20.Yang Bertahan

18 1 0
                                    


Ketika hidupku gersang penuh debu kebusukan
Kau hadir sebagai embun membawa ketenangan jiwa

Daku bersyukur kau bagian dari skenario pengembara ku difatamorgana
Entah apa yang mengenyam dalam dirimu bak mutiara
Yang kurasa hanya aku yang merugi bak pendosa

Aku selalu berdoa atasmu, sebagai perempuan hebat sebayaku. Hanya saja aku tidak bisa berkilah tenang menjalani permasalahan. Dan kau? Tenang menjalani.

Aku selalu bertanya di benak, mengapa kau percaya semua hidupmu padaku. Dan hanya aku jawab dalam benak pula, jika aku juga percaya hidupku padamu. Ini hebat, kau satu-satunya teman yang menetap.

Kau bisa membaca gerak tubuh, kau bisa membaca pikiran, bahkan bisa menyimpulkan ketetapan. Tapi satu yang kutau kau tidak bisa menolongku.

Hidup lagi, hidup lagi. Ya, aku selalu berkelahi dengan permasalahan yang kutoreh di hidupku. Kau yang mengerti tolonglah aku, setidaknya bercerita atau bertemu itu sudah membuatku ringan menjalani.

Aku menyesali turut melukaimu, maaf, dan tetaplah bertahan.

Teman sepertimu patut kerap di doakan, agar kau tetap jadi embun dari kegersangan, penerang dalam kegelapan, dan terus bersua dalam kebenaran.

Kukatakan, aku bersyukur. Hanya kau, hanya kau. Semoga kepahitan segera berganti dengan kebahagiaan kepadamu yang baik hati.

Minggu, 28 April 2019
16.39

AksaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang