Warning cerita ini makin tidak jelas hehehe kalo bosen boleh kok keluar :)
••
Jimin bersandar pada dinding kamar mandi yang berada di ruangan Mina. Ia memejamkan matanya erat dengan cepat pria itu menyeka keringat yang mulai memenuhi pelipisnya. Jimin hampir menghabiskan satu botol air mineral yang sengaja ia bawa. Jimin menarik napas panjang dan berusaha menetralkan napasnya yang kini tersengal.
Entah sejak kapan tubuh Jimin sudah merosot jatuh dan terduduk di lantai, tubuhnya terasa lemas. Bahkan untuk kembali menggerakan kepalanya saja ia merasa berat.
Tapi Jimin berusaha menghilangkan rasa sakit itu ia kini berdiri dan meneggakan tubuhnya. Dia harus menjaga Mina ia tak mau jika gadis itu sendirian. Dengan langkah gontai Jimin perlahan keluar dari kamar mandi pria itu segera menghampiri Mina yang masih nyaman dengan posisinya. Airmatanya tiba-tiba menetes saat mengingat kondisi gadisnya.
Pria itu menggengam tangan Mina erat sesekali mengusapnya lembut, Jimin ingin membantu Mina tapi dia sendiri lelaki lemah bagaimana bisa seorang lelaki lemah membantu seorang gadis yang tengah terpuruk begitu dalam apalagi dia termasuk salah satu orang yang menyakiti gadis sebaik Mina.
"Kau tahu Mina? Bahkan aku lebih lemah darimu—kumohon bangkitlah dan lupakan semua masalalu mu, buktikan pada lelaki berengsek itu bahwa kau bisa hidup tanpanya." Jimin menghela napas lirih tangannya beralih meremas dadanya pelan.
"Lihatlah, baru seperti ini saja jantungku sudah berdenyut sakit."
"Mina, mungkin aku hanya bisa menemanimu beberapa bulan saja itupun kalau aku di ijinkan—jantungku belakangan ini memang sering sakit bahkan aku melupakan obatku, karena aku tahu yang kubutuhkan bukan obat gila itu saat ini."
"Kau tahukan aku hanya membutuhkanmu?"
Perlahan lelaki itu merasakan tangan Mina bergerak pelan. Jimin tersenyum tipis dan menunggu Mina yang masih mengerjapkan matanya pelan berusaha menetralkan penglihatannya.
"Eunghhh" alis gadis itu terlihat mengernyit dengan penuh sayang Jimin mengusapnya pelan.
"Jimin oppa—"
"Iya sayang aku disini bagaimana perutmu? Apa masih terasa sakit heumm." tanya Jimin lembut.
Mina mengangguk pelan dan mengigit bibir bawahnya. "Oppa ini sangat sakit—apa dia baik-baik saja oppa?"
Jimin tersenyum manis. "Dia baik jika ibunya baik. Jadi kau harus selalu menjaga kesehatanmu oke?" ucap Jimin.
Mina tersenyum manis. "Siap bos!!"
'Maaf aku tidak memberitahu yang sebenarnya.'
**
"Jadi sekarang kau mau apa oppa?!" isak tangis mulai terdengar kencang mengisi rumah mewah milik sepasang suami istri ini.
Yoongi masih terdiam belum bisa menjawab setiap pertanyaan yang di lontarkan wanita yang masih berstatus sebagai istrinya. Lelaki itu bingung dia mencintai keduanya, ingin sekali Yoongi egois mempertahankan keduanya dalam satu ikatan yang sama.
"Aku mencintaimu Hyesoo tapi—tapi aku juga mencintai Mina, aku tidak ingin melepaskan kalian berdua."
"Kau egois oppa, itu sama saja kau menyakiti kami—andai saja aku tahu fakta yang sebenarnya mungkin aku tidak menikah denganmu waktu itu dan aku membiarkan kalian berdua tetap bersama—" Ungkapnya putus asa.
"Tidak Hyesoo aku tidak mau kehilangan dirimu untuk kedua kalinya."
"TAPI KAU MENYAKITIKU OPPA!!—kita akhiri saja tolong jangan membuatku semakin sakit dan merasa bersalah oppa hikss."
Yoongi menggeleng dan memeluk tubuh rapuh itu erat. "Tidak Hyesoo jangan lakukan itu aku mohon."
