4. Try To Know Him

46 13 0
                                    

Di kelas, Aita menanyakan tentang Ark ke Thalia.

"Tha, emangnya Ark itu udah nggak punya papa?" dia bertopang dagu dengan wajah muram.

"Aku nggak tau, Ta," Thalia mengedikkan bahu, "Soalnya Ark itu kan tertutup banget."

"Nggak ada yang tau tentang Ark, ya?"

"Ada kok," suara seorang cowok.

Aita dan Thalia menoleh. Ternyata Varel yang baru saja datang.

"Varel?" Aita mengangkat kedua alisnya.

"Pagi, Ta," dia tersenyum dan duduk di bangkunya.

"Pagi," Aita membalas senyum Varel.

"Kamu pengen tau tentang Ark?"

"Iya, kamu tau tentang dia?" mata Aita penuh harap pada Varel.

"Aku tau sedikit sih. Soalnya kan tiga tahun yang lalu dia jadi tetangga aku"

"Oh iya ya. Rumah kamu kan deket sama Ark," Thalia baru ingat.

"Iya. Jadi gini..." Varel memutar kursinya agar menghadap ke Aita, "Ark itu cuma tinggal sama mama dan pembantunya, mbak Ening. Tiga tahun lalu mamanya beli rumah dideket rumahku, dan mereka pindah ke situ. Katanya sih Ark itu udah nggak punya papa, dan sejak aku kenal dia, dia anak yang pendiem banget."

"Emang papanya Ark dimana?" Aita semakin penasaran.

"Jangankan aku, Ta. Mbak Ening aja nggak tau. Ark sama mamanya nggak pernah cerita soal papanya Ark ke orang lain."

"Oh, terus mamanya Ark itu orangnya gimana sih?" Thalia ikut kepo.

"Sama kayak Ark nggak?" Aita mengimbuhkan pertanyaan.

"Hmm... Beda jauh. Mamanya Ark itu orangnya baik banget, sabar, dan lembut. Dia kerja jadi sekretaris di sebuah perusahaan."

"Kok anaknya bisa kayak gitu sih? Nyebelin banget!" Aita mengerucutkan bibir.

"Aita kalo marah lucu deh," Varel malah terkekeh melihatnya.

"Iya, pipinya merah kayak tomat," Thalia ikut-ikutan.

"Kalian apaan sih? Aku kan lagi kesel," Aita makin cembetut.

Bel masuk berbunyi, semua anak masuk ke kelas, dan beberapa saat kemudian pak Harun masuk.

"Hari ini bu Widia tidak bisa datang, karena itu saya yang akan menggantikan untuk mengajar kalian," begitu katanya.

Saat jam pelajaran, Aita tidak bisa tenang, dia bingung sendiri tentang Ark.

...

Jam istirahat tiba, Aita masih mengerjakan soal. Dia menyuruh Varel dan Thalia untuk ke kantin duluan. Setelah selesai, Aita ingjn cepat ke kantin, tapi saat lewat di samping bangku Ark, dia melihat sebuah buku kecil terjatuh di lantai. Aita mengambilnya, di depan tertulis nama Arksa Iskhan,

"Apa... ini nama panjangnya Ark?"

Aita membuka buku itu, dan di lembaran pertama tertulis,

"Kau penjahat terkejam yang pernah kutemui.
Lebih dari membunuh, kau telah memberikan luka padaku.
Terlebih kepada Mama, kau telah membuatnya menderita.

Jika hanya luka di dahiku, aku masih bisa menerima.
Tapi setiap tamparan dan kata-kata kasarmu.
Yang kau berikan kepada mama, aku tidak bisa menerimanya!

Aku akan menjadi lebih kuat.
Sangat kuat! Sampai aku bisa.
Membuatmu berlutut di depan mamaku,
Dan meminta maaf padanya.

Terserah mama memaafkanmu atau tidak,
Tapi yang pasti akan kupatahkan tanganmu itu.
Dan jika tidak bisa, biarkan tanganku yang patah.
Tapi aku tidak akan memaafkanmu!"

Aita berpikir,

"Pasti yang dimaksud adalah papanya."

Aita lalu membuka lembar kedua, tapi sebelum sempat membacanya, buku itu diambil dengan cepat oleh Ark. Ark terlihat marah sekali kepada Aita.

"Kenapa lo ambil buku gue?!" suaranya membuat Aita gemetar.

"Ta-tadi bukunya jatuh terus gue ambil," Aita sendiri shock karena Ark tiba-tiba datang.

"Lo baca juga kan?! Lo itu emang cewek nyebelin!" wajah Ark merah padam.

"Gue minta maaf, gue..." kalimatnya terpotong.

"Nggak cukup bikin gue kesel tadi pagi?! Kalo lo benci sama gue, ok! Tapi lo jangan campurin urusan pribadi gue. Dasar!" kelas yang kosong itu membuat suara Ark menggema.

"Gue nggak bermaksud gitu," Aita semakin menciut.

"Gue nggak akan pernah maafin lo!" Ark pergi dari hadapan Aita.

Aita jadi merasa bersalah sama Ark karena sudah membaca buku pribadinya tanpa izin. Tapi di samping itu Aita jadi tahu sedikit tentang Ark, dan dia tidak menyangka kalau Ark memiliki masa lalu yang pahit. Dia jadi mengerti, mungkin itu yang membuat Ark menjadi seperti sekarang. Dendam kepada papanya sendiri yang mendorongnya untuk terus bertarung dalam arena bela diri.

Hai semuanya! 👋 Jangan lupa vomment yah! 😊 Biar aku-nya makin semangat ngetik. 😆
Nggak susah kok buat vote-nya. Tinggal tap ikon bintang aja, hehe...😅 Kalo buat comment-nya boleh iya boleh nggak deh. 😉 Kalo punya krisar, ya silahkan. Atau kalo mau sekedar nyapa juga boleh 😎😂

Ark & Aita [SUDAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang