Jum'at, 17 Mei
Hari-hari terus berlalu. Kami semua disibukkan oleh berbagai macam kegiatan.
Ali seperti biasa setiap pulang sekolah dia latihan basket. Sesekali aku menemaninya saat tidak ada jadwal latihan drama. Begitu juga Ali, ia sering menungguku di ruang drama-menyaksikanku latihan.
Seli juga sudah diberi tau soal perjalanan ke klan Matahari sehari setelah dia pulang dari luar kota.
Selama seminggu itu juga kami disibukkan dengan banyaknya pr dan mengejar materi yang belum dipelajari. Rasanya kepala mau meledak memikirkannya.
Ditambah lagi dengan adanya UAS minggu depannya. Puh! Benar-benar hari yang menyibukkan. Selama seminggu kami berkutat dengan kertas ulangan.
Hari ini adalah hari terakhir ulangan, dan yang membuatku semakin pusing adalah ini ulangan Fisika. Hitungan dan banyak rumus dimana-mana sama seperti Matematika. Huf! Menyebalkan!
Setelah berkutat lama dengan soal ulangan akhirnya selesai juga. Ternyata soal ini jauh lebih sulit dati yang kukira. Aku melirik jam tanganku, masih ada 20 menit lagi sebelum pulang.
Aku memijit pelipisku. Kepalaku terasa pening selama beberapa minggu ini. Tidak sengaja mataku melihat Ali yang duduk di baris pertama bangku nomor 2 di sebelah kanan. Dia terlihat santai sekali-ralat sangat santai sekali. Malahan saat ini ia tengah tertidur, entah sudah selesai mengisi lembar jawaban atau belum.
"Baiklah, yang sudah selesai harap kumpulkan ke depan. Mulai dari absen pertama." ucap sang pengawas, Bu Tuti.
Saat di bagian absen Ali ia masih saja tertidur. Teman yang sebangku dengannya sampai gemas dibuat oleh tingkah menyebalkannya. Selama ini banyak yang menghindari untuk duduk di dekat Ali. Tapi karna ini ulangan dan duduknya sesuai nomor absen, ya jadi mau tidak maulah mereka-yang mendapatkan absen paling awal-harus duduk dekat Ali.
Ali bangun dengan wajah kusut sehabis bangun tidur, dia mengomel sendiri karna acara tidurnya diganggu.
Setelah itu berlanjut ke absen selanjutnya hingga seterusnya.
***
Pulang sekolah, pukul 09.15.
Saat ini aku dan Seli tengah duduk menonton Ali latihan basket untuk tanding hari Rabu nanti.
Penonton bersorak kegirangan ketika Ali mencetak skor-terutama Seli dan fansnya Ali. Mereka semua berteriak ketika Ali mendribble bola menuju ring lawan. Telingaku serasa mau pecah mendengarnya.
Pertandingan dimenangkan oleh tim Ali. Ia tersenyum bangga memerhatikan sekelilingnya.
Ali menghampiri kami, aku menyerahkan handuk dan botol minumku kepadanya.
"Thanks, Ra." ucap Ali sambil mengedipkan sebelah matanya ke padaku. Seli di sebelahku sudah tertawa dengan keras, sehingga mengundang perhatian penonton yang lain. Aku hanya diam menanggapinya.
Ali duduk di sebelahku sambil menyeka keringat di dahi dan lehernya.
"Ra, Sel. Pulang yok." ajak Ali sambil menyampirkan tasnya di bahu sebelah kanan.
Aku dan Seli mengangguk. Ali kembali menenggak air minumku. Setelah itu ia mengembalikannya padaku.
"Makasih, Ra."
"Sama-sama, Al." jawabku sambil memasukkan botol ke saku tas.
"Eh, tapi kita singgah ke kantin bentar ya?" ajakku pada mereka. Mereka berdua langsung menoleh.
KAMU SEDANG MEMBACA
Is This Love? [DISCONTINUED]
Jugendliteratur"HANYA WORK ABAL-ABAL" JANGAN DIBACA PLIS🙏 (demi menjaga mata kalian dari tulisan yg bikin sakit mata) Raib adalah seorang gadis remaja keturunan klan Bulan, bersahabat dengan Seli dari klan Matahari, dan Ali dari klan Bumi+Aldebaran. Menjalani ke...