-Oktober 2018-
"Cerita-cerita tentang putri dan pangeran yang hidup bahagia, atau manga dan anime romantis yang mengisahkan kedua pasangan yang berakhir bersama.... Hah, memangnya cerita akan berakhir sampai di situ? Kita tidak dengar cerita tentang kelanjutannya. Apakah karakter anime itu menemukan orang lain? Apakah putri dalam dongeng itu akan pernah berargumen dengan pangerannya? Yang jelas, hidup mereka mudah sekali, cinta datang, dan semua masalah di hidup mereka selesai."
"Aina-senpai."
"Oh, tentu saja, orang-orang tidak mau dengar tentang kisah cinta yang berakhir dengan seharusnya. Yang mereka inginkan adalah sesuatu yang lebih baik dari yang mereka punya."
"... Senpai."
"Sebagai pelarian, kurasa. Hei, Yuuto. Kau tidak seperti itu, kan? Karena kau kan sudah beruntung sejak awal. Happy ending tidak akan sulit untukmu."
"...."
-September 2018-
Mulai hari ini adalah semester baru. Setelah mandi pagi, Touma merapikan diri di depan cermin. Mengeringkan rambut hitam tebalnya, mengenakan deodoran, menngancingkan kemeja, mengoleskan gel rambut, menyemprotkan parfum.... Terakhir, kacamata.
Liburan musim panas kemarin, ia banyak menemani ayahnya pergi ke banyak tempat. Ayahnya sudah tak tinggal bersama dengannya ataupun anggota keluarganya yang lain, tapi ikatan dan kasih sayang mereka masih cukup kuat.
Ayahnya, yang meninggalkan ibunya untuk bersama dengan wanita lain.
Tanpa dipikir terlalu jauh saja, Touma paham itu adalah tindakan yang sangat kurang ajar. Tak ada satupun anggota keluarganya yang bisa memaklumi apalagi memaafkan ayahnya.
"Memang tidak ada yang namanya mantan anak, ya...." Touma menggumam.
Dengan situasi yang seperti itu, hanya Touma yang masih mau berjalan-jalan dengan ayahnya.
Dan... pada liburan kemarin, ayahnya "memaksa" membelikan Touma sepasang kacamata, meskipun sebenarnya ia baik-baik saja tanpa benda itu. Tapi memikirkan ini adalah pemberian ayahnya, tak ada salahnya mencegah minus kecilnya bertambah.
Kemarin, pertama kalinya ia memakai kacamata itu untuk bermain ke rumah teman. Ia datang ke rumah sewaan Akio dkk. Kebetulan, Aina sedang ada di sana juga. Touma masih ingat ekspresi Aina ketika melihatnya dengan kacamata.
"Cocok sekali." Aina berkata dengan pipi bersemu kemerahan dan mata berbinar-binar.
"Benarkah?"
"Iya. Kamu cocok pakai kacamata. Aku suka kacamata. Touma dengan kacamata, terlalu hebat."
"Santai, Aina, santai...."
Touma menahan tawa mengingat-ingat apa yang terjadi. Tak menyangka, Aina akan sesenang itu.
Akhirnya, Touma membetulkan letak kacamatanya di depan cermin untuk yang kesekian kalinya. Kacamata berbingkai kotak hitam itu memang cocok berpadu dengan kedua mata birunya.
"Aku berangkat dulu."
-Februari 2017-
Kedua kaki Aina menuntunnya berjalan ke belakang gedung, di sisi yang gelap dan sepi. Di sana, sudah ada sesosok laki-laki tinggi dan kurus berkacamata yang berdiri bersandar pada tembok, sendirian.
KAMU SEDANG MEMBACA
Relationship of My Own (私だけの関係)
Roman d'amourJika ketiga orang ini egois dengan alasan mereka masing-masing, lalu keegoisan siapa yang akan menang? "... kita bertiga memang saling menyukai, tapi ini sangat merugikan." "Kenapa tidak diubah menjadi sesuatu yang saling menguntungkan?" Tidak ada y...