"Mika, kamu harus membantuku keluar dari rumah ini sekarang" pinta Disty khawatir
selama ini ia tidak pernah takut dan khawatir saat berhadapan dengan para pembunuh, tapi saat mengetahui Rien adalah black man, Disty merasa benar-benar khawatir dengan keselamatannya sendiri
apalagi menurut penjelasan Hani, kalau Rien lah yang membunuh Sastia dan Randi, tanpa menyadari pembunuh sebenarnya adalah Alvin
"Loh apa yang terjadi sayang?" tanya Mike heran, tidak biasanya ia mendengar Disty secemas itu
"Rien adalah black man" jawab Disty membuat Mike ternganga kaget
"Kamu yakin?" tanya Mike tidak percaya
"Rien sendiri yang mengaku, Mika kamu harus membantuku pergi dari rumah ini" pinta Disty penuh harap, Mike nampak menghela nafas berat
"Aku tidak bisa sayang" ujar Mike merasa menyesal
"Kenapa?! Bukankah kamu juga seorang agen rahasia yang hebat?" tanya Disty kesal
"Disty sayang, aku memang salah satu agen rahasia yang hebat, kamu juga salah satu agen rahasia yang hebat, tapi kamu tau kan siapa yang paling hebat di antara kita semua?" tanya Mike membuat Disty tersadar
"Black man" jawab Disty pelan, sedikit jengkel menyadari fakta yang ada
"Disty sayang, sepertinya doa ku terkabul" ujar Mike membuat Disty bingung
"Karena begitu jengkel dengan sikap mu yang hanya suka menggoda para pria tapi selalu mencampakkan mereka saat mereka sudah tertarik padamu, aku selalu berdoa kamu bertemu dengan pasangan yang seimbang, yang membuatmu benar-benar terikat, dan aku rasa kamu sudah bertemu dengan orang tersebut, dan aku yakin orang tersebut adalah calon suami mu itu, si black man" jelas Mike membuat wajah Disty memucat
"Mika!" jerit Disty tidak terima dan jengkel, Mike terkekeh pelan
"Tapi kamu mungkin bisa meminta tolong pada Arfa" saran Mike membuat Disty tertegun
"Arfa?" guman Disty tanpa sadar, belum sempat Disty melanjutkan pembicaraannya karena hpnya sudah di rampas oleh seseorang
Disty menatap Rien kaget, karena ternyata Rien sudah berdiri di sampingnya menatap Disty tajam
Disty menatap Rien tidak percaya, seingatnya ia sudah mengunci pintu, tapi Disty tidak akan heran jika Rien bisa masuk ke kamarnya meskipun pintu sudah dikunci
Rien menatap Disty tajam, ia sudah berada di ruangan itu sejak awal Disty menelpon, Disty terlalu fokus menelpon membuat Disty tidak menyadari kalau Rien sudah mendengarkan semua pembicaraannya dengan Mike
"Coba saja jika kamu ingin keluar dari rumah ini, tapi aku bisa pastikan kamu akan kembali ke rumah ini, jika kamu tidak ingin aku membuatmu hamil sebelum menikah, jangan pernah berpikir untuk pergi dari ku" jelas Rien tegas membuat Disty ternganga kaget
tidak hanya Disty, Mike juga ternganga kaget mendengar pernyataan Rien yang tegas dan penuh kepemilikan
Mike bisa mendengarkan dengan jelas perkataan Rien karena sambungan telpon mereka belum terputus
Sementara itu Ania tengah termenung di kamarnya, ia sudah pindah ke rumah keluarga Arfa
sejauh ini semua orang memperlakukannya dengan baik, tapi Ania masih merasa bersalah, sehingga masih merasa canggung bertemu dengan Hani dan Arfa
Pintu kamar Ania di ketuk pelan membuat Ania tersentak dari lamunannya, Ania langsung menoleh ke arah pintu, pintu masih di ketuk pelan
Ania beranjak dari tempat duduknya dan beranjak membuka pintu kamar
Marie atau yang tidak lain adalah Helmi, berdiri di depan pintu kamar Ania sambil memegang nampan berisi makanan
"Nyonya Hanah meminta saya untuk mengantarkan makanan ini ke kamar nona" ujar Helmi sambil tersenyum ramah
"Oh terima kasih, anda tidak perlu repot-repot seperti ini" ujar Ania merasa tidak enak, Ania mengambil nampan makanan tersebut dengan cepat
"Jika nona memang tidak ingin merepotkan orang lain, seharusnya nona pergi makan bersama tuan muda dan nyonya di ruang makan" jelas Helmi sambil tersenyum pelan membuat Ania tertegun , Ania merasa perkataan Helmi benar adanya membuat Ania tersenyum malu
"Kalau begitu saya permisi dulu nona" ujar Helmi sambil beranjak pergi sambil tersenyum licik
sampai saat ini belum ada yang mengetahui identitas asli dari Helmi, semua orang masih menyangka bahwa dirinya adalah Marie, asisten kepercayaan Hana
Helmi masih menyusun rencana untuk membunuh Ania tanpa ada yang menyadari
Ania pun perlahan masuk ke dalam kamarnya untuk memakan makanan yang sudah di antarkan Helmi
Arfa masih sibuk mengamati berkas-berkas di ruangan kerja di rumah mamanya
setelah Disty tidak berada di rumah itu, Arfa memang lebih ekstra fokus mengurus pekerjaannya, hpnya berbunyi nyaring membuat Arfa terpaksa menghentikan pekerjaannya dan menjawab panggilan
"Halo Marko, kamu sudah mendapatkan infonya?" tanya Arfa waspada, Arfa sangat ingat dengan jelas, kalau Marko hanya akan menelponnya bila ada sesuatu yang penting
"Orang yang membebaskan Alvin adalah seorang wanita, dan dia adalah nyonya Helmi" jelas Marko membuat Arfa kaget
"Apa? Bagaimana mungkin? Wanita simpanan ayah itu sudah lama meninggal" ujar Arfa tidak percaya dengan penjelasan Marko
"Selama ini sepertinya kita sudah di tipu, nyonya Helmi memalsukan kematiannya, dia juga melakukan operasi plastik untuk mengubah wajahnya agar kita tidak kenal" jelas Marko membuat Arfa merasa amarahnya meningkat
"Dan sekarang dia tengah berperan sebagai Marie" jelas Marko membuat Arfa kembali kaget
"Apa? Marie asisten kepercayaan mama itu?" tanya Arfa tidak percaya
"Benar tuan" jawab Marko mantap membuat Arfa tercenung
tapi tiba-tiba Arfa tersadar akan suatu hal, tadi mamanya meminta Marie untuk mengantarkan makanan pada Ania, Arfa sontak bangun dari duduknya
"Saya akan menghubungimu lagi nanti" ujar Arfa dengan cepat sambil mematikan hpnya, Arfa bergegas berlari keluar ruangan menuju kamar Ania, sesampainya di depan kamar Ania, Arfa mengetuk pintu kamar itu dengan cepat
Tbc
KAMU SEDANG MEMBACA
Blood In Love (My Psychopat)
RomanceBagaimana jadinya jika keselamatan seorang pria yang penuh rahasia harus dilindungi seorang wanita "Arfa, kemarilah sayang" pinta Hanah riang, Arfa kemudian duduk di samping ibunya, berhadapan langsung dengan Disty "Arfa, ini pak Roman, sahabat baik...