7. Lahirnya Si Cewek Detektif

44 9 0
                                    

Saat pulang sekolah, Varel menemui Ark yang ada di parkiran.

"Ark."

Ark menoleh mendengar namanya dipanggil.

"Ada apa?" dia melihat Varel sudah berdiri di dekatnya.

"Gue pengen ngomong sama lo."

"Iya, ngomong aja."

"Gue nggak tau apa masalahnya sampek lo marah sama Aita. Tapi Aita udah minta maaf sama lo, 'kan? Jadi tolong maafin dia."

Ark hanya menatap datar.

"Cuma itu?"

Varel menghela napas berat.

"Ini nggak main-main, Ark. Kalo lo nggak maafin Aita, dia..."

"Dia nggak akan bunuh diri kok. Maaf dari gue itu nggak penting buat dia."

Varel tersenyum kecut.

"Lo salah, Ark. Maaf dari lo itu penting buat Aita. Buktinya dia terus berusaha minta maaf ke lo."

"Kenapa?"

"Gue nggak tau. Tapi keliatannya Aita mulai care sama lo."

Ark hanya diam. Tanpa berkata apapun lagi, Ark segera pulang. Varel sedikit kecewa, dan kurang yakin kalau Ark akan memaafkan Aita.

Tapi diluar dugaan Varel, Ark ternyata memikirkan Aita. Dia merasa kasihan pada Aita. Tapi dia masih merasa kesal padanya.

Sementara itu, di rumah, Aita memainkan pianonya dengan nada yang sangat sedih. Bukan nyanyian dari mulutnya yang keluar, tapi air mata dari kedua matanya. Mamanya yang melihat jadi khawatir, tapi Aita tidak mau menceritakan apapun kepadanya.

...

Keesokan harinya, saat Aita masuk kelas Ark sudah duduk di tempat duduknya sambil membaca buku. Aita menaruh tas begitu saja. Dia mau keluar kelas, tapi Ark menhadangnya. Ark menarik tangannya, dan membawanya kembali ke tempat duduknya.

"Mau kemana lo?"

"Gue mau keluar kelas," jawab Aita pelan.

"Duduk."

"Gue mau keluar kelas, Ark."

"Duduk!" Ark sedikit membentak.

Tanpa ba-bi-bu lagi, Aita duduk di kursinya. Tangan Ark bertumpu pada mejanya, dan dia mendekatkan wajahnya, menelisik wajah Aita yang agak takut, tapi terlihat ingin protes.

"Gue nggak suka ada yang ikut campur urusan gue."

"Kalo lo nggak suka, gue minta maaf. Gue nggak bermaksud ikut campur urusan lo," Aita tampak lelah mengatakannya pada Ark.

"Lo bisa diem nggak? Gue tau lo nggak bermaksud ikut campur. Tapi lo udah terlanjur tau tentang kehidupan gue. Gue nggak suka ada orang yang tau tentang hidup gue."

"Tapi asal lo tau, kalo itu orangnya selalu penasaran. Apalagi sama kehidupan cowok kayak lo yang benci sama papanya," Aita tersenyum, dan memberikan kesan licik.

Ark diam sebentar. Dia menyeringai.

"Dari awal lo emang beda. Cewek lain nggak pernah berani ngehina gue, tapi dari awal lo selalu nyebut gue cowok sombong. Dan sekarang lo berani penasaran soal hidup gue?"

"Iya. Jangan pikir gue nggak berani sama lo," Aita menjawab mantap, "Gue bakal cari tau tentang papa lo dan kenapa lo benci sama dia."

"Buat apa? Apa untungnya buat lo?"

"Gue nggak tau, tapi yang pasti gue bakal nyari tau buat ngilangin rasa penasaran gue."

"Lo nggak akan pernah tau apapun soal gue, cewek detektif," Ark memberikan penekanan pada panggilan barunya untuk Aita.

"Oh ya? Gue emang cewek detektif, yang bakal tau rahasia lo, cowok sombong," Aita pun memberikan penekanan pada sebutan 'cowok sombong'.

Aita tidak seperti cewek lainnya, itulah pendapat Ark tentang Aita. Selama ini Ark tidak pernah bertemu dengan cewek seperti Aita, dan meskipun Aita menyebalkan tapi Ark merasa tertarik padanya.

Dilain sisi, Aita jadi bingung. Bagaimana caranya mencari tahu tentang papanya Ark. Kalaupun bertanya kepada mamanya Ark, mungkin Aita tidak akan mengetahui apapun.

Ark Aita keliatan lebih sangar ya disini. Soalnya disini dialognya pakek 'Lo' 'Gue' pas scene mereka. Kalo aslinya mah, aku bikinnya pakek 'Aku' 'Kamu' (Buat dialog semua pemain). Jadi Aita-nya berkesan lebih kalem gitu, meskipun Ark-nya tetep kerasa dingin-dingin cuek. Yah, tapi kayaknya pakek 'Lo' 'Gue' tuh lebih pas gitu sama seleranya pembaca (yang aku yakinnya, sebagian besar adalah remaja). Jadi ya dinikmatin ajalah. Toh mereka tetep sweet kok (menurut aku) 😆 (Ntah kalo kalian nilainya gimana) 😅

Ark & Aita [SUDAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang