Wanita Penggoda

9.8K 699 7
                                    

"Aku peringatkan kamu sekarang, jika kamu menyakiti Ania lagi, maka aku akan membunuhmu!" ancam Arfa sambil berusaha menahan emosi nya, Alvin tertawa sinis mendengar ancaman Arfa

"Arfa, Arfa, memangnya kamu siapanya Ania? Yang kekasih Ania itu aku bukan kamu, kamu harus sadar akan hal itu" ujar Alvin sinis, Arfa menatap Alvin tajam

"Lelaki sepertimu tidak pantas untuk bersama Ania" ujar Arfa tajam

"Lalu kamu pikir kamu pantas bersama Ania, baiklah, aku akan menyerahkan Ania kepadamu, lagian aku juga sudah bosan pada wanita itu, kamu hanya perlu menukar Ania dengan Disty, kamu boleh memilki Ania, tapi serahkan Disty padaku sebagai gantinya" ujar Alvin membuat kemarahan Arfa makin memuncak

"Aku akan benar-benar membunuhmu sekarang jika kamu menyentuh Disty!" ancam Arfa membuat Alvin tertawa puas

"Wah Arfa, kasihannya kamu, kamu pasti tidak tau bahwa aku juga sudah meniduri Disty, bahkan calon tunanganmu itu menyerahkan diri secara suka rela untuk aku tiduri, mungkin memang takdirmu selalu mendapatkan barang sisa" ujar Alvin tersenyum penuh kemenangan

Arfa tidak mampu menahan amarahnya lagi, Arfa langsung menghajar Alvin habis-habisan, Alvin bisa saja kehilangan nyawanya jika tidak ada yang melerai Arfa

***

Disty baru saja keluar dari kamar mandi saat melihay Arfa sudah berada di kamarnya, Disty tersentak kaget melihat kemunculan Arfa di kamarnya, tapi Disty segera mengubah ekspresinya dengan tenang, Arfa tengah duduk di sova dengan sikap yang tenang, Disty langsung memamerkan tatapan menggoda, bagi Disty, membuat pria sedingin Arfa tergoda dengan pesonanya adalah sebuah tantangan yang menarik

"Ini pertama kalinya kamu masuk ke kamar ku, setelah kita tinggal bersama, jadi apa yang membuatmu sampai masuk kemari? Apa kamu sudah tidak sabar menunggu sampai kita menikah?" tanya Disty sambil tersenyum manis

Arfa hanya menatap Disty datar, dan sedikit mencela dengan sorot matanya, Arfa beranjak dari duduknya dan berjalan menghampiri Disty, Disty tetap berdiri di tempatnya sambil menatap Arfa penasaran

Disty sangat penasaran karena Arfa yang selalu meresponnya dingin, sekarang berada di dalam kamarnya, padahal Disty yakin selalu mengunci kamarnya, Arfa berhenti di hadapan Disty dengan jarak setengah meter, keduanya saling bertatapan dengan pikiran masing-masing

"Ternyata begini caramu merayu Alvin" ujar Arfa meremehkan, Disty menatap Arfa penuh rasa ingin tau

"Aku tidak perduli seperti apa hubunganmu dengan Alvin, tapi perlu aku tegaskan bahwa kamu sudah ditetapkan untuk menjadi calon istriku, jadi sebelum kita memutuskan untuk berpisah, lebih baik jaga sikap dan nama baik keluargamu" jelas Arfa tegas

Disty menatap Arfa penuh tanda tanya, Disty sadar bahwa besar kemungkinan Alvin sudah mengatakan hal yang buruk tentang dirinya pada Arfa, meskipun Disty tidak bisa menebak apa hal tersebut, tapi Disty yakin Arfa datang ke kamarnya karena masalah itu

"Apa kamu cemburu?" tebak Disty heran, mengingat Arfa sama sekali tidak menunjukan sikap tertarik pada Disty, jadi besar kemungkinan Arfa tidak akan cemburu pada Disty, tapi Disty hanya sekedar asal menebak, Arfa tersenyum sinis pada Disty

"Maaf jika harus mengecewakanmu, tapi aku sama sekali tidak memiliki perasaan yang kamu sebutkan itu, aku memperingatkan semua ini kepadamu agar mulai sekarang kamu lebih bisa menjaga nama baik keluarga, aku tidak perduli dengan reputasimu, tapi aku sangat perduli dengan reputasi keluarga ku, jadi sebelum kita berpisah, bersikaplah dengan baik" jelas Arfa tegas membuat Disty tersenyum pelan

Disty melangkah maju ke arah Arfa, sehingga tubuh mereka hampir bersentuhan, Disty lalu mengalungkan kedua tangannya di leher Arfa dengan manja, sementara Arfa menatap Disty muak, bagi Arfa, wanita yang pernah Alvim tiduri adalah wanita murahan, dan pernyataan yang Alvin ungkapkan kalau Alvin juga sudah meniduri Disty, membuat Arfa memandang Disty seperti wanita murahan lainnya

"Baiklah, aku akan menuruti semua perkataanmu, tapi sebagai gantinya bisakah kamu bersikap sedikit lebih lembut pada ku?" tanya Disty dengan manja

Arfa hanya menatap Disty datar, pintu kamar Disty terbuka lebar, membuat keduanya menoleh ke arah pintu, Hanah yang hendak masuk kamar Disty, terpaku kaget di ambang pintu melihat jarak Disty dan Arfa yang begitu berdekatan

Hanah menatap Arfa dan Disty bergantian, penuh rasa ingin tau, Arfa yang menyadari arti tatapan ibunya, segera melepaskan tangan Disty dan beranjak menjauh

"Ehm bukannya mama ingin mengganggu, tapi mama ingin mengajak Disty sarapan, mama tidak menduga ternyata kamu ada di kamar Disty, mama pikir kamu sudah berangkat kerja" jelas Hanah tampak salah tingkah, baginya memergoki kaum muda yang tengah bermesraan bukanlah hal yang menyenangkan

"Baik ma, aku akan segera bergabung setelah berpakaian rapi" ujar Disty membuat Hanah mengangguk

"Baiklah, kalau begitu mama akan tunggu di meja makan" ujar Hanah sambil beranjak pergi, tapi kemudian berbalik lagi dan melihat Arfa yang masih berada di dalam kamar Disty

"Apa kamu akan tetap berada di sana?" tanya Hanah tidak percaya, Disty ikut memperhatikan Arfa yang masih berada di kamarnya

"Benar, apa kamu juga ingin melihatku berganti pakaian?" goda Disty membuat Arfa menatap Disty dengan tatapan tidak suka, tanpa mengatakan sepatah kata apapun, Arfa beranjak keluar dari kamar Disty, Hanah pun mengikuti putranya

Setelah berpakaian lengkap, Disty bergabung bersama Arfa dan Hanah di meja makan, setelah kemunculan Disty, Hanah segera mengutarakan keinginannya setelah melihat Arfa berada di kamar Disty

"Arfa, mama ingin mulai hari ini kamu kembali tinggal di rumah kamu sendiri" pinta Hanah tegas membuat Arfa heran, Arfa menatap mamanya penuh tanya, seingat Arfa, mamanya lah yang selalu memaksa Arfa untuk tinggal bersama, tapi kali ini mamanya dengan tegas meminta Arfa untuk kembali ke rumahnya sendiri

Tbc

Blood In Love (My Psychopat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang