Chapter 6

86 0 0
                                    




-Juni 2018-

Pukul 7 malam. Latihan drama sudah selesai sejak kira-kira 30 menit yang lalu. Setelah mengobrol dengan teman-temannya yang masih akan tinggal di kampus, Yuuto memutuskan untuk pulang.

Sambil bersenandung dan memikirkan makan malam apa yang akan ia buat nanti, ia berjalan dengan santai ke arah tempat parkir, mencari sepeda motornya. Iya, dia termasuk dari sepersekian populasi manusia di kampusnya, atau bahkan Jepang, yang menggunakan sepeda motor.

Motornya hampir melewati jalan keluar begitu saja kalau ia tidak menyadari seniornya yang sedang berdiri sendirian di sana. Bersandar pada tembok pembatas, sesekali mengecek ponsel sambil menghela nafas. Yuuto menghentikan motornya tepat di depannya.


"Aina-senpai, belum pulang?"

"Eh, Yuuto-kun. Belum nih. Hmmm.... Masih nunggu dijemput."

Seingat Yuuto, biasanya Aina pulang dengan bis.

"Dijemput siapa? Masih lama?"

"Dijemput Touma, kok. Belum tau juga... terakhir dia balas chatku, satu jam yang lalu."


Kalau Touma, Yuuto tahu, dia biasanya mengendarai mobil. Jadi, Touma biasa mengantarkan Aina dengan mobil?

"Lah? Emang Kamishiro-senpai lagi ngapain?"

"Setauku sih, tadi sore ada rapat. Mungkin sekarang juga masih."

Yuuto menggaruk-garuk kepalanya yang tidak gatal. Ia kemudian mematikan motornya dan turun.

"Aku temenin sampai Kamishiro-senpai ngasih kepastian, deh."

"Ya udah, sini."

"Senpai, kenapa nggak main game ini, main coba...."

"Haha, aku nggak main game yang cuma mengandalkan keberuntungan gitu."


Yuuto dan Aina mengobrol ke segala arah. Macam-macam. Dari game yang dimainkan Yuuto dan Touma, sampai tentang perkuliahan di tahun ketiga menurut Aina. Sesekali mereka membicarakan tentang gosip yang panas di sekitar mereka. Seru sekali, sampai ponsel Aina berbunyi menandakan notifikasi pesan masuk.


'Belum bisa anter nih.

Ketiduran

Capek banget'


Begitu pesan yang Aina terima dari Touma, yang juga dibaca Yuuto. Aina berjongkok dan menghela nafas. Meskipun gelap, sekilas Yuuto bisa melihat raut wajahnya yang kecewa. Tapi Aina menahan ekspresinya, ia tak ingin terlihat menyedihkan di depan seorang juniornya.


"Apa boleh buat. Pulang duluan aja, Yuuto-kun. Aku naik bis selanjutnya aja."

"Senpai! Bareng aku aja. Kalau nggak salah, Senpai pernah bilang rumah kita searah, kan?"

"Nggak usah, deh. Searah sih, tapi bukannya rumahmu jauh sebelum rumahku?"

"Masa? Hmmm, aku di Akasaka Mansion, kalau tau."

"Lah, itu sih cuma 10 menit jalan kaki dari rumahku."

"Kalau gitu deal bareng aku, ya?" Yuuto tersenyum.

"Eh.... I, iya. Tolong, ya, Yuuto-kun."


Dengan sigap, Yuuto mengeluarkan helm kedua dari bagasi jok motornya dan menyerahkannya ke Aina. Sembari Aina naik ke motornya yang tidak terlalu tinggi, ia memakai helmnya sendiri.

Relationship of My Own (私だけの関係)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang