2. Cowok Sombong

64 15 0
                                    

Keesokan paginya, saat Aita baru saja turun dari taxi, Varel sudah menyapanya.

"Hai, Ta. Mau kekelas bareng?" Varel tersenyum ramah.

"Boleh," Aita tampak dengan senang hati.

Sambil berjalan, mereka bicara banyak hal. Di kelas, menunggu bu Widia datang, Varel dan Aita belajar bersama. Saat itu, Varel tiba-tiba bertanya pada Aita.

"Ta, kamu udah punya pacar apa belum sih?"

"Belum, kenapa?" Aita mengernyitkan kening.

"Udah pernah pacaran?" Varel malah bertanya lagi.

"Belum," Aita heran, "Kamu kenapa nanya gitu sih?"

"Nggak, cuma nanya aja," Varel nyengir.

"Oh gitu," Aita manggut-manggut, "Eh, Thalia mana, ya?"

"Biasanya dia masih liat mading."

"Oh, dia suka baca mading."

Setelah itu bel masuk berbunyi, dan bu Widia masuk kekelas untuk memulai pelajaran.

Selama pelajaran, Varel tidak bisa konsentrasi. Sesekali dia menengok kearah Aita dan tersenyum sendiri. Dia menertawakan dirinya sendiri, kenapa dia jadi sangat konyol begini? Ketika bu Widia bertanya pun Varel tidak bisa menjawab, padahal biasanya dia yang paling mengerti soal pelajaran yang dibahas.

Saat istirahat, sekali lagi Varel mengajak Aita untuk makan berdua di kantin, dan Aita mau. Tapi sayangnya tiba-tiba Thalia juga ikut. Rencana Varel untuk berduaan dengan Aita jadi gagal.

Di kantin,Varel yang memesan makanan untuk Aita dan Thalia. Ketika memperhatikan Varel yang sedang memesan makanan, pandangan Aita teralih ke Ark yang juga sedang memesan makanan. Ibu kantin sepertinya sangat akrab dengan Ark, dan itu membuat Aita heran. Dia pikir orang seperti Ark tidak akan bisa diajak berteman. Ibu kantin sampai hafal menu makanan Ark, yaitu nasi putih, telur rebus, dan sayur, dengan minum air putih saja. Setelah pesanannya siap, dia langsung duduk di tempat yang paling sudut.

"Dasar aneh," itulah tanggapan Aita.

Setelah dari kantin Aita, Varel, dan Thalia menuju ke kelas, tapi Aita lupa kalau dia mau meminjam buku dari perpustakaan. Tanpa tunggu lagi, Aita pergi ke perpustakaan sendiri, sementara Varel dan Thalia masuk kelas. Karena hampir masuk, Aita berlari, dan dia pun terpeleset kulit pisang yang dibuang sembarangan di lantai. Hampir saja dia jatuh, kalau saja Ark tidak menolongnya. Aita bergeming sejenak saat ada di pelukkan Ark, lalu dia segera melepaskan diri darinya.

"Makasih, ya?" Aita agak tersipu.

Ark memasang ekspresi datar andalannya.

"Lo itu bisa jalan nggak sih?"

Aita jadi mendadak dongkol, melihat judesnya cowok yang dia hadapi sekarang.

"Ya bisa dong!" agak ngegas.

"Dasar ceroboh, nggak bisa liat apa?" Ark menatap Aita tanpa minat.

"Gue lagi buru-buru tau! Jangan mentang-mentang udah nolong, terus ngehina gue ya!" naik darahlah Aita.

"Eh, kok lo ngelunjak?!" Ark ikut kesal karena cewek yang ada didepannya sekarang.

"Terus kenapa?! Mau pukul gue gitu?!" tantang Aita.

Ark geram, dia mendekat selangkah.

"Denger ya, gue nggak tertarik mukul cewek, apalagi yang manja kayak lo," dia memberikan sorot mengintimidasi ke Aita, "Tanpa gue pukul lo juga bakal jatuh karena kepeleset."

"Dasar cowok sombong! Lebih baik gue jatuh daripada ditolong sama lo!" Aita berteriak di depan wajah Ark.

Wajah mereka dekat sekali saat saljng memelototi.

Benci, cuma itu perasaan Aita kepada Ark. Dia tidak butuh laki-laki seperti itu, meskipun Ark itu tampan dan keren, tapi bagi Aita dia itu benar-benar menyebalkan.

...

Sampai pulang sekolahpun Aita masih kesal, dan dia harus menunggu taxi juga. Cuaca sangat panas, untungnya, saat Aita menunggu taxi, Varel menghampirinya.

"Hai, Ta," seperti biasa, senyumnya manis sekali.

"Eh, ada apa, Rel?" Aita tersenyum kaku sambil menahan teriknya matahari.

"Mau pulang bareng aku nggak? Aku bawa motor."

"Eee..." Aita agak canggung, tapi sepertinya lebih baik kalau dia menerima ajakan Varel, daripada membuatnya tersinggung, "Boleh deh."

"Ya udah, aku ambil motor dulu di parkiran," Varel terlihat senang dan bersemangat.

Aita jadi senang juga, dia melupakan perkaranya dengan Ark tadi.

Varel dan Aita sama-sama senang bisa pulang bersama. Tapi tiba-tiba saat sampai di depan sebuah rumah makan, Varel menghentikan motornya. Dia meminta Aita turun.

"Kenapa kita berhenti disini, Rel?" Aita melihat rumah makan tempat mereka berhenti itu.

"Mmm... Aku pengen ajak kamu makan siang dulu."

"Eee... Tapi, aku jadi nggak enak sama kamu," Aita memainkan jarinya.

"Santai aja kali, lagian kita kan temen. Anggep aja traktiran rutin," Varel meringis.

"Mmm... ya udah deh," Aita tidak ingin Varel kecewa.

Mereka masuk dan memesan makanan. Kebetulan ada menu mie ayam jamur kesukaan Aita.

"Kamu suka mie ayam jamur?" tanya Varel ke Aita yang duduk berhadapan dengannya.

"Iya, itu makanan favorit aku dari dulu," Aita tersenyum simpul.

"Wah, setia banget. Dari dulu nggak berubah," Varel terkekeh.

"Apaan sih," membuat Aita tertawa kecil.

Varel benar-benar baik, biarpun baru kenal, Aita senang bisa berteman dengannya. Dia teman yang baik.

Emang gitu yah. 😅 Kalo disekolah, apalagi disekolah baru, addaaa... aja yang bikin kesel. 😠 Tapi ada juga yang bikin seneng ampek melayang. 😊 Jiahahaha 😂😂😂

Tapi apa pasti yang bikin melayang itu bisa menjaga kita selamanya tetap diatas awan? 😞 Siapa tahu yang bikin kesel itu justru bisa menyelamatkan kita dari tekanan darah rendah? 😉

Haha gaje dah gua:v 😂

Ark & Aita [SUDAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang