18. Senjaku Bersua

19 3 0
                                    

Langit semula biru
Menjadi emas yang begitu indah
Sinar dari pancaran kedua bola mataku terkunci pada bentangan cahaya itu
Memberikan kehangatan dan rasa nyaman

Kertas putih ini tak lagi suci
Krasak-krusuk aduan tinta menorehkan lara
Mengharap balasan nya akan indah pada waktunya

Aku sadar, kebodohan ini tidak lagi berlaku padaku.
Dimana aku hanyalah secuil abu dimatamu
Kau panggil saat butuh
Kau beri puji palsu demi permohonan
Memberikan cerita hingga mampu membuatku larut
Larut, dalam dustamu.

Kurang apa aku di sisimu
Kupinta, menolehlah padaku, kak.
Diam ini memenjarakan ku
Seolah tamengku akan runtuh tanpa menyamakan langkahmu

Apa alasan masih sama?
Kasta adalah benang jarak diantara kita?
Kalau begitu, berikan aku sesuatu yang tajam
Akan ku putus benang sialan itu demi menyatu denganmu
Walau ku tau ini menyakitkan dari yang menyakitkan

Kau tak memberi?
Ku pinta, pergi! Menjauh.
Jika tidak. Haruskah aku mengalah untuk pergi? Membawa kesakitan
Yang diamana obatnya ada padamu.

Izinkan aku menyamakanmu dengan darah. Kau darah. Kau darah. Darah

Darah.

-KHAI-

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

-KHAI-

AksaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang