//Now playing music//
🎶 Glass Bridge🎶
-ost The Bride of Habaek
Kau harus menghargai apa yang kamu miliki. Jangan menunggu hal itu menghilang dan kemudian menyesalinya.
-Huang Renjun, Nct Dream-
(Hanya sekedar quotes)
..
Happy Reading♡Tepat pada pukul 00:00 tengah malam di kota seoul. Hanya ada suara hiruk pikuk kendaraan di temani sinar bulan menerangi.
Seorang gadis tengah berdiri angkuh menatap gemercik deras air sungai Han. Sebelah lengannya menggenggam erat Lily putih, merematnya sedikit kasar sembari memejamkan mata.
Dalam benaknya terlintas sebuah memory tragedi. Dimana ia merasa hampa, sangat tersiksa dan mengenaskan, satu kata dapat mengambarkannya yaitu keputus asaan.
"Hari ini. Tempat ini dan Bulan ini menjadi saksi bisu kelamku" ia menyeringai kemudian tersenyum pahit.
Entah bagaimana itu dapat terjadi, terkadang ia menyesalinya namun tak sering pula ia marah pada tuhan karna menghentikannya saat itu. Gadis itu selalu merutuki dalam hati, jika tuhan memberinya kesempatan hidup untuk kedua kalinya...
mengapa tuhan menambahkan penderitaannya. Mengapa tuhan tidak selalu berpihak padanya, untuk apa ia hidup. Tak habis fikir tentang itu.Perlahan lengannya bergerak melempar sepucuk bunga putih berlambang kematian pada genangan raksasa yang terus mengalir itu, membiarkannya menghanyut terbawa arus bersama kenang- kenangan kelamnya, walau itu tidak akan berhasil. Namun sedikit ampuh mengobati dirinya dan kenangan yang selalu ia pendam dari orang luar.
Sampai kapan gadis itu akan bertahan? Bisakah tuhan berbaik hati untuknya? Memberikan sedikit anugrah kasih sayang meski setitik noda. Gadis itu menghela nafas pasrah kemudian berlalu meninggalkan tempat itu, tak ingin berlama lama bernostalgia.
~oOo~
Baru saja melangkahkan kaki masuk kedalam gedung sekolah pergerakanku terhenti. Terjadi sebuah kericuhan hebat, para siswa dan siswi berlahi berhamburan keluar. Semuanya nampak tersegesa- gesa sampai tubuhku yang berlawanan arah tertubruk berkali kali. Bagaikan serangan zombie kelaparan mencari korban.
Aku nampak terdiam kemudian berjalan melawan mereka yang terus berlarian, menubruk secara kasar perorang. Hanya itu cara bisa ku kakukan karna jika tidak aku akan terseret arus lalu terluka lagi, luka kemarin saja belum sembuh kini makin bertambah. Benakku bertanya tanya, ada dengan mereka saat ini? Apa sesuatu luar biasa sedang terjadi.
Sudahlah aku tidak peduli apapun itu, menduga bell sebentar lagi berbunyi aku semakin bergegas menuju ruang kelas. Berjalan sedikit cepat melalui lorong tidak terlalu sepi hanya ada beberapa siswa lalu lalang, masih ada ternyata yang tidak peduli dengan itu.
Sesekali kudengar pembicaraan beberapa anak disana, kupingku cukup jeli untuk menangkap informasi.
"Serius lo?"
"Sumpah woy"
"Gimana kalo mereka ketemu ya"
"Iya, bakal seru sih kayaknya"
"Kawan lama"
Aku terhenti sejenak, berpura pura mengikat tali sepatu walau tidak terlepas, ingin dengar lebih jelas lagi. Rasa penasaranku kini semakin menjadi setelah mendengar percakapan mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
Agustus 00:00
Teen FictionAgustusku. Agustus itu kamu, kamu dengan miliaran kesabaran, kamu armada maaf tampa batas, tak peduli sebesar apa kesalahanku pada mu Jujur aku mengidap banyak kekurangan sungguh... Dan kamu masih mau saja mengulurkan tangan? Aku mendayuh ringkih ba...