"Semuanya ada di tanganmu oppa, tolong pikirkan baik-baik aku akan menunggu jawabanmu secepatnya."
*
Yoongi semakin frustasi malam ini ia tidak tidur bersama Hyesoo laki-laki itu lebih memilih tidur di apartemen milik Hoseok.
"Ada apa Yoon?" tanya Hoseok pelan sembari meletakkan dua cangkir kopi yang baru ia buat. Sebenarnya Hoseok tak perlu bertanya dengan Laki-laki itu karena ia tahu jika Yoongi sedang kacau dirinyalah yang selalu menjadi tempat berkeluh kesah.
"Aku di beri dua pilihan oleh Hyesoo antara memilih dia atau memilih Mina, dan aku tidak bisa memilih aku ingin memiliki keduanya." ucapnya frustrasi.
Hoseok menghela napas panjang sejenak ia membenarkan posisi duduknya dan menatap Yoongi serius. "Kau memang harus segera memilih antara keduanya, kau tidak bisa seperti ini Yoon itu sama saja kau menghancurkan dua hati."
"Hyesoo istrimu sedangkan Mina? Dia bahkan belum memiliki status denganmu ya walaupun aku tahu jika gadis itu tengah mengandung anakmu."
"Sekarang tidurlah terlebih dahulu tenangkan pikiranmu agar kau bisa memikirkan hal ini nanti." Ucap Hoseok meninggalkan Yoongi.
Yoongi menghela napas gusar kenapa Tuhan memberikan cobaan semacam ini untukknya.
°°
Hari ini Mina sudah boleh keluar dari rumah sakit. Jimin mendorong kursi rodanya dengan pelan, mereka berencana akan berkunjung ke rumah Ibu Jimin yang berada di Busan. Lelaki itu sudah melarang Mina karena kondisinya baru saja pulih dan tidak memungkinkan untuk menempuh perjalanan dengan jarak yang bisa dibilang jauh. Tapi bukan Mina namanya jika tidak keras kepala.
"Kita ke busan jika kau sudah benar-benar pulih saja oke?"
Lagi-lagi gadis itu menggeleng membuat Jimin mendesah pasrah. "Baiklah tapi ingat kau harus banyak istirahat saat dalam perjalanan mengerti."
Mina mengangguk dan tersenyum manis. "Terimakasih oppa kau memang yang terbaik."
••
"Lalu kau akan melukai gadis itu?" tanyanya sembari meneguk bir yang tinggal setengah.
"Bukan begitu oppa, aku tidak akan tega jika melukainya aku—aku juga seorang wanita tidak mungkin bukan aku melakukan hal itu, mengingat dia juga tengah mengandung—." ucapnya lirih.
"Dia juga akan menikah dengan kakakku jadi tidak mungkin aku melakukan hal sekeji itu oppa." Lanjutnya dengan isakan tangis yang kian meremang.
"Dan kau harus terus menerus menerima kesakitan ini setiap harinya?" gumamnya pelan.
Gadis itu memejamkan matanya menahan sesak yang menyerang dadanya. Napasnya tercekat tak mampu menjawab pertanyaan yang di lontarkan oppanya.
"Kau tahu Hyesoo, aku tidak mau jika orang yang aku sayangi menangis dan terluka—sekarang ini kau adikku jadi aku tidak mau terjadi sesuatu padamu." ucapnya lirih.
Hyesoo tersenyum tipis dan membalas dekapan hangat dari kakaknya. "Aku menyayangimu juga oppa, terimakasih karena selalu ada untukku."
Tbc
Pendek? Iya pendek kaya aku :(
Idenya tiba-tiba ilang padahal dari kemarin udah masuk di otak huhuhu sedihnya aku hikss sepertinya aku butuh belaian dari ayang Yoongi :) aku merindukan lelaki manis itu hikss..
KAMU SEDANG MEMBACA
Cold Boss [Selesai ✔]
FanfictionFollow dulu yuk 💜💜💜 [WARNING : REVISI SETELAH TAMAT BAHASA MASIH AMBURADUL :)] Kadang kamu harus melepaskan, bukan karena tak cinta, tapi karena kamu lebih mencintai dirimu yang terus terluka. Cover Poster By @GENIUS__LAB😍😍💜 Start : 12-11-201...