08

7 3 0
                                    

Some stories may not be received by ordinary people. You have to find your extra-ordinary one

_•_•_

Kafe ini tak asing bagiku. Memoriku 3 minggu yang lalu berakhir di kafe ini. Sampai sekarang aku masih tak tahu persisnya apa yang terjadi.

10 menit aku menunggu di sudut kafe. Aroma kopi tetap menjadi pemikat bagiku. Pam telat tentunya. Tidak heran kalau anak itu selalu kena peringatan di sekolahnya.

"Halo, Margie. 1 Americano kan ?"

Aku menatap pemuda di depanku. "1 hal. Kau tau dari mana namaku ? Kita bahkan tak pernah bertemu."

"Kau yakin ? 3 minggu yang lalu. Kau yang kecelakaan kan ?" Ia menyeringai. Jujur ia tampan.

Alisku bertautan. Aku bahkan tak ingat dengan apa yang terjadi. "Apa kasus kecelakaanku seheboh itu sampai kau mengenalku ?"

"Bisa dibilang begitu. Kau selamat dari kecelakaan paling fatal untuk tahun ini."

Aku mengangguk mengerti. Aneh. Aku merasa pernah melihatnya. Wajahnya familiar. Tapi aku tak pernah sekalipun merasa pernah kenal dengannya.

Pemuda itu sudah pergi dari peredaranku. Sekarang yang kutunggu hanya Pam.

Lonceng berbunyi. Tepat di depan pintu, gadis berambut ikal pirang melihat ke arahku. Dengan rambut semenggemaskan itu, siapa yang tidak terpesona. Pam berjalan ceria ke arahku.

"Aku tak tahu kau mau memesan apa. Jadi aku belum pesankan."

"Tak apa. Daniel tau favoritku." Pam dengan pipi merah yang merekah tersenyum ke arahku.

"Daniel ? Maksudmu Daniel pacarmu ?"

"Dasar bodoh. Tentu saja. Siapa lagi Daniel yang aku kenal."

"Lalu apa hubungannya Danielmu itu dengan kopi ?" Aku memanjangkan tanganku untuk menjitak keningnya. Anak itu sekali kali pantas di bawa ke rumah sakit.

"Hai, Margie. Americanomu. Dan untuk Pamelaku tersayang, Mocha Latte." Pemuda tadi mengantarkan pesananku. Tunggu. 'Pamelaku tersayang' ?

"Wah, Margie. Kau curang. Kau sudah mengenal Daniel ? Untuk apa aku mengenalkanmu lagi ?" Pam memajukan bibirnya. Inginku tampar rasanya.

"Pam aku tak meng-"

"Tentu saja aku mengenalnya. Ia sempat mampir di kafe ini sebelum kecelakaan terjadi. Bukan begitu Margie ?"

Daniel tersenyum manis kearah kami. Ia memotong pembicaraanku. Menyebalkan.

"Kukira kalian sudah akrab atau sejenisnya." Pam menghela napas. "Nah, Margie. Perkenalkan. Ini Daniel. Daniel, ini Margie."

"Salam kenal" kataku dengan datar. Aku tak nyaman berada di sekitar Daniel. Ia terlalu-entahlah. Aku tak tau. Keberadaanya membuatku merasa was was.

"Aku tinggal lagi ya, manisku." Daniel berpamitan dengan Pam disambut dengan kecupan hangat di pipi Daniel oleh Pam. Pemandangan paling menggelikan.

"Bagaimana, Margie ? Bukankah dia manis ?" Pamela senyum senyum tak jelas. Dasar bucin.

"Tipemu sangat berbeda dari yang ku bayangkan. Apalagi cara berpacaranmu. Membuatku merinding" kataku sambil memeluk badan sendiri seolah olah aku kedinginan.

"Emang kau membayangkan apa ?"

"Sesuatu yang tentunya jauh lebih baik dari pada yang terjadi baru saja."

"Kau ini." Pam mukul kepalaku dengan kotak tisu. "Tunggu sampai kau punya pacar. Kita lihat siapa yang lebih menggelikan."

Aku memutar mataku. Terserah Pam saja. Kupingku sudah sakit mendengarnya berceramah tentang ini itu.

"Ngomong-ngomong. Kau tidak mau cerita gitu ? Tentang rumah barumu ?"

"Rumah keluarga Grey sangat menabjubkan. Kau harus berkunjung dan menginap."

"Kalau begitu kapan aku bisa kesana, Margie ?"

"Entah. Terserahmu."

Kami terdiam sejenak. Tak ada percakapan untuk beberapa saat. Denting lonceng sering berbunyi seiring datang dan perginya pelanggan.

Aku teringat kejadian Alana. Kurasa aku harus menceritakannya.

"Pam."

"Apa ?" Jawabnya dengan bibir menempel di cangkir.

"Apa kau percaya dengan yang namanya tanda tanda ?"

"Tanda apa ?"

"Entahlah. Keanehan mungkin. Apa kau pernah melihat seseorang seperti glitch ?"

"Glitch ? Maksudmu seperti tv rusak ?" Pam tertawa. "Jangan bercanda, Margie. Mana mungkin ada hal hal seperti itu."

"Benar juga." Aku mengangguk.

Sepertinya cerita ini tak akan bisa kuceritakan dengan orang seperti Pam. Cerita ini akan kusimpan sendiri dengan sementara.

-tbc

CURSEDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang