"Tenanglah, Ra. Mungkin kamu hanya lelah" Ali menepuk bahuku. Aku mengangguk, "mungkin" gumamku.
Aku beruntung memiliki sahabat seperti Ali. Walaupun dia sering bersikap menyebalkan, pemalas, aneh, sering membuat ulah, bertengkar. Tetapi, di balik semua itu, ia adalah sosok sahabat yang baik, perhatian, peduli, memiliki kepintaran di atas rata-rata yang sering disombongkannya, dan juga.... ya, mungkin harus kuakui sewaktu-waktu dia terlihat, tampan.
"Sudahlah, jangan dipikirkan" Ali mengulas senyuman di wajahnya. Aku membalasnya dengan senyuman kecil.
"Terima kasih, Ali."
"Tidak masalah" ucapnya santai sambil menyenderkan punggungnya di sofa.
Aku melihat ke sekitar. Kenapa suasana rumah sepi sekali? Mama kemana? batinku. Ali, dia seperti bisa membaca pikiranku menjawab "Mamamu pergi ke rumah tantemu."
Eh?
"Kapan perginya? Kenapa aku tidak diberitahu? Kapan pulangnya? Jawab aku, Ali!" aku melontarkan tiga pertanyaan sekaligus.
"Satu-satu pertanyaannya, Ra" Ali menatapku jengkel. Aku hanya menggaruk kepalaku yang tidak gatal.
"Mamamu pergi saat kamu tidur tadi, dia sengaja tidak memberitahumu karena tidak mau mengganggu tidurmu. Kalau soal kapan Mama kamu pulang aku tidak tau" jawab Ali acuh. Aku mengangguk.
"Dan dia menitipkanmu kepadaku" lanjut Ali santai. Aku melongo saat mendengarnya.
Ali terkekeh pelan "biasa aja muka kamu, Ra."
"Ya sudah" ucapku singkat.
Aku mengambil remote TV dan menyalakannya. Aku mencari tontonan yang menarik untuk ditonton, tapi hasilnya nihil. Aku mematikan TV dan menghembuskan nafas berat.
Kenapa setiap hari Sabtu tidak ada acara TV yang bagus? (Ini sesuai pengalaman author, yg setiap malam Minggu acara TV nggk ada yg seru :v)
Aku tiba-tiba merasa lapar dan segera berdiri.
"Mau kemana, Ra?" tanya Ali.
"Pikir aja sendiri."
Aku berjalan ke arah dapur mencari apapun yang bisa di makan. Saat aku membuka kulkas, aku menemukan bahan-bahan untuk membuat nasi goreng. Aku mengambilnya dan meletakkannya di dekat meja kompor juga mengambil wajan serta mengambil nasi. Aku segera mencuci tanganku.
"Kamu mau buat apa, Ra?" tanya Ali yang tiba-tiba datang.
"Nasi goreng" ucapku singkat.
Ali hanya menanggapinya dengan mengucapkan "oh" singkat. Dia menarik kursi di meja makan. Aku memasang celemek yang digantung di dekat rak piring dan mulai memasak.
Saat ini aku sedang memotong bahan-bahan untuk membuat nasi goreng seperti bawang putih, bawang merah,cabai dan sosis. Setelah semua sudah kupotong, aku menghidupkan kompor dan memasukkan sedikit mentega. Lalu aku memasukkan sebuah telur juga bahan-bahan yang kupotong tadi dan mulai menumisnya, aku juga memasukkan sedikit sambal giling. Tidak lupa aku juga menambahkan sedikit garam, dan menumisnya lagi. Setelah semua bahan tercampur, aku memasukkan nasi dan mematikan kompor, mengambil centong nasi, menuangkan kecap dan mulai mencampurkan semuanya menjadi satu. Ketika semuanya sudah rata, aku menghidupkan kompor lagi untuk memanaskannya. Aku memanaskannya selama beberapa menit.
Akhirnya selesai juga. Aku segera melepaskan celemek yang kupakai dan menggantungnya kembali. Aku bergerak ke wastafel untuk mencuci tanganku. Setelah selesai aku mengambil dua buah piring dan mencedok nasi goreng tadi.
Aku memberikan salah satu piringnya kepada Ali dan duduk di sebelahnya "nih". Ali menerimanya "Wiih... Kelihatannya enak nih. Terima kasih, Ra yang cantik" ucapnya dan tersenyum kepadaku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Is This Love? [DISCONTINUED]
Teen Fiction"HANYA WORK ABAL-ABAL" JANGAN DIBACA PLIS🙏 (demi menjaga mata kalian dari tulisan yg bikin sakit mata) Raib adalah seorang gadis remaja keturunan klan Bulan, bersahabat dengan Seli dari klan Matahari, dan Ali dari klan Bumi+Aldebaran. Menjalani ke...