7. Freackin' Bad

5K 446 21
                                    

REVISED

Ini adalah kali kedua─semenjak kepulangannya terakhir kali untuk masalah pemberkasan─Andre menginjakan kaki di kamar lamanya. Suasana kamarnya masih sama. Masih terdapat poster All Times Low pada dinding sebelah barat, perpaduan cat warna grey and hitam─tak pernah berubah─membuat sarang miliknya terlihat lebih gelap. Kamarnya masihlah sama dengan kamarnya empat tahun yang lalu. Perbedaannya hanya ada sprei bendera Barcelona yang menghiasi tempat tidurnya. Itu pasti ibunya yang mengganti.

Andre terkejut ketika mendapati adiknya sedang berbaring di ranjang King sizenya. Sabian Arya Køhler, seorang pemuda yang tak kalah tampan dari Andre yang saat ini menempati bangku kuliah semester V di Universitas Indonesia jurusan Ilmu politik yang juga menjabat sebagai kapten tim basket UKM Basket. Dengan dianugerahi wajah tampan dan segudang prestasi siapa yang mampu menolak pesona seorang Bian? Jika Bian mau membuka mata, tanpa melakukan hal menye-menye pun dia bisa dengan mudah mendapatkan pasangan yang layak. Namun sayangnya adik Andre adalah orang gila.

"Dari mana?" Tanya sang adik dengan nada dingin, tak lupa tatapan tajamnya sudah seperti sinar laser yang siap menghunus siapapun yang melihatnya.

"Main." Jawab Andre singkat dan kembali melanjutkan langkahnya membuka lemari. Tujuannya saat ini adalah berganti baju. Memakai baju dua hari berturut turut tentu bukan gayanya.

"Siapa dia?" Tanya Bian masih dengan nada dingin.

"My girlfriend."

Jawaban Andre sontak memberikan reaksi yang berlebihan untuk Bian. Dia langsung bergegas memeluk tubuh Andre yang tidak, belum, diselimuti baju, dari belakang. Bian mengeratkan pelukannya ketika lengan kekar Andre dirasa ingin melepaskannya. Dia takut. Dia takut Andre berubah. Dia takut ditinggal Andre. Dunianya selama ini hanya berputar di Andre hingga dia tak tahu bagaimana jadinya apabila Andre memutuskan untuk meninggalkannya.

"Berhentilah Bi. Segera temui terapist dan sembuhkan dirimu! Jangan seperti ini!" Andre masih tenang dalam menasehati sang adik. Dia tahu bertindak emosi sangat sia-sia untuk kasus Bian.

Bian menegang. Ketakutan mulai menyerang pikirannya. Dia tidak pernah mempersiapkan hal ini akan terjadi. Andre yang dikenalnya dulu adalah orang yang hangat yang mustahil untuk berkata seperti itu. Dia tidak tahu Andre sudah mulai berubah jauh dari yang pernah diingatnya. Saat ciuman di bandara waktu itu hanya Bian yang menikmati, sementara Andre sama sekali tak membalas. Saat itu Bian sadar Andre tidak hangat lagi namun egonya menepis semua itu. Dia selalu mencari alibi bahwa Andre masihlah orang yang sama yang dikenalnya.

"Jangan seperti ini, aku sayang kamu kak." Ucap Bian lembut dan masih memeluk Andre erat.

Andre menyentak rengkuhan Bian dengan kasar. Dia memandang Bian tajam seakan seseorang yang di depannya saat ini bukanlah adiknya melainkan musuhnya. Jika membunuh sudah dilegalkan oleh negara maka orang pertama yang berada dalam daftar hitamnya adalah adiknya sendiri. Sayangnya Hak Asasi Manusia masih dijunjung tinggi oleh negara ini. "Sayang yang kamu punya itu nggak wajar Bi. Kakak bukan seorang pendosa lagi, kamu pun harus bisa sembuh. Kali ini kakak masih main halus, jangan sampai buat Mama dan Papa tahu karena ketidaksengajaan mulut kakak. Sekarang keluarlah."

Bian terkejut, tidak pernah disangkanya kakaknya sendiri, kekasihnya, bisa berkata dengan nada setajam itu. Lihatlah kedua bola mata berwarna biru hasil keturunan ayahnya sudah berkaca-kaca dan sebentar lagi satu kristal bening akan jatuh dari matanya. Dia tak habis pikir orang yang sangat menyayanginya bisa berubah 360 ° berbalik membencinya. Bian masih bertanya-tanya apa yang membuat kakaknya berubah begini?

"Kak jangan begini." Ucapnya memelas.

"Keluar!" Bentakan dari Andre membuat Bian takut. Dia tidak ingin membuat kakaknya semakin kesal padanya. Maka dari itu dia memilih mengalah, memberikan waktu untuk Andre menstabilkan emosinya. Dirinya masih terus berpositive thinking dengan beranganggapan bahwa kakaknya sedang lelah saat ini.

Abnormal-Blow: Hello KiddoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang