[12] Asphyxia

2.7K 265 203
                                    

Warning: R-18
for unusual kinks and fetishes.
Also, today's story is ... quite dark.
This is a whole new level of sexy.
Do not read if you're not into extreme kinks.
I've warned you.

Enjoy.

Bakugo itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Bakugo itu ... sangat manis.

Sejak kejadian itu, pikiranku selalu dipenuhi oleh hal-hal kecil tentangnya.

Aku juga baru sadar.

Tentang tengkuknya yang ramping dan selalu bersemburat merah ketika dia merasa malu.

Dua hari yang lalu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Dua hari yang lalu.

"Oi, Bakugo! Bantu sedikit! Tumpukan kertas ini tidak seringan kelihatannya!" teriakku kesal.

Para guru memang menyebalkan.

Beginilah jadinya ketika ada murid yang memasuki ruang guru. Niatku hanya ingin mengumpulkan tugas yang terlambat kuselesaikan pada Sensei, tapi setelahnya aku malah disuruh membawa berkas ulangan ke kelas.

Sialan.

"Bakugo! Jangan cepat-cepat, bantu aku--"

"Berisik, rambut bodoh! Bel masuk sudah berbunyi!" ucapnya sambil menuruni anak tangga dengan tergesa-gesa.

Aku menghela napas.

"Terserah, aku tak akan minta bantuanmu lagi. Tapi jangan berlari di tangga--"

Mataku membulat saat melihat tubuh Bakugo yang ada di depanku oleng. Aku tak peduli lagi dengan berkas ulangan itu dan langsung menyingkirkannya.

"Bakugo!!!"

BRUK

Aku menarik tubuhnya dengan cepat dan menahan pinggangnya agar dia tidak jatuh ke depan. Kepalanya membentur dadaku.

Rambut halus Bakugo yang menyentuh hidungku terasa gatal. Pandanganku mulai berkabut karena indra penciumanku dipenuhi aroma manis.

Aku menyentuh kedua bahunya.

#𝐊𝐑𝐁𝐊Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang