3. Only Friend N Just Hate

52 12 0
                                    

Setelah beberapa hari berlalu, Varel dan Aita semakin dekat, dan bahkan hari ini Varel memberikan sebuah boneka beruang berwarna pink kepada Aita. Tentu saja Aita sangat senang, sampai dia jadi senyum-senyum sendiri saat membaca buku di perpustakaan. Sebenarnya bukan membaca buku, karena dia terlihat tidak fokus, dia hanya memegang buki di depan wajahnya saja. Thalia yang ada di sampingnya jadi seperti orang bodoh, dia bingung melihat Aita. Terlihat membaca buku, tapi buku yang dipegang terbalik.

"Ta... Aita...," Aita tidak merespon, "Aita!"

Thalia berteriak di dekat telinganya, membuat Aita tersentak, dan refleks menutup telinganya.

"I-iya, ada apa sih, Tha? Jangan berisik, ini kan perpustakaan," Aita meniupkan udara ke tangannya yang membentuk genggaman berongga, lalu menempelkannya ke telinga, mengulanginya beberapa kali sampai pendengarannya membaik, tidak berdengung lagi.

"Abisnya aku panggil kamu nggak nyaut, kamu ngapain sih?" Thalia bertopang dagu, bersiap menyimak Aita.

"Nggak liat aku lagi baca buku?" Aita mengerucutkan bibir.

"Oh, baca buku," Thalia manggut-manggut, "Sejak kapan kamu belajar baca tulisan kebalik?"

"Hah?" Aita melihat buku yang dia pegang, "Loh, kok bukunya kebalik gini sih?"

Aita membalik bukunya, agak tensin pada Thalia. Thalia tekekeh.

"Kamu mikirin apa sih? Varel ya?" Thalia menggoda Aita.

"Ng-nggak, si-siapa yang mikirin Varel?" pipi Aita mulai merona.

"Ngaku aja deh. Lagian kalo aku liat, Varel suka sama kamu tuh," Thalia menyenggol lengan Aita.

"Apaan sih? Aku sama Varel itu cuma temenan," Aita berusaha menahan pipinya agar tidak memerah, tapi malah membuatnya semakin merah.

"Temen lama-lama demen," Thalia masih terus menggoda Aita.

"Kamu apaan sih? Aku itu cuma sayang sama Varel sebagai temen."

"Terus kalo Varel nembak kamu, gimana?"

Skak mat. Aita diam sebentar.

"Tha, dia itu cuma temen aku, sampek kapanpun tetep temen," Aita berkata tegas.

Tanpa mereka sadari, Varel mendengar pembicaraan mereka, dan seketika harapannya untuk menjadi pacar Aita hancur. Varel pun tidak ingin Aita jauh darinya, jika dia memaksa Aita menjadi pacarnya. Varel sangat sedih, tapi dia meyakinkan dirinya, jika Aita tidak bisa menjadi pacarnya,

"Se-nggaknya aku bisa bikin kamu kamu tetep bahagia sebagai temen baik kamu."

...

Saat pulang sekolah, Thalia mengajak Aita melihat latihan terakhir Ark. Lusa Ark sudah harus ikut lomba seleksi pertama se-Jakarta Selatan, lalu kalau dia berhasil, akan mewakili Jakarta Selatan untuk melawan perwakilan dari Jakarta Utara, Jakarta Pusat, Jakarta Barat, dan Jakarta Timur. Dalam hal ini Ark tidak main-main, dia harus memenangkan lomba bela diri se-Jakarta ini, itulah tekadnya. Dia yakin jika dia bisa memenangkan lomba kali ini, dia akan cukup kuat untuk bisa membalas pukulan yang diberikan oleh seseorang dimasa lalunya.

Kali ini Ark akan dilatih oleh seorang atlet bela diri senior bernama Galih Pratama. Ini pertama kalinya Ark dan pak Galih bertemu, dan sebagai atlet bela diri, mereka akan berkenalan dengan saling melawan.

