part 4

93 6 2
                                    

Tiga hari telah berlalu

Kita tidak berkabar sama sekali di dua hari tersebut indra masih menelfonku tapi tidak pernah aku angkat , spam chat aku juga tidak pernah aku balas , Menurutku mungkin dia sudah lelah menghadapi sikapku yang seperti itu.

Ada yang tergeliang di fikiranku ,
Tetapi indra tak pernah sama sekali seperti ini , sekalipun aku tidak membalas chatnya dia langsung kesini kerumahku tapi ini tidak..

Apa indra sudah bosan dengan ini semua , apakah dia tidak merindukanku , apakah dia memang membalas marahku ataupun dia memang sudah kecewa denganku , akupun tidak tau lebih jelasnya. Aku bingung harus bagaimana lagi ..

Aku sekarang merasa rindu tapi aku takut untuk memulai chat dia gimana , aku tunggulah sampai nanti sore kalau dia tidak mengabariku aku memutuskan untuk membalas chatnya lagi , aku mau tau kenapa alasan dia seharian ini gak menelfonku lagi dan nge Chat aku lagi.

Setelah itu aku melihat foto- foto nya di laci meja kamarku , aku rindu ndra , aku juga ingin bertemu entah kenapa perasaanku tidak mengenakan sama sekali aku khawatir , tidak biasanya kamu seperti ini , sekalipun kita bertengkar kamu pasti kesini untuk melihat bagaimana keadaanku baik-baik saja atau tidak .

Aku pun tidak bisa sabar untuk menunggu. Siang ini juga aku langsung memegang handphone dengan tujuan ingin mengabarinya aku khawatir dengannya ingin tau dia gapapa sekarang .

Entah kenapa tau-tau foto nya terjatuh dan pecah , handphone ku langsung aku taruh lagi dan aku kemudian membersihkan lantai yang penuh dengan kaca-kaca pecahan foto tersebut dengan tidak sengaja ada salah satu kaca yang menancap di jariku, sangat sakit sekali , seketika jariku langsung berdarah . Langsung aku ambil obat-obatan serta kasa , aku membersihkannya terlebih dahulu dan langsung aku perban karena darahnya cukup banyak yang keluar , lantai kamarku pun banyak tetesan darah dari jemariku .
Tidak dengan tenangnya , aku tetap memfikirkan indra.
Rasa khawatirku semakin bergejolak kepada indra.

Belum selesai aku membersihkan kaca yang masih ada di lantai ada yang menelfonku .
"Assalamualaikum.. Ini kakak anisya calon istri kak indra bukan aku riris kak adeknya calon suami kakak?" ujar riris(adiknya indra) dengan nada yang sedikit panik

"Waalaikumsalam dek , ada apa kok tumben nelfon kakak , gak biasanya kamu kayak gini ?" kataku agak kaget ketika riris menelfon aku

"Aku mau ngasih kabar bahwa Kak indra kecelakaan kak.. Sewaktu mau kerumah kakak , dia di bawa kerumah sakit , dia koma terus terusan manggil nama kakak terus , tolong kesini ya kak tolong banget , mama udah nunggu kakak disini aku pengen kak indra tau kakak walaupun itu yang terakhir kali " ujar riris sambil nangis dengan memberi kabar bahwa kakaknya kecelakaan

"Apa dek? Kecelakaan.. GAKK MUNGKIN......?" kataku yang langsung kaget dan langsung lemas , tetesan airmataku yang telah menetes satu demi satu mengetaui bahwa indra kecelakaan . Rasanya nyesel gabisa ngapa-ngapain sekarang , aku merasa bahwa aku hanya bermimpi seakan akan ini tidak mungkin .

Langsung lari kedepan rumah dan nunggu taxi yang lewat , tidak sampai lama taxi pun ada yang lewat begitu tepatnya ada taxi yang kosong . aku pergi ke rumah sakit naik taxi , saat taxi itu berjalan aku masih memfikirkan indra aku terus-terusan menangis, airmataku tidak bisa ku hentikan sama sekali , di tengah perjalan pun aku kena macet

"kenapa harus sekarang tuhan , aku ingin bertemu indra , aku pun ingin juga tau kondisi dia "

Karena waktu itu aku masih inget indra menurutku dia segalanya bagiku langsung aku turun dan lari menuju rumah sakit iya memang agak jauh menurutku tak apa , ini tidak seberapa dengan pengorbanan indra kepadaku aku lari terus menerus tanpa ada hentakan henti sekalipun

Aku tak punya fikiran nanti aku gimana yang aku fikirkan cuma indra , aku bisa kesana dan bisa lihat indra tujuanku cuma itu .

Pergi Tanpa Pamit Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang