipinya memanas karena malu
"Aku akan meminta pelayan untuk mengantar makanan mu yang baru, aku rasa yang ini sudah terlalu dingin untuj di makan karena kunjungan mereka tadi" jelas Rein sambil mengambil nampan makanan di atas meja dan membawanya keluar kamar, Disty menghela nafas kesal, tidak bisa berkutik saat berhadapan dengan Rein
***
Arfa tengah menatap kegelapan malam dari balkon loteng, Arfa terus menghela nafas berat, terlalu berat karena harus melepaskan sesuatu yang sudah di tentukan untuknya menjadi milik orang lain
Hani menghampiri putranya, Hani berdiri di samping Arfa, menatap langit yang begitu gelap, Hani tau bagaimana situasi perasaan Arfa saat ini, meskipun Arfa tidak pernah menunjukannya langsung, tapi Hani sangat yakin bahwa Arfa sudah jatuh hati pada Disty
"Kamu yakin akan melepaskannya untuk Rein?" tanya Hani tanpa mengalihkan tatapan nya dari langit, Arfa tersenyum pelan
"Selama ini aku selalu hidup dalam kemewahan, tapi Rein, bagaimana dia hidup selama ini? Terutama saat mama meninggalkannya demi aku?" tanya Arfa mengalihkan pembicaraan membuat Hani tertegun, Hani mengalihkan tatapannya pada Arfa, Arfa masih menatap langit sambil tersenyum kecut
"Seperti kamu hidup, seperti itu juga dia hidup" jawab Hani, Arfa kembali menghela nafas pelan
Di tempat lain, tempatnya di depan gedung penjara, Alvin keluar secara diam-diam dari penjara, mobil mewah sudah menanti di depan gedung itu, Alvin dengan segera memasuki mobil, kemudian mobil pun mulai melaju
"Apa tidak ada orang yang mencurigai mama?" tanya Alvin, membuat perempuan yang berpakaian serba hitam yang duduk di samping Alvin membuka masker di wajahnya, Marie tersenyum sinis
Tbc
KAMU SEDANG MEMBACA
Blood In Love (My Psychopat)
RomanceBagaimana jadinya jika keselamatan seorang pria yang penuh rahasia harus dilindungi seorang wanita "Arfa, kemarilah sayang" pinta Hanah riang, Arfa kemudian duduk di samping ibunya, berhadapan langsung dengan Disty "Arfa, ini pak Roman, sahabat baik...