Pertarungan mereka dimulai. Dalam setiap pukulan atau serangan yang diberikan Ark, pak Galih bisa merasakan emosi yang kuat. Selain itu, setiap kali Ark menerima serangan, dia bisa menahan sakitnya tanpa mengeluarkan suara. Begitu juga Ark, dia bisa merasakan pak Galih menyerang dengan tenang dan akurat, tanpa emosi sedikitpun.

Setelah saling melawan, pak Galih mengajarkan pada Ark tentang teknik-teknik penting sebagai kunci untuk mengalahkan lawan. Sebagian besar dari teknik-teknik itupun sudah dikuasai oleh Ark, jadi pak Galih bisa dengan mudah mengajarkan teknik lainnya.

Itu memang terlihat seru bagi yang lain, tapi tidak dengan Aita. Dia jadi sangat bosan melihat latihan itu, apalagi melihat Ark. Aita mengajak Thalia pulang, tapi Thalia masih ingin melihat Ark, karena itu Aita pulang sendiri. Setelah menunggu taxi agak lama, akhirnya Aita bisa pulang.

...

Dirumah, mama Aita sudah menyiapkan makan siang untuk Aita. Tapi sebenarnya sudah terlambat sudah terlambat karena sekarang sudah jam tiga sore. Setelah mandi dan makan, Aita istirahat di kamar. Saat itu dia teringat dengan boneka beruang dari Varel. Dia mengambilnya dari tas lalu duduk dan memandanginya. Aita jadi ingat apa yang dikatakan Thalia, kalau Varel terlihat menyukainya. Jika memang itu benar, Varel harus membuang rasa suka itu, karena Aita tidak mencintainya. Aita hanya menganggap Varel sebagai sahabat.

...

Keesokan harinya saat akan berangkat Aita menunggu taxi. Tapi karena tidak ada taxi yang berhenti dan takut terlambat, Aita terpaksa naik angkot.

Di angkot, satu per satu penumpangnya turun ditempat tujuan, dan sekarang hanya tinggal dua penumpang, yaitu Aita dan seorang laki-laki yang wajahnya tidak kelihatan. Laki-laki itu memakai jaket hitam dan mengenakan tudung jaket itu, terus diam dan membuat membuat Aita agak takut. Lalu laki-laki itu tiba-tiba mengatakan,

"SMA Bakti Bangsa, pak."

Itu membuat Aita terkejut, karena dia satu sekolah dengannya. Aita kemudian bertanya kepadanya,

"Kamu siapa?"

Laki-laki itu membuka tudung jaketnya, dan ternyata dia adalah Ark.

"Ark?" Aita terbelalak, "Kok lo naik angkot? Motor lo kemana?"

"Bukan urusan lo," Ark ketus sekali.

"Dasar cowok sombong!" Aita kesal sampai pipinya merah, "Paling motor lo disita papa lo."

"Gue nggak punya papa!" Ark menjawab cepat dengan kemarahan yang meluap ke mata dan wajahnya.

"A-apa?" Aita kaget, "Ma-maafin gue. Gue nggak tau."

Angkot berhenti karena sudah sampai sekolah. Ark segera turun. Wajahnya masih terlihat marah sekali.

Aita juga menyesal, dia tidak sengaja membuat Ark seperti itu, karena dia juga tidak tahu kalau Ark tidak punya papa. Tapi yang membuat Aita heran, kenapa Ark sangat marah saat dia menyebut kata papa? Apakah Ark membenci papanya? Dan jika memang iya, apa sebabnya? Lalu Aita sadar, kenapa dia harus memikirkan cowok sombong itu? Biarkan saja dia.

"Huff..." Aita menghela napas.

Meski begitu dia masih merasa bersalah. Bagaimanapun dia sudah menyakiti atau membangkitkan rasa sakit seseorang, dan itu dia anggap sebuah kesalahan besar, bahkan kejahatan.

Ark & Aita [SUDAